Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Tips Miliki Pernikahan yang Lebih Bahagia

Menurut terapis pernikahan dan keluarga berlisensi di BetterHelp, Courtney Cope, gagasan tentang pernikahan yang sempurna, bebas masalah, dan bahagia selamanya tidaklah realistis.

Sebab, setiap hubungan pasti akan menghadapi tantangan, konflik, dan pasang surut.

"Harapan akan kebahagiaan yang abadi dapat menyebabkan kekecewaan dan frustrasi," katanya.

"Maka, menyadari bahwa pernikahan yang memuaskan membutuhkan usaha dan adaptasi yang berkelanjutan dapat membantu mengelola ekspektasi," ujar dia.

Tips memiliki kehidupan pernikahan yang lebih bahagia

Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan tersebut, Cope merekomendasikan sejumlah metode yang telah teruji dan terbukti untuk memelihara hubungan emosional, serta membantu memiliki kehidupan pernikahan yang lebih bahagia dan sukses.

1. Luangkan waktu berkualitas bersama

Entah itu kencan malam mingguan atau liburan bulanan untuk akhir pekan yang panjang, penting bagi pasangan untuk meluangkan waktu berkualitas bersama.

"Selama musim kehidupan yang berbeda, seperti pasangan yang menikah muda versus pasangan yang lebih mapan, cara kita menghabiskan waktu berkualitas bersama mungkin terlihat berbeda," terang Cope.

"Namun, penting bagi kita untuk menempatkan sesuatu pada jadwal secara teratur," sarannya.

2. Ekspresikan cinta dan penghargaan

Cope mengungkapkan, baik itu penegasan verbal atau ekspresi cinta secara fisik, penting untuk meluangkan waktu mengekspresikan kasih sayang, keinginan, perhatian, dan penghargaan kepada pasangan.

"Biarkan pasangan tahu setiap hari dan setiap minggu betapa berartinya dia bagi kita," jelasnya.

3. Memprioritaskan keintiman emosional dan fisik

Meskipun keintiman fisik itu penting, namun sangat penting bagi pasangan untuk menyadari bahwa ada cara lain yang lebih bermakna untuk menjadi intim satu sama lain.

"Sangat mudah untuk mengutamakan kesibukan kerja, membesarkan anak, dan mengurus semua detail kecil dalam hidup daripada merawat keintiman hubungan," ungkap Cope.

"Namun, penting bahwa meskipun kita sedang berada dalam masa kehidupan di mana keintiman fisik tidak memungkinkan, seperti sakit, kehamilan, pasca melahirkan, atau depresi, pasangan tetap memupuk keintiman emosional."

"Caranya dengan berbagi perasaan, menyatakan keinginan, serta menjadi lebih dikenal oleh pasangan," terangnya.

Jika keintiman fisik menjadi sebuah perjuangan karena tantangan kesehatan atau pergulatan emosional, maka kita dan pasangan bisa berbicara dengan terapis seks, pendidik seks, atau dokter.

4. Terlibat dalam minat yang sama

Meskipun kita mungkin tergoda untuk tetap berpegang pada hobi kita sendiri, menemukan cara untuk terhubung dengan minat yang sama juga dapat membantu hubungan dengan pasangan.

"Ketika kita memiliki ikatan yang lebih dari sekadar surat nikah dan keintiman seksual, hal ini memungkinkan pengayaan yang lebih dalam dalam hubungan kita dan kehidupan yang kita bangun bersama," kata Cope.

5. Mengelola konflik secara konstruktif

Konflik tidak dapat dihindari dalam hubungan apa pun, tidak terkecuali dalam pernikahan. Tetapi, bagaimana kita menanganinya lah yang membuat perbedaan.

Mengasumsikan niat positif saat pasangan melakukan sesuatu yang kita anggap menyakitkan dapat membantu menghindari pertengkaran yang tidak perlu.

Misalnya, kita mungkin kesal karena pasangan meninggalkan kekacauan di dapur meskipun kita telah memintanya berkali-kali untuk membersihkan piring sebelum berangkat kerja.

Kemudian, kita ingat bahwa pasangan kita memiliki presentasi besar dan mungkin harus bergegas ke kantor untuk menyelesaikan persiapannya.

"Dalam hal ini, secara kasat mata terlihat bahwa pasangan kita tidak sopan, tidak perhatian, atau pelupa, tetapi mungkin dia hanya berurusan dengan stres, kecemasan, atau keterbatasannya sendiri pada saat itu," ucap Cope.

Jika kita merasa frustrasi, Cope menyarankan untuk mengambil waktu istirahat selama 20 hingga 45 menit di ruangan terpisah dan kemudian kembali lagi setelah merasa lebih tenang dan memiliki waktu untuk merenungkan apa yang sebenarnya ingin kita katakan.

Dia juga menyarankan untuk menggunakan "pernyataan saya" saat menyampaikan maksud kita tanpa menyalahkan pasangan.

Dalam contoh di atas tentang pasangan dan dapur yang berantakan, kita mungkin tergoda untuk berteriak: "Kamu selalu membuat dapur berantakan dan kamu sama sekali tidak peduli dengan perasaanku!"

Sebaliknya, kata Cope, kita bisa mengatakan: "Saya ingin berbicara dengan kamu tentang sesuatu yang penting jika kamu punya waktu."

"Saya menyadari bahwa saya merasa sangat stres dan kewalahan saat dapur berantakan karena saya hanya memiliki waktu singkat untuk membuat sarapan di pagi hari sebelum berangkat kerja. Ketika dapur dibiarkan berantakan, terkadang menyebabkan saya terlambat ke kantor."

6. Saling mendukung pertumbuhan dan perkembangan satu sama lain

Jika kita telah menikah dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat dikatakan bahwa kita dan pasangan bukanlah orang yang sama seperti saat hari pernikahan kita.

"Penting untuk mendukung pasangan dalam evolusinya untuk menjadi versi diri sendiri dan menawarkan ruang, serta dorongan yang tegas terhadap perjalanan pribadinya," kata Cope.

"Semakin kita mendukung pasangan dalam menemukan jati dirinya, maka pasangan juga akan semakin bersemangat untuk melanjutkan perjalanan hidup dengan kita sebagai tokoh kunci dalam kisah hidupnya," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/24/160000120/6-tips-miliki-pernikahan-yang-lebih-bahagia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke