Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seni Menjaga Kesehatan Mental

PERNYATAAN tersebut saya dapatkan beberapa tahun silam, dari seorang psikolog cum dosen perguruan tinggi ternama di Jakarta Selatan. Ketika saya mendengarnya, saya secara spontan mengiyakan. Bagaimana dengan Anda?

Saya rasa Covid-19 menjadi salah satu tonggak terpenting bagi kita semua. "Drama" bekerja dari rumah membuat secara langsung maupun tidak langsung membuat masyarakat kita mulai memperhatikan lagi kesehatan mental yang selama ini seakan-akan terabaikan.

Apa itu kesehatan mental?

Kesehatan mental tidak memiliki satu arti. Kita mungkin menggunakannya untuk berbicara tentang apa yang kita rasakan, seberapa baik kita mengatasi kehidupan sehari-hari atau apa yang terasa mungkin saat ini.

Kesehatan mental yang baik tidak berarti kita selalu bahagia atau tidak terpengaruh oleh pengalaman pribadi. Tetapi kesehatan mental yang buruk dapat membuat lebih sulit untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.

Singkatnya, kesehatan mental mencakup kesejahteraan psikologis dan sosial kita. Ini juga mencakup kesehatan emosional kita, atau kemampuan kita untuk menyebutkan, menangani, dan mengatur emosi diri sendiri.

Banyak faktor yang berperan dalam kesehatan mental. Beberapa di antaranya tidak dapat kita kendalikan, seperti genetika, pengalaman hidup, dan riwayat keluarga.

Menurut penulis buku “The Anxiety Healer’s Guide" Alison Seponara, kesehatan mental membantu menentukan bagaimana kita menangani stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat pilihan.

Ia berpendapat bahwa merawat kesehatan mental dapat membuat suasana hati membaik, mengurangi kecemasan, berpikir lebih jernih, dan kepercayaan diri yang meningkat.

Memelihara kesehatan mental juga dapat membantu kita mengelola kondisi kesehatan yang diperparah oleh stres, seperti penyakit jantung, kanker, diabates, stroke dan seterusnya.

Intinya, kesehatan mental kita dapat memengaruhi segalanya tentang hidup kita. Itulah mengapa membangun kebiasaan untuk kesehatan mental yang lebih baik dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tidak yakin harus mulai dari mana? Berikut adalah sejumlah strategi yang dapat kita coba untuk merawat kesehatan mental kita.

Pertama, tidur pulas. Satu Studi 2021 menyertakan data dari 273.695 orang dewasa di Amerika Serikat.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang rata-rata tidur 6 jam atau kurang per malam sekitar 2,5 kali lebih mungkin untuk sering melaporkan tekanan mental daripada mereka yang rata-rata tidur lebih dari 6 jam.

Kualitas tidur Anda juga penting. Karena tidur yang terganggu justru dapat menyebabkan gejala kesehatan mental.

Untuk mendapatkan tidur yang cukup berkualitas, kita bisa mencoba menghindari kafein setelah jam 3 sore, mencoba bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari, atau menjadikan kamar tidur yang tenang.

Kedua, mengurangi waktu bermedia sosial. Terus-menerus mengonsumsi informasi tentang kehidupan orang lain dapat menyebabkan kita membandingkan diri sendiri dan meningkatkan perasaan rendah diri, yang meningkatkan perasaan cemas dan depresi.

Untuk menghabiskan lebih sedikit waktu di media sosial, kita bisa menyimpan telepon genggam di laci atau di luar kamar tidur saat tidur, menemukan aktivitas alternatif yang lebih bermakna, hingga mematikan notifikasi maupun menghapus aplikasi tertentu di ponsel.

Ketiga, menjaga silaturahmi. Manusia adalah makhluk sosial, dan hubungan yang kuat dapat memberikan pengaruh positif pada kesehatan mental kita dalam berbagai cara.

Misalnya, persahabatan yang dapat meringankan perasaan kesepian, mempermudah mendapatkan dukungan emosional, atau menambah makna hidup.

Keempat, banyak bergerak. Kita bisa berolahraga secara rutin. Karena berolahraga dapat menghilangkan stres, menjaga suasana hati, membantu tidur lebih cepat dan tahan lama, hingga mengelola gejala depresi dan kecemasan.

Banyak bergerak tidak harus diwujudkan dengan "olahraga berat". Namun, kita bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan.

Untuk memulai, kita bisa mencoba dengan serangkaian aktivitas fisik seperti bergabung ke klub lari, mengambil les kelas yoga, mengikuti kursus menari, mencoba meregangkan otot setiap jam, berkebun, jalan-jalan ringan di sekitar rumah, menaiki tangga di gedung bertingkat, dan seterusnya.

Meluangkan beberapa menit setiap hari untuk melakukan peregangan dapat membuat perbedaan besar bagi kesehatan mental kita secara keseluruhan.

Peregangan akan membantu aliran darah kita dan mendapatkan lebih banyak oksigen ke seluruh tubuh, yang dapat membantu kita merasa lebih rileks dan bahagia.

Kelima, mengonsumsi makanan kaya nutrisi. Makanan tertentu juga dapat memengaruhi kesehatan mental kita.

Beberapa makanan yang secara ilmiah bagus sebagai nutrisi penambah suasana hati (mood) adalah pisang, kacang polong, atau ikan,

Minum banyak air sepanjang hari juga bisa bermanfaat. Ketika kita mengalami dehidrasi, kita menolak nutrisi yang dibutuhkan otak dan tubuh kita untuk bertahan hidup dan beroperasi pada tingkat yang lebih optimal.

Makanan tertentu, seperti alkohol, kafein, karbohidrat olahan, dan gula tambahan, dapat memperburuk gejala kecemasan. Jadi, membatasi makanan ini dapat membantu meringankan beberapa gejala kegalauan.

Keenam, melungkan waktu beristirahat. Meskipun definisi "istirahat" setiap orang beragam, pada umumnya kita menyepakati bahwa maksudnya adalah memberikan pikiran dan tubuh kita kesempatan untuk bersantai dan memulihkan diri.

Apakah kita merasa sulit untuk bersantai dan merasa beristirahat? Apakah kita bisa mendisiplinkan diri untuk benar-benar tidak mengakses ponsel? Apakah kita mau mencoba untuk melupakan pekerjaan rutin beberapa saat?

Ketujuh, mendapatkan sinar matahari yang cukup. Seperti yang mungkin sudah kita pahami, matahari adalah sumber vitamin D yang bagus, dan penelitian menunjukkan bahwa matahari dapat meningkatkan sikap dan suasana hati.

Waktu di luar ruangan kita juga tidak harus lama. "Berjemur" lima menit setiap hari bisa membuat pikiran dan hati kita sangat baik.

Kesehatan mental kita memainkan peran penting dalam kualitas hidup kita. Banyak faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental tetap berada di luar kendali kita, tetapi menambahkan kebiasaan yang bermanfaat dalam keseharian dapat meningkatkan kesehatan yang lebih baik.

Kita perlu menyadari bahwa dalam hal mengadopsi kebiasaan baru, umumnya lebih membantu untuk memulai hanya dengan satu atau dua kebiasaan, daripada merombak total sekaligus. Kita perlu mengevaluasi upaya kita secara berkala untuk menyadari kemanjurannya.

Jika kesehatan mental kita mulai memburuk, mungkin sudah waktunya untuk mempertimbangkan untuk menghubungi psikolog, coach atau terapis. Apakah Anda siap mencoba?

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/02/070000920/seni-menjaga-kesehatan-mental

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke