Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Awas, 5 Hal yang Bisa Undang Ular Masuk Rumah

KOMPAS.com - Ular biasanya hidup di hutan, tanah lapang, atau tempat yang lembap. Tapi, tak menutup kemungkinan ular bersarang di rumah.

Ya, dalam beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, ular ditemukan bersembunyi di bawah tempat tidur bahkan melilit di atap.

Sebagian orang menduga ular masuk rumah untuk mencari tempat berlindung setelah habitatnya mulai tergusur oleh permukiman.

Meski anggapan tersebut tidak salah, faktanya ada beberapa faktor yang menjadi menyebabkan ular masuk rumah. Apa saja?

5 hal yang mengundang ular masuk rumah

Seperti dilansir Best Life Online, ternyata ada lima hal yang bisa mengundang ular masuk rumah. Supaya kamu lebih waspada, simak yang berikut ini.

1. Ayunan

Beberapa penghuni rumah sengaja memasang ayunan yang terbuat dari ban bekas di halaman sebagai tempat bermain anaknya.

Akan tetapi ayunan ban dapat di halaman dapat menarik perhatian hewan melata tersebut masuk ke rumah.

Dalam hal ini ban yang dimanfaatkan sebagai ayunan dapat menampung air hujan. Hal ini dianggap ular sebagai sumber air untuk menghidrasinya.

Tidak hanya itu, seluncuran dan permainan lain yang terletak rendah dengan tanah berisiko menjadi tempat minum ular.

Supaya hal tersebut tidak terjadi, pastikan ban dilubangi terlebih dahulu sebelum dijadikan ayunan. Tujuannya, agar ban tidak menampung air hujan.

2. Tumpukan kayu

Halaman tidak jarang dimanfaatkan penghuni rumah untuk menempatkan benda-benda tidak terpakai, salah satunya kayu.

Ya, kayu biasanya ditumpuk hingga menggunung di halaman karena tidak ada ruang di rumah untuk menampungnya.

Walau terlihat praktis, faktanya tumpukan kayu di halaman dapat mengundang ular untuk datang ke rumah menurut Utah State University.

Hal tersebut patut diwaspadai lantaran ular memanfaatkan tumpukan kayu sebagai tempat menghangatkan tubuh.

Di sisi lain keberadaan tumpukan kayu dijadikan tikus dan hewan pengerat lainnya untuk bersarang dan berkembang biak.

Nah, keberadaan hama itulah yang menarik perhatian ular karena hewan melata ini membutuhkan pasokan makanan.

Supaya tidak terjadi, herpetologis asal Living Reptile Museum, Mississipi, AS menyarankan supaya tumpukan kayu di halaman disingkirkan.


3. Kompos

Tidak sedikit penghuni rumah yang suka berkebun membuat pupuk kompos dari sisa makanan atau sampah dedaunan.

Sayangnya, kalau tidak berhati-hati, kompos yang cepat terurai dengan tanah sering kali mengundang tikus dan hewan pengerat lain untuk datang.

Berawal dari situ, tidak menutup kemungkinan ular menyusup ke halaman supaya mendapatkan mangsa.

Ular juga menganggap kompos sebagai tempat persembunyian dan menunggu mangsa untuk datang.

Supaya tidak terjadi, sebaiknya sisa makanan yang dibuang diratakan dengan tanah dan jangan biarkan di halaman dalam keadaan menumpuk.

Hindari juga membuang daging, susu, atau makanan apa pun yang aromanya mudah dideteksi oleh hama.

Di sisi lain, Megan Cavanaugh dari Done Right Pest Solutions menyarankan penggunaan lap yang sudah dibasahi amonia.

Lap amonia dapat ditempatkan di sekitar rumah, pinggiran bangunan, atau titik-titik lainnya yang biasanya dilakui hama atau ular.

Cavanaugh mengatakan bahwa cara tersebut dapat dilakukan setiap beberapa minggu dan setelah hujan.

4. Selang

Faktor lainnya yang berisiko mengundang ular masuk ke rumah adalah selang.

Memang, selang punya fungsi untuk menyirami tanaman di halaman dan membuat depan rumah menjadi lebih adem.

Akan tetapi, selang yang dibiarkan menumpuk bisa dimanfaatkan ular sebagai tempat berlindung.

Ular juga dapat menggunakan selang supaya terhindar dari mangsa dan menghangatkan tubuh.

Tidak berhenti sampai di situ, tumpukan selang bisa menampung air dan mengundang ular untuk datang.

Ketimbang membiarkan selang dalam keadaan melingkar-menumpuk, pasanglah dudukan di dinding untuk menggantung selang.

Cara lain yang dapat dicoba adalah menggulung selang dan menempatkannya jauh dari tanah.

Jika tidak, periksa keadaan selang apakah sudah bocor atau belum dan perhatikan keran supaya tidak menimbulkan genangan.


5. Tempat mandi burung

Tidak banyak rumah di Indonesia yang memiliki tempat mandi burung di halamannya.

Kalau pun ada yang mempunyainya, melihat burung membasahi tubuhnya di tempat tersebut tidak selamanya indah.

Pasalnya tempat pemandian burung berisiko mengundang ular masuk ke rumah.

Menurut Utah State University, burung punya kebiasaan makan yang berantakan dan menyebarkan benih ke tanah.

Nah, dari situ, hewan pengerat akan datang untuk memakan benih dan hal ini merupakan faktor pengundang ular.

Hewan melata tersebut tentunya "senang" dengan keberadaan hewan pengerat karena mereka bisa mendapatkan mangsa.

Di sisi lain tempat pemandian burung menjadi tempat bagi ular untuk mengatur suhu tubuh ketika cuaca panas.

Karena alasan itu, tempat pemandian burung sebaiknya dibuang airnya supaya tidak menggenang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/01/131639020/awas-5-hal-yang-bisa-undang-ular-masuk-rumah

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com