Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diet Mediterania Efektif Kurangi Risiko Diabetes, Benarkah?

KOMPAS.com - Diet Mediterania menjadi populer di kalangan penggiat kebugaran karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Para ahli menganjurkan diet Mediterania karena selain mendorong pelakunya untuk mengonsumsi berbagai makanan sehat, diet ini mudah diikuti dan dipertahankan dalam jangka panjang.

Kini, sains menemukan fakta baru terkait pengaruh diet Mediterania terhadap risiko diabetes tipe 2.

Hasil studi terbaru menunjukkan, diet Mediterania dapat membantu menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 lebih efektif dari yang sebelumnya diperkirakan.

Apa itu diet Mediterania?

Diet Mediterania mengacu pada pola makan yang dianut orang-orang di selatan Italia, selatan Spanyol, dan Yunani.

Diet ini sarat akan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, protein rendah lemak, ikan, dan lemak sehat untuk jantung.

Meski disebut "diet", pola makan ini tidak memiliki aturan yang mengikat dan pelakunya bisa makan sebagian besar jenis makanan.

Maka dari itulah, diet Mediterania dapat dijadikan pola diet yang berkelanjutan.

Para peneliti menemukan, individu dari negara "pencetus" diet Mediterania seperti yang disebutkan di atas, dan mereka yang mengikuti diet tersebut memiliki risiko penyakit kronis yang lebih rendah.

Diet Mediterania dan diabetes tipe 2

Diet Mediterania sering dianjurkan untuk mencegah diabetes tipe 2 dan dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit tersebut.

Salah satu penulis studi terbaru, Nita Forouhi, MBBS, PhD mencatat, studi terdahulu mengenai diet Mediterania dan diabetes tipe 2 didasarkan pada laporan subjektif.

Artinya, studi tersebut hanya mengandalkan laporan dari partisipan studi yang mungkin tidak akurat.

"Kami ingin meningkatkan penilaian asupan makanan dengan menggunakan penanda (biomarker) objektif dari makanan yang dapat diukur dalam darah," ungkap Forouhi.

Tim peneliti mengumpulkan data dari 340.234 individu yang tinggal di delapan negara di Eropa.

Mereka menggunakan karotenoid darah dan asam lemak untuk menilai kepatuhan peserta dalam menjalani diet Mediterania.

"Kami fokus pada penanda nutrisi larut dalam lemak karena itu dapat mencerminkan paparan makanan selama beberapa minggu atau bulan sebelum pengambilan darah," imbuh Forouhi.

Sederhananya, biomarker tersebut membantu para peneliti mengetahui apakah diet Mediterania menjadi kebiasaan bagi peserta studi atau tidak.

Hasil studi menunjukkan, mengikuti diet Mediterania dapat menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 yang baru muncul.

Lalu hasil lainnya, biomarker nutrisi lebih efektif dalam menilai pola makan ketimbang kuesioner penilaian diri.

Berdasarkan fakta yang ditemukan, mengadopsi diet Mediterania bisa memberikan manfaat lebih besar dalam pencegahan diabetes tipe 2 dibandingkan hasil studi terdahulu.

Bahkan dengan kepatuhan akan diet Mediterania secara moderat, diet ini tetap memberikan manfaat bagi kesehatan.

"Diet Mediterania didominasi oleh gandum utuh, buah-buahan dan sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, protein rendah lemak, serta lemak yang menyehatkan jantung," sebut ahli gizi Caroline Thomason, RD, CDCES.

"Makanan-makanan tersebut tinggi nutrisi yang baik untuk penderita diabetes tipe 2, seperti serat, gandum utuh, buah-buahan, sayuran, dan lemak sehat seperti alpukat, minyak zaitun dan kacang-kacangan."

Namun, studi ini bersifat observasional dan tidak memantau semua faktor terkait dengan risiko penyakit.

Meski para penulis berusaha memisahkan hubungan antara skor biomarker dengan risiko penyakit, sulit untuk mempertimbangkan semua faktor gaya hidup dan medis lainnya.

"Hasil studi ini tidak memungkinkan kita untuk membuat kesimpulan yang sangat kuat bahwa diet Mediterania secara langsung menyebabkan penurunan risiko diabetes tipe 2," kata Forouhi.

"Kendati demikian, hasil yang diperoleh konsisten dengan bukti-bukti lain dan dapat memperkuat argumen bahwa diet Mediterania merupakan strategi diet yang efektif untuk mencegah diabetes tipe 2."

Diet Mediterania dan kesehatan usus

Diet Mediterania juga terbukti mendukung kesehatan usus, menurut para peneliti.

"Diet ini mendorong konsumsi beberapa makanan berbasis tumbuhan yang mengandung serat, yang mengubah bakteri usus dan membantu mengelola gula darah," kata Lisa Andrews, MEd, RD, LD, pemilik Sound Bites Nutrition.

"Makanan berbasis tumbuhan ini menyediakan antioksidan yang bersifat anti-inflamasi yang membantu mencegah diabetes."

Di samping meningkatkan kesehatan usus, diet Mediterania diketahui bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan penyakit neurodegeneratif --seperti Alzheimer.

"Diet Mediterania juga dapat membantu mengurangi risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara," sambung Andrews.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/15/062822920/diet-mediterania-efektif-kurangi-risiko-diabetes-benarkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke