Dua gangguan mental yang terbilang umum adalah serangan kecemasan (anxiety attack) dan serangan panik (panic attack).
Keduanya sama-sama mengganggu aktivitas dan memiliki gejala yang mirip. Namun apa itu anxiety attack dan panic attack?
Anxiety attack vs panic attack
Menurut psikolog klinis Regina Josell, PsyD, anxiety attack dan panic attack sedikit berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya:
Gejala panic attack
Individu dapat dikatakan mengalami panic attack jika mengalami empat atau lebih dari gejala berikut:
Sayangnya, jika kita pernah mengalami satu panic attack, kondisi itu cenderung kambuh di kemudian hari.
Kekhawatiran tentang panic attack yang akan terjadi kembali dapat memicu serangan yang sebenarnya.
Hal ini membuat seseorang cenderung menghindari situasi atau tempat-tempat di mana mereka mengalami panic attack sebelumnya, bahkan tidak mau keluar rumah, catat Josell.
"Namun, kita tidak perlu khawatir karena serangan panik dapat diobati," sebutnya.
Tips menghadapi panic attack
1. Beri label pada kondisi yang dialami
Saat panic attack menyerang, individu sering merasa sedang terkena serangan jantung atau kehilangan kendali. Hal tersebut bisa sangat intens dan terjadi tiba-tiba.
Untuk mengatasi hal ini, cobalah belajar tentang panic attack dan mengenali gejalanya agar kita bisa tetap tenang jika mengalami serangan berikutnya.
Misalnya, kita dapat berkata dalam hati "ini adalah serangan panik, tidak akan membunuh saya, meski akan terasa tidak nyaman tapi akan berakhir."
2. Dicatat
Catat kapan dan di mana panic attack terjadi, berapa lama serangan berlangsung, serta apa yang mungkin memicunya.
Dengan mengidentifikasi pemicu tertentu, kita dapat menemukan cara khusus untuk mengatasi pemicu tersebut.
Melacak panic attack juga membantu kita melihat apakah strategi yang digunakan berhasil atau tidak.
Jika serangan mulai terjadi lebih jarang atau berlangsung lebih singkat, maka kita akan semakin percaya diri dan merasa lebih baik.
3. Bernapas
Latihan pernapasan dalam dapat membantu menenangkan respons panik pada tubuh, sehingga napas dan detak jantung kembali normal.
4. Arahkan perhatian ke aktivitas lain
"Semakin kita fokus pada rasa panik, semakin buruk keadaannya," kata Josell.
Oleh karena itu, cobalah mengalihkan perhatian dengan melakukan sesuatu seperti mencuci wajah, menyikat gigi, membelai anjing, atau mencium aroma yang menyenangkan.
Dengan menggunakan indera lain seperti penciuman dan sentuhan, hal ini bisa membantu kita merasa lebih tenang.
5. Mencari bantuan
Tenaga profesional kesehatan mental dapat membantu menemukan cara untuk mengatasi kecemasan serta mengobati serangan panik dan gangguan panik.
Mereka biasanya menggunakan teknik restrukturisasi kognitif. Dalam teknik ini, kita belajar mengidentifikasi dan mengubah pikiran-pikiran yang terkait dengan pemicu panik.
"Setelah kita belajar mengelola pikiran-pikiran tersebut daripada menghindarinya, seringkali intensitas dan frekuensi serangan panik dapat berkurang," jelas Josell.
"Jika itu sudah mengganggu kehidupan kita, maka saatnya mencari bantuan dan mengambil langkah untuk mengendalikan kondisi itu."
https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/09/090000520/jangan-keliru-ini-bedanya-anxiety-attack-vs-panic-attack