Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rendy Kjaernett Berdalih Selingkuh karena Curhat, Ini Pentingnya Komunikasi di Pernikahan

Menurutnya, adik Raffi Ahmad itu menjadi tempat berbagi yang menyenangkan untuk berbagai masalah yang dipendamnya sendiri.

"Lo bayangin gue cuma bisa numpahin, cuma nih orang doang (Syahnaz). Otomatis lo ada perasaan dong. Iya (nyaman), segala macem," ujarnya, dikutip dari kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo.

Pesinetron itu mengaku enggan membebani istrinya dengan berbagai persoalannya sehingga mencari pelarian pada orang lain.

Namun perasaan nyaman itu kemudian berkembang menjadi hubungan gelap, yang lalu dibongkar istrinya, Lady Nayoan ke publik.

Belajar pentingnya komunikasi dalam rumah tangga dari kasus Rendy Kjaernett

Komunikasi menjadi fondasi penting dalam hubungan, khususnya rumah tangga.

Namun ada kalanya, kita mengalami masa sulit untuk bicara terbuka dengan pasangan karena merasa sulit mendapatkan kata-kata yang tepat.

Sebaliknya, kita menguburnya, menghindari percakapan, atau bahkan berharap pasangan bisa secara ajaib membaca pikiran.

Kondisi ini bisa memicu masalah lainnya dalam pernikahan termasuk perselingkuhan.

Oleh sebab itu, memerbaiki masalah komunikasi dalam pernikahan dapat memberikan manfaat besar dalam pernikahan.

Semakin kita memprioritaskan komunikasi maka hubungan kita dengan pasangan akan semakin kuat sebagai satu kesatuan.

Penyebab kurangnya komunikasi dalam pernikahan

Masalah komunikasi dalam pernikahan terjadi karena berbagai sebab.

Bisa jadi, pasangan tidak mendapatkan contoh yang tepat dari orangtuanya sehingga tidak terbiasa mengaplikasikannya.

Beberapa hal yang bisa menjadi faktor antara lain:

  • pelanggaran kepercayaan
  • kebencian yang menumpuk
  • sulit menangani kerentanan
  • ketidaksepakatan keuangan
  • kekurangan waktu bersama
  • gaya keterikatan tidak aman
  • konflik pengasuhan
  • harapan yang tidak realistis

Masalah komunikasi yang kerap terjadi dalam pernikahan

Setiap pasangan memiliki dinamika hubungan yang berbeda.

Akan tetapi, ada masalah komunikasi lazim terjadi dalam pernikahan yakni:

Sebaliknya, berbicara "dengan" seseorang berarti kita mencoba untuk memahami satu sama lain.

Namun bicara dengan berteriak menyulitkan komunikasi karena dibentak mengaktifkan respon agresif dan menghasilkan hormon stres.

Saat ini terjadi, sistem tubuh yang penting tidak bekerja seperti kemampuan pemecahan masalah sehingga pasangan tidak bisa memahami maksud pembicaraan kita.

Dari perspektif biologis, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian, pasanganbenar-benar tidak bisa - setidaknya sampai keadaan menjadi tenang.

  • Membiarkan kebencian dan kepahitan berakar

Sikap tersebut membebani kita sehingga sulit membuat hubungan terjaga dengan baik.

Studi tahun 2017 pada 335 pasangan yang menikah selama 16 tahun mendapati pria lebih cenderung merasakan ketegangan perkawinan semacam ini daripada wanita.

Data ini sekaligus menunjukkan bahwa biasanya ketidakbahagiaan wanitalah yang cenderung mengarah pada perceraian.

Kebencian dan kepahitan juga cenderung membuat kita memandang pasangan dengan tidak baik karena siapa mereka, bukan karena apa yang dilakukannya.

Saat hal ini terjadi, salah satu pihak mungkin merasa kebutuhannya tidak terpenuhi.

Jalan terbaik adalah sikap saling ketergantungan sebagai kompromi yang sehat dalam pernikahan.

Menurut review 2018 dari 30 studi, pasangan yang merujuk pada "kami" daripada "saya" berfungsi lebih baik dan memiliki hubungan yang lebih bahagia.

Biasakan untuk mengingat jika kita dan pasangan berada dalam tim yang sama untuk menghadapi berbagai tantangan pernikahan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/04/070000320/rendy-kjaernett-berdalih-selingkuh-karena-curhat-ini-pentingnya-komunikasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke