Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Minum Air Jeruk Nipis dan Madu Bisa Obati Batuk, Benarkah?

Bahkan, campuran perasan jeruk nipis dan madu telah terbukti efektif dalam mengatasi batuk, serta rasa tidak nyaman pada tenggorokan.

Ini disebabkan karena kedua bahan tersebut mengandung sifat antioksidan dan antibakteri yang diketahui sangat baik dalam mengobati penyakit.

Kandungan nutrisi jeruk nipis dan madu

Menurut United States Department of Agriculture (USDA), satu porsi (100gram) air jeruk nipis memiliki 25 kalori, 0,42 gram protein, dan 8,42 gram karbohidrat.

Satu porsi perasan jeruk nipis juga mengandung sumber mineral yang baik seperti kalsium, magnesium dan fosfor, yang membantu jantung dan otot tubuh berfungsi secara efektif, serta dengan transportasi nutrisi ke seluruh sel.

Selain itu, jeruk nipis adalah sumber vitamin C yang sangat baik, jadi satu porsi airnya menawarkan 30 miligram, atau 33 persen dari dosis harian vitamin yang direkomendasikan.

Perpustakaan Kedokteran Nasional AS menjelaskan bahwa vitamin C adalah antioksidan penting yang diperlukan untuk kesehatan kulit dan perkembangan tulang.

Vitamin C juga membantu dalam pembentukan jaringan ikat dan dalam penyembuhan luka.

Di sisi lain, satu porsi madu menawarkan sekitar 286 kalori, 82,4 gram atau 27 persen dari nilai harian karbohidrat dan 82,1 gram gula.

Madu tidak memiliki lemak dan hanya menyumbang satu persen untuk dosis harian serat dan protein.

Selain itu, satu porsi madu memiliki dua persen dari dosis harian zat besi yang direkomendasikan.

Sebab, jika tubuh kekurangan zat besi, maka itu akan menyebabkan anemia yang dapat memengaruhi kapasitas pembawa oksigen dalam darah.

Manfaat jeruk nipis dan madu

Sifat antiinflamasi madu telah menjadikannya pilihan utama sebagai salep untuk luka selama berabad-abad.

Sebuah studi pada Oktober 2019 yang diterbitkan dalam PLOS One menemukan bahwa madu tidak hanya membantu mengurangi peradangan, tetapi juga menawarkan efek antibakteri karena kadar hidrogen peroksida.

Jenis madu tertentu, seperti madu manuka, mengandung senyawa fitokimia tertentu seperti methylglyoxal dan flavonoid yang menunjukkan sifat antimikroba.

Flavonoid juga merupakan antioksidan kuat yang dapat membantu melindungi tubuh dari timbulnya penyakit neurodegeneratif seperti parkinson dan alzheimer.

Sebuah studi pada bulan Agustus 2018 yang diterbitkan dalam Molecules juga mengungkapkan bahwa madu soba menawarkan tingkat aktivitas antioksidan tertinggi, sementara madu rapeseed memiliki yang paling sedikit.

Mayo Clinic menjelaskan, perasan jeruk nipis dan madu menjadi metode yang telah lama digunakan untuk menenangkan sakit tenggorokan dan batuk.

Selain itu, menurut sebuah tinjauan yang diterbitkan dalam CMAJ pada Februari 2014, madu mungkin memiliki efek positif dalam menekan batuk di malam hari ketika diberikan kepada anak-anak yang lebih tua dari 12 bulan.

Kendati demikian, madu tidak boleh diberikan kepada bayi, karena salah satu efek sampingnya adalah keracunan botulisme, terutama ketika menggunakan madu mentah.

Sama seperti madu, perasan jeruk nipis kaya akan fitokimia seperti flavonoid dan alkaloid yang menawarkan efek antiinflamasi dan antioksidan.

Hasil penelitian pada bulan Maret 2014, yang diterbitkan dalam International Journal of Pure and Applied Sciences and Technology menunjukkan bahwa jeruk nipis dan madu yang dipanaskan, menunjukkan kualitas antimikroba dan efektif menghancurkan dinding sel bakteri penyebab sakit tenggorokan dan batuk.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/27/170057720/minum-air-jeruk-nipis-dan-madu-bisa-obati-batuk-benarkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com