Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Coolscuplting dan Sedot Lemak, Mana yang Lebih Efektif Melangsingkan?

KOMPAS.com - Rumus untuk menurunkan berat badan yang sudah teruji adalah dengan mengatur pola makan dan juga rajin berolahraga. Namun, pada sebagian orang seringkali ada area tubuh yang tetap berlemak walau berat badan berhasil turun.

Untuk kamu yang sulit mencapai target mendapatkan tubuh yang kencang tanpa lemak, melakukan terapi untuk mengatasi lemak berlebih bisa dipertimbangkan.

Jika selama ini masyarakat lebih sering mendengar istilah sedot lemak, saat ini sedang tren metode pelangsingan, yaitu coolscuplting.

Coolscuplting merupakan metode menghancurkan lemak di bawah kulit dengan suhu dingin (di bawah nol derajat).

“Coolscupting ini merupakan cryro-lipolisis atau metode penghancuran lemak tubuh dengan cara didinginkan dengan suhu tertentu dan waktu tertentu, sehingga akhirnya sel lemak akan mati dan dikeluarkan lewat urine dan keringat,” papar dr.Olivia Aldisa Dipl.AAAM dari De Vie Medical Aesthetic Clinic Jakarta.

Ia mengatakan, coolscuptling sangat berbeda dengan sedot lemak, walau sama-sama bertujuan untuk mengurangi lemak.

“Coolscuplting ini non-surgery, tidak ada pembedahan. menggunakan mesin, tanpa anastesi, tanpa ada obat yang dimasukkan ke tubuh,” kata dokter yang menjadi trainer metode Coolscuplting ini.

Sedot lemak (liposuction) membutuhkan anastesi dan juga sayatan kecil di area tubuh untuk memasukkan selang (kanula) yang akan menyedot lemak.

Sebaliknya, tindakan coolscuplting hanya menggunakan alat khusus yang ditempelkan ke bagian tubuh yang ditargetkan. Nantinya, lemak akan mengkristal dan mati, lalu dikeluarkan dari tubuh lewat metabolisme.

Coolsculpting pun terbilang praktis dan cepat. Untuk satu titik bagian tubuh yang ditargetkan hanya dibutuhkan waktu sekitar 35 menit. Namun, terkadang ada area tubuh yang menjadi “sarang lemak” seperti perut, bisa butuh 10 titik.

“Sekali pengerjaan akan mengurangi 20-27 persen lemak di area yg ditreatment. bukan di area tubuh lain. Kalau mau lebih kecil lagi bisa diulang sebulan kemudian di area yg sama,” kata Aldisa.

Setelah tindakan, pasien pun bisa beraktivitas dengan normal. Hasil pengurangan lemak akan terlihat paling optimal pada satu hingga tiga bulan pertama setelah terapi.

Obesitas bukan kandidat terapi coolscuplting

Terapi coolscuplting bisa dilakukan di hampir semua bagian tubuh yang memiliki “kantung lemak”, misalnya saja di area perut, paha luar dan paha dalam, lengan, area bawah ketiak, hingga dagu.

Meski begitu, orang yang masuk kategori obesitas tidak direkomendasikan untuk tindakan ini.

Aldisa menjelaskan, orang obesitas atau memiliki indeks massa tubuh di atas 30, memiliki area berlemak yang sangat luas atau tidak terlokalisasi.

“Kalau dikerjakan hanya di satu area dengan coolsculpting, masih ada area lain yang besar. Sehingga hasilnya kurang signifikan. Lebih baik pasien diet dan olahraga dulu sampai berat badan masuk kategori overweight, bukan obesitas, baru dilakukan coolscupting,” ujarnya.

Mesin berasal dari Amerika Serikat

Metode penghancuran lemak coolscupting berasal dari Amerika Serikat dan mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 2014. Hingga saat ini sudah banyak klinik kecantikan di Indonesia yang menawarkan program pelangsingan dengan terapi ini.

Aldisa menegaskan bahwa coolsculpting termasuk dalam tindakan medis sehingga perlu dilakukan oleh dokter yang tersertifikasi.

“Karena untuk mengerjakannya ada teknik dan standar tertentu. Kalau di salon metodenya bukan coolsculpting. Tidak bisa asal dilakukan oleh yang belum berpengalaman, nanti hasilnya tidak optimal,” ujarnya.

Setelah tindakan, pasien dianjurkan untuk tetap menjaga pola makan dan tetap aktif bergerak.

“Makin kita sering bergerak, makin banyak keringat yang keluar. Lemak-lemak yang sudah mati tadi jadi makin mudah dikeluarkan,” katanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/26/170000320/coolscuplting-dan-sedot-lemak-mana-yang-lebih-efektif-melangsingkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke