Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Efek Samping Waxing dan Cara Mengatasinya

Sebab, metode ini terkadang meninggalkan bekas yang disertai dengan bercak kemerahan, jerawat, bulu yang tumbuh ke dalam, dan banyak lagi. 

Tetapi, efek samping waxing yang mudah diatasi seharusnya tidak membuat kita kehilangan manfaatnya.

Dengan mengetahui tentang perawatan pencegahan dan cara mengatasi masalah ketika muncul, maka waxing pun berubah menjadi proses yang mengasyikkan untuk menghilangkan bulu.

Dilansir laman Byrdie, para ahli pun menjelaskan lebih lanjut mengenai potensi efek samping waxing dan cara mengatasinya sebagai berikut.

1. Kemerahan dan peradangan

Apakah waxing membuat kulit meradang dan kemerahan? Jawabannya adalah ya.

Kondisi ini terutama terjadi jika kita menghilangkan rambut tebal atau memiliki kulit yang sensitif. 

"Panas (dari waxing) terkadang akan menyebabkan kemerahan dan peradangan yang menyebabkan pembuluh darah melebar dan lebih banyak darah mengalir ke area yang sedang di-waxing."

Demikian penuturan ahli waxing dan estetika untuk Wakse, sebuah merek waxing tubuh di rumah, Shay Sadrolashrafi.

Meskipun kita mungkin tidak dapat sepenuhnya menghindari efek samping ini, namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menguranginya. 

Cara mengatasinya:

Satu hal yang dapat membantu adalah menggunakan serum berbahan dasar lidah buaya untuk menenangkan kulit dan meredakan peradangan atau kemerahan pasca waxing.

Jika area yang di-waxing tertutup oleh pakaian, pilihlah pakaian yang longgar dan nyaman karena gesekan hanya akan semakin mengiritasi bagian kulit yang sudah parah.


2. Jerawat

Meski bulu kita sudah hilang, tapi sekarang kita ditinggalkan dengan 1-2 jerawat. 

Sayangnya, ada kemungkinan hal ini akan terjadi, bahkan jika kita pergi ke ahli waxing terbaik atau kita memang rentan terhadap jerawat.

"Waxing memang menghilangkan bulu, tapi metode ini juga menghilangkan sebagian kulit di permukaan, sehingga pori-pori kita terbuka."

Begitu penjelasan dokter spesialis kulit dan pendiri klinik dermatologi Fifth Avenue Aesthetics, Marie Hayag, MD.

"Alhasil, jerawat akan terbentuk jika pori-pori terinfeksi bakteri," ungkap dia. 

Cara mengatasinya:

Tentu saja, ketekunan sebelum dan sesudah waxing, termasuk menjaga kebersihan dasar, adalah kuncinya.

Ahli waxing, Rachael Gallo, pun merekomendasikan untuk membersihkan kulit setelah body wax.

"Bersihkan kulit segera setelahnya dengan pembersih berbusa yang lembut untuk menghilangkan bakteri yang terbawa melalui folikel," kata dia.

Sebelum melakukan waxing, Hayag juga menyarankan untuk mempersiapkan kulit.

"Mencegah jerawat sejak awal itu penting. Pastikan untuk melakukan eksfoliasi sebelumnya. Menggunakan sabun mandi dengan exfoliant seperti asam salisilat dapat mencegah jerawat dan juga mengobatinya," kata dia. 

"Hindari mengorek jerawat dan kenakan pakaian longgar untuk menghindari iritasi kulit lebih banyak lagi," ujar dia.

Menurut Hayag, kadang-kadang setelah dihilangkan, bulu bisa tumbuh kembali ke bawah, bukan ke atas dan tidak merusak permukaan kulit. 

"Biasanya, hal ini lebih sering terjadi di area di mana bulu yang lebih tebal seperti ketiak atau garis bikini. Hal ini juga lebih sering terjadi pada orang dengan rambut keriting," ungkap dia.

Cara mengatasinya:

Kabar baiknya adalah, dengan mempersiapkan kulit dengan benar dan merawatnya setelah bulu hilang, kita dapat menghindari benjolan yang mengganggu ini. 

"Untuk merawat rambut yang tumbuh ke dalam, saya sarankan untuk melakukan eksfoliasi 24-48 jam sebelum dan sesudah waxing dan lanjutkan ini tiga kali seminggu," kata Sadrolashrafi.

"Kemudian, tindak lanjuti dengan menggunakan serum pasca perawatan," jelas dia.


4. Benjolan

Kadang-kadang, kita melihat kulit yang baru di-waxing beberapa jam setelahnya akan muncul benjolan. 

Benjolan itu bukan jerawat dan juga bukan rambut yang tumbuh ke dalam. Lantas apakah itu?

Ternyata, benjolan yang tersebut sangat mirip dengan benjolan yang kita lihat ketika berhadapan dengan luka bakar pisau cukur.

"Benjolan yang timbul sering kali disebabkan karena reaksi tubuh kita terhadap folikel rambut yang sedang di-waxing dan stres yang terjadi pada kulit," kata Sadrolashrafi.

Cara mengatasinya:

Menurut Gallo, apakah benjolan tersebut memerlukan perawatan akan tergantung pada tingkat keparahannya. 

Dia mengatakan bahwa benjolan yang muncul tanpa kemerahan sering kali bertahan selama dua hari dan menghilang setelahnya, jadi tidak perlu khawatir untuk mengobatinya. 

Namun, jika kita mengalami rasa sakit akibat benjolan ini, Hayag menyarankan untuk menggunakan dua pengobatan topikal, tetapi lanjutkan dengan hati-hati saat menggunakan pelembab.

"Kita bisa menggunakan kompres dingin untuk menenangkan kulit sesudahnya," ujarnya.

"Menerapkan krim kortison topikal adalah cara yang baik untuk mengurangi peradangan. Pastikan bahwa pelembab yang digunakan setelahnya tidak memiliki wewangian di dalamnya," sambung dia.

"Memar bisa menjadi hal yang umum untuk kulit sensitif karena kita menahan kulit saat melakukan waxing."

"Ini dapat menyebabkan pendarahan subkutan, yaitu pendarahan di bawah kulit yang menciptakan memar," kata Gallo.

Jika memar adalah hasil dari sesi waxing, di lain waktu kita perlu melakukannya dengan lebih lembut.

Tetapi, apabila kita mengalami memar setelah layanan waxing profesional, jangan kembali ke tempat tersebut.

Cara mengatasinya:

Sayangnya, memar tidak mudah diatasi. Cobalah krim CBD atau antiinflamasi untuk membantu mengatasi rasa sakitnya. 

Jika tidak, Sadrolashrafi mengatakan untuk mempertimbangkan mengonsumsi ibuprofen guna mengurangi rasa sakit atau mengompres kulit yang memar dengan kompres dingin. 

Namun, jika memar tidak memudar atau semakin parah selama beberapa hari, dia merekomendasikan untuk pergi ke profesional medis untuk mendapatkan bantuan.


6. Kulit terbakar atau terangkat

Jika waxing benar-benar sakit, kulit sangat merah, dan terlihat terbakar atau terkikis, itu adalah masalah yang besar.

"Kulit yang terbakar dan terkelupas dapat terjadi karena lilin yang digunakan terlalu panas untuk kulit."

"Kulit yang terangkat juga dapat terjadi jika area yang sama di-waxing lebih dari sekali," kata Hayag.

Secara alami, masalah khusus ini cenderung lebih sering terjadi pada waxing di rumah daripada yang terjadi pada profesional.

Panas adalah penyebab yang paling mungkin di balik pembakaran dan kerusakan pasca waxing.

Namun,jika panas waxing bukanlah masalahnya, maka kita mungkin perlu melakukan sedikit pendeteksian. 

Ketika berurusan dengan kulit, selalu ada kemungkinan interaksi dengan obat yang diminum atau produk perawatan kulit yang digunakan. 

Selain itu, kita juga dapat mengalami reaksi yang terkait dengan kondisi medis.

"Jika kita menggunakan krim retinol atau mengonsumsi obat-obatan, kulit bisa menjadi lebih tipis dan rentan terangkat selama waxing, jadi pastikan selalu memberi tahu terapis obat dan krim apa yang digunakan," sebut Gallo.

Cara mengatasinya: 

Kita perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra dan jika perlu menghindari waxing di zona tertentu atau menemukan metode penghilangan bulu yang baru. 

"Untuk merawat area yang terbakar, penting mengoleskan lapisan krim antiseptik yang merata selama beberapa hari ke depan dan sebisa mungkin hindari panas apa pun sampai area yang terkena sembuh," saran Sadrolashrafi.


7. Rasa sakit

Rasa sakit yang tajam mungkin hanya muncul saat bulu dicabut, tetapi bisa sulit untuk ditangani, terutama di area yang halus. 

Memang, bulu akan ditarik dari akarnya, tetapi ketidaknyamanannya seharusnya hanya sebentar dan dapat ditoleransi jika kita rileks dan di bawah perawatan seorang profesional. 

"Rasa sakit bisa disebabkan oleh kerusakan otot. Sering kali, kita dapat menahan otot dengan kencang dan menggunakan gerakan cepat untuk menarik lilin dari kulit," jelas Gallo.

Cara mengatasinya:

Baik itu pergi ke salon profesional atau menghemat uang dengan melakukan waxing sendiri, kita dapat mencoba meminimalkan rasa sakit dengan mengonsumsi ibuprofen, mengenakan pakaian yang longgar, serta menghindari produk tertentu. 

"Mengonsumsi ibuprofen sebelum waxing akan mengurangi peradangan dan membantu meringankan rasa sakit selama dan sesudahnya," kata Hayag.

"Kenakan pakaian yang longgar untuk mencegah iritasi lebih lanjut di area tersebut," tambah dia.


8. Perubahan warna kulit

Mungkin bulu belum tumbuh kembali, tetapi hampir terlihat seperti sudah tumbuh kembali. Atau, kulit terlihat lebih gelap seperti bintik matahari yang terbentuk. 

Jika itu yang terjadi, kita mungkin mengalami peningkatan pigmentasi kulit.

"perubahan warna kulit disebut hiperpigmentasi pasca-inflamasi. Hal ini dapat disebabkan oleh kehangatan lilin atau tarikan pada rambut."

"Kadang-kadang hanya iritasi dari waxing yang menyebabkan perubahan warna," kata Gallo.

Cara mengatasinya:

Hal terbaik yang dapat dilakukan dalam kasus ini adalah membiarkan bulu tumbuh kembali dan temui dokter kulit sebelum mencoba untuk melakukan waxing atau mencukur area tersebut lagi. 

Dokter juga mungkin merekomendasikan untuk mengaplikasikan produk dengan bahan-bahan yang dapat mengatasi hiperpigmentasi. 

"Hiperpigmentasi pasca-inflamasi membutuhkan waktu dan kesabaran untuk mengobatinya," tutur Hayag.

"Produk dengan hidrokuinon dapat membantu dengan hiperpigmentasi. Niacinamide dan asam mandelic juga merupakan bahan yang baik untuk dicari dalam produk untuk membantu memudarkan hiperpigmentasi," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/02/140116620/8-efek-samping-waxing-dan-cara-mengatasinya

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com