Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Panu, Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Kita mungkin sudah tidak asing dengan masalah kulit panu atau yang juga dikenal sebagai tinea versicolor.

Secara umum, panu disebabkan oleh infeksi jamur superfisial karena pertumbuhan ragi yang berlebihan pada kulit.

Masalah ini biasanya ditandai dengan munculnya ruam yang berkembang menjadi bercak-bercak berbeda pada kulit yang berubah warna dan terasa gatal.

Untungnya panu tidak menular dan dapat diobati secara efektif dengan produk antijamur yang dijual bebas (OTC).

Nah, seperti yang dilansir dari laman Very Well Health, berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui lebih lanjut mengenai panu, termasuk cara mengatasinya.

Gejala-gejalanya

Gejala panu adalah ruam yang muncul sebagai bercak datar kecil pada kulit yang berubah warna dengan batas yang jelas.

Ruam mungkin hipopigmentasi (lebih terang dari kulit di sekitarnya) atau hiperpigmentasi (lebih gelap dari kulit di sekitarnya), dalam warna mulai dari putih, merah, merah muda, hingga cokelat.

Bercak ruam panu juga dapat perlahan-lahan bertambah besar, kemudian bergabung dengan bintik-bintik di dekatnya untuk menciptakan area besar kulit yang berubah warna.

Kadang-kadang, bercak tersebut akan berkurang atau hilang selama musim dingin, tetapi bisa kembali lagi saat cuaca panas dan lembap.

Infeksi biasanya berkembang di punggung, dada, dan bahu, tetapi juga bisa muncul di lengan, leher, dan wajah. Gejala lain dari panu termasuk gatal-gatal ringan dan kekeringan atau bersisik.

Penyebab panu

Ragi yang menyebabkan panu adalah keluarga Malassezia, termasuk Pityrosporum orbiculare dan Pityrosporum ovale.

Ragi-ragi ini secara alami terdapat pada lapisan luar kulit (stratum corneum) maupun folikel rambut pada kulit normal dan sehat.

Meskipun secara umum tidak berbahaya, ragi-ragi ini bisa mengalami pertumbuhan berlebih dan berubah menjadi fase miselium patogenik yang dikenal sebagai Malassezia furfur dan mengakibatkan pecahnya ruam.

Hipopigmentasi terjadi ketika ragi menghasilkan bahan kimia yang dapat mematikan melanosit atau sel kulit khusus yang menghasilkan melanin, pigmen yang bertanggung jawab untuk warna kulit, mata, dan rambut.

Sementara hiperpigmentasi adalah hasil dari peradangan yang disebabkan oleh infeksi jamur.

Ada sejumlah hal yang menyebabkan pertumbuhan ragi yang berlebihan, termasuk:

• Pengangkatan kelenjar adrenal

• Penyakit cushing (kelebihan hormon kortisol dalam darah)

• Kehamilan

• Perubahan hormon

• Malnutrisi

• Luka bakar

• Terapi steroid

• Sistem kekebalan tubuh yang tertekan

• Kontrasepsi oral

• Cuaca panas dan lembap

• Kulit berminyak

Panu juga dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling umum terjadi pada masa remaja dan awal masa dewasa (saat kelenjar sebaceous sangat aktif). Hal ini umumnya terlihat di iklim tropis dan semi-tropis.

Diagnosis

Sebagian besar kasus panu dapat didiagnosis oleh dokter berdasarkan penampilan ruam, meskipun kadang-kadang dapat dikacaukan dengan sejumlah ruam lainnya, termasuk:

• Vitiligo (kulit kehilangan melanosit)

• Sifilis (infeksi bakteri yang disebarkan melalui kontak seksual)

• Pityriasis rosea (ruam yang timbul, bercak bersisik merah)

• Pityriasis alba (ruam bercak bersisik berwarna terang)

• Eksim (kulit meradang, gatal, dan pecah-pecah)

• Psoriasis (penyakit kulit kronis yang disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh)

• Dermatitis seboroik (bercak bersisik terutama pada kulit kepala dan area tubuh yang berminyak, termasuk wajah dan dada)

Ketika pengujian tambahan diperlukan untuk membedakan panu dari ruam lainnya, diagnosis dapat dikonfirmasi dengan salah satu dari beberapa tes berikut:

• Tes KOH, yang merupakan singkatan dari postassium (K), oksigen (O), dan hidrogen (H), yang dapat mengonfirmasi penampilan karakteristik ruam mirip "spaghetti dan bakso" di bawah mikroskop

• Pemeriksaan lampu Wood akan membuat ragi bersinar kuning pucat di bawah cahaya hitam

• Kultur jamur, meskipun jarang digunakan, ini dapat mengonfirmasi infeksi dengan menumbuhkan jamur pada media kultur.

Cara mengatasinya

Panu hampir selalu bisa diatasi secara efektif dengan sabun, sampo, atau krim antijamur OTC topikal.

Sampo dengan kandungan satu persen zinc pyrithione, yang lebih mudah ditemukan daripada sabun, juga efektif melawan panu.

Untuk kasus panu yang sangat parah atau yang tidak bisa diatasi dengan perawatan OTC, obat resep mungkin diperlukan.

Antijamur oral seperti Diflucan (flukonazol), serta krim dan sampo antijamur resep seperti Nizoral (ketokonazol) adalah beberapa pilihan yang sering digunakan.

Di samping itu, panu memiliki tingkat kekambuhan sekitar 80 persen setelah dua tahun dan pengobatan ulang mungkin diperlukan.

Jadi, bagi orang yang rentan mengembangkan panu, penggunaan sabun atau pencuci antijamur secara teratur dapat membantu mencegah ruam kambuh kembali.

Sebulan sekali biasanya direkomendasikan, tetapi beberapa orang mungkin perlu menggunakan produk antijamur lebih sering, terutama pada bulan-bulan cuaca hangat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/12/060600020/mengenal-panu-gejala-penyebab-diagnosis-dan-cara-mengatasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke