KOMPAS.com - Merasa cemas atau khawatir akan sesuatu memang normal dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak.
Namun pada beberapa anak, rasa cemas tersebut bisa mempengaruhi perilaku dan pikiran secara terus menerus. Tak jarang, aktivitas di sekolah dan kehidupan sosial anak pun terganggu karenanya.
Jadi jika anak mengalami hal itu, kemungkinan besar anak menderita gangguan kecemasan atau anxiety disorder, yang perlu ditangani oleh profesional.
Adapun gangguan kecemasan pada anak ini dapat disebabkan oleh beberapa hal.
Dilansir dari NHS, beberapa anak memang lahir dengan rasa kecemasan dan sulit mengatasi rasa stres yang berbeda dengan anak lainnya.
Kendati demikian, gangguan kecemasan pada anak juga bisa disebabkan oleh berada di sekitar orang lain yang mengalami hal serupa.
Lalu, ada pula beberapa anak yang mengalami gangguan kecemasan setelah melalui momen yang membuatnya stres, seperti berikut.
Selain itu, anak-anak dengan gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD) dan gangguan spektrum autistik juga cenderung lebih sering mengalami gangguan kecemasan.
Gejala gangguan kecemasan pada anak
Untungnya, gejala gangguan kecemasan pada anak bisa dideteksi. Berikut beberapa gejalanya.
Gangguan kecemasan akibat separation anxiety atau karena perpisahan dengan orang yang disayangi juga rentan dialami oleh anak kecil, sementara anak yang lebih tua dan remaja umumnya lebih sering cemas karena masalah sekolah atau hubungan sosial.
Membantu anak penderita gangguan kecemasan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua jika memiliki anak penderita gangguan kecemasan.
Namun hal pertama yang perlu dilakukan adalah berdiskusi dengan anak terkait kecemasan dan kekhawatirannya.
Sebab, banyak anak yang kecemasannya akan menghilang setelah ditenangkan oleh orangtuanya.
Kendati demikian, berbicara dengan profesional seperti psikolog dapat bisa dilakukan jika kecemasan anak terjadi terus menerus atau anak mengalami hal berikut:
Para ahli pun biasanya akan memberikan beberapa bantuan untuk mengatasi kecemasan sesuai usia dan penyebabnya.
Misalnya saja, konseling yang dapat membantu anak untuk memahami apa yang membuatnya merasa cemas dan mendorong anak untuk menyelesaikan masalahnya.
Lalu, ada pula, cognitive behavioural therapy (CBT), sebuah terapi berbicara yang dapat membantu anak mengatasi kecemasannya dengan mengubah cara berpikir dan perilakunya.
Terkadang, obat-obatan untuk mengatasi kecemasan pun bisa diberikan paa anak jika gangguan kecemasan yang diderita cukup parah atau tidak membaik setelah terapi CBT.
Biasanya, obat ini hanya diresepkan oleh dokter spesialis kesehatan mental anak dan remaja.
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/07/061950620/gangguan-kecemasan-pada-anak-gejala-hingga-cara-mengatasinya