Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahaya Orangtua Toxic terhadap Perkembangan Anak

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Berada di keluarga yang harmonis dan mendukung segala hal yang dilakukan anaknya adalah privilese besar. Pasalnya, banyak di sekitar kita yang memiliki orangtua toxic dan kerap meremehkan apa yang anaknya lakukan.

Salah satu sifat yang dimiliki oleh orangtua toxic adalah mampu memanipulasi anaknya. Informasi ini pun dijelaskan seorang psikolog, Rieny Hasan, dalam siniar Obrolan Meja Makan edisi Tanya Jawab Psikologi episode “Ibu yang Memanipulasi Anak” dengan tautan akses dik.si/OMMIbu.

Bahaya Menjadi Orangtua Toxic

Orangtua toxic adalah istilah yang digunakan untuk orangtua yang memberikan pengasuhan yang tidak sesuai. Alih-alih menyediakan rasa aman, mereka justru membuat anak-anaknya takut sehingga membentuk sang buah hati menjadi pribadi yang memiliki trauma.

Meskipun orangtua sebagai manusia juga pasti akan membuat kesalahan, orangtua toxic biasanya melakukan kesalahan tersebut secara berulang-ulang. Mereka justru lebih mementingkan tujuannya agar tercapai daripada mempertimbangkan bagaimana kondisi anak-anak mereka.

Bahkan, sebagian besar orangtua toxic kemungkinan besar enggan meminta maaf atau mengakui bahwa apa yang mereka lakukan itu salah sehingga perlakuan ini cenderung berlangsung secara terus-menerus atau progresif.

Akhirnya, perilaku mereka pun bisa melenyapkan kesehatan psikologis dan memengaruhi karakter anak-anak saat mereka dewasa nanti. Dalam penelitian Putri (2022) diperlihatkan bahwa adanya korelasi yang signifikan antara kesehatan mental terhadap perilaku orangtua yang toxic.

Menurut penelitian tersebut, 42,9 persen kesehatan mental seorang remaja berasal dari bagaimana cara orangtua mendidik mereka. Dalam pola toxic parenting, orangtua tidak menghargai anaknya, seperti mudah meremehkan hal-hal yang sudah anak lakukan dalam hidup kesehariannya.

Orangtua toxic dapat memberikan efek negatif yang sangat besar untuk kesehatan mental anak-anak. Anak tipe penurut akan berusaha sekeras mungkin untuk membahagiakan orangtuanya agar tak mendapat hukuman. Sementara itu, anak tipe pemberontak akan menjadi nakal dan tak terkendali.

Karakteristik Orangtua Toxic

Mengutip Healthline, ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh orangtua toxic. Pertama, mereka tak jarang berperilaku egois. Saat sang anak tak mencapai target yang telah ditetapkan orangtua, mereka memberikan hukuman yang menyakiti sang buah hati.

Kedua, memberikan pelecehan atau kekerasan fisik dan verbal kepada sang anak. Biasanya, orangtua toxic memberikan hukuman kepada sang anak berupa kekerasan. Misalnya, mereka akan memukul atau mengancam jika anak gagal.

Ketiga, orangtua toxic juga akan mengontrol bagaimana anak berperilaku. Bahkan, mereka kerap melanggar privasi anak hingga akhirnya mengendalikan keputusan anak sampai ia dewasa. Akibatnya, anak bisa mudah memberontak dengan aksi yang lebih kejam.

Keempat adalah manipulatif. Orangtua toxic akan berusaha mengendalikan anak-anak dengan perasaan bersalah. Mereka justru akan membuat seolah-olah sang anaklah yang salah hingga akhirnya ia harus meminta maaf.

Dengarkan penjelasan lengkap seputar orangtua toxic dalam siniar Obrolan Meja Makan edisi Tanya Jawab Psikologi episode “Ibu yang Memanipulasi Anak” dengan tautan akses dik.si/OMMIbu.

Di sana, ada informasi menarik seputar dunia parenting dan hubungan yang tak boleh kamu lewatkan. Tunggu apalagi? Ikuti siniarnya sekarang juga dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/04/060000820/bahaya-orangtua-toxic-terhadap-perkembangan-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke