Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Korban "Ghosting"? Begini Cara Mencegah dan Mengatasi Dampaknya

PROSES mencari pasangan yang tepat di zaman sekarang bukan hal mudah. Salah satu fenomena yang muncul di kalangan dewasa muda saat ini adalah menjadi korban ghosting.

Ghosting merupakan keadaan seseorang menghilang secara tiba-tiba saat sedang menjalin hubungan.

Perilaku ghosting memberikan dampak tidak ringan bagi korbannya. Menurut psikolog Jennice Villahauer (dalam Rohmatin et al., 2021), dampak ghosting yang pertama adalah korban merasa bingung dan sulit memahami kondisi bahwa ia telah di-ghosting.

Dampak kedua dapat membuat korban merasa sulit memberi toleransi rasa sakit hati karena ditinggalkan dan mengakibatkan korban menjadi rendah diri.

Ketiga, korban ghosting merasakan rasa sakit yang sama seperti disakiti secara fisik.

Keempat, korban menyalahkan diri sendiri terhadap situasi ghosting karena mereka tidak tahu penyebab dan kesalahan yang membuat hubungan berakhir.

Sehingga korban ghosting menjadi merasa rendah diri dan sulit bangkit dari sakit hati (Rohmatin et al., 2021).

Saya tidak mau jadi korban ghosting, jadi bagaimana?

Untuk mencegah jadi korban ghosting, pada awal menjalin relasi pertama kita perlu mengenal pasangan terlebih dahulu.

Berdasarkan teori Erikson yang membahas teori perkembangan seorang dewasa muda, diperlukan penuntasan tugas perkembangan masa remajanya, yaitu apakah seseorang mampu mengenali diri melalui identitas diri sehingga memiliki kesiapan mental untuk menjalin relasi berkomitmen dengan pasangannya.

Cara kita dapat mengetahui apakah calon pasangan kita sudah siap dalam berkomitmen atau belum adalah dengan mengetahui seberapa ia dapat menerima kekurangan dalam keluarganya.

Kemudian, bagaimana ia dapat menerima masa lalunya tanpa membuat citra buruk tentang orang-orang dan pengalaman yang pernah ia alami; dan seberapa ia mengetahui apa yang dia ingin lakukan pada masa depan (cita-cita, harapan, dan keinginan).

Bagaimana jika sudah mengalami perilaku ghosting?

Untuk mengatasi ghosting agar tidak menjadi luka mendalam, korban ghosting perlu memiliki resiliensi untuk dapat menerima, bangkit kembali, dan tidak terpuruk dalam situasi tersebut (Rohmatin et al., 2021).

Menurut Reivich dan Shatte (dalam Suryadi, 2018), resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan, mengatasi, dan beradaptasi kepada masalah dan tekanan.

Reivich dan Shatte menjelaskan beberapa fungsi resiliensi. Fungsi resiliensi yang pertama adalah overcoming.

Overcoming merupakan cara mengubah pola pikir seseorang menjadi lebih positif sehingga meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengontrol kehidupannya.

Mengubah pola pikir apa yang terjadi jika saya terus melanjutkan hubungan ini dengan orang yang meng-ghosting saya? Apakah saya akan bahagia?

Fungsi kedua adalah steering through. Steering through merupakan kondisi seseorang dapat mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri saat menghadapi masalah.

Dengan menempatkan diri telah di-ghosting, maka kita belajar untuk tidak bersikap impulsif seperti marah berlebihan, menyakiti diri sendiri, atau menunda pekerjaan.

Lalu fungsi ketiga adalah bouncing back. Bouncing back merupakan seseorang yang dapat mengontrol rasa kemalangan mereka dan mampu kembali ke kehidupan normal setelah trauma yang dialami.

Apabila kita mampu menerima dan mengendalikan diri atas kejadian yang telah terjadi, maka kita akan mampu menjalani kehidupan kita sehari-hari dengan lebih positif.

Teknik bouncing back menyembuhkan diri sendiri dengan karakteristik overcoming, steering through, dan bouncing back.

Lalu faktor terakhir dari fungsi resiliensi adalah reaching out. Seseorang yang memiliki karakteristik reaching out dapat melakukan tiga hal dengan baik, yaitu memperkirakan risiko, mengenal diri sendiri dengan baik, dan dapat menemukan makna dan tujuan hidup.

Setelah itu, kita akan lebih berani menjalani relasi baru dengan pemaknaan dan pemahaman berbeda, lebih mampu memiliki pertimbangan dan pengambilan keputusan lebih tepat.

Selain dari kemampuan resiliensi, saran untuk seseorang yang menjadi korban ghosting berdasarkan jurnal (Rohmatin et al., 2021) yang pertama adalah menerima kondisi dahulu bahwa kita telah menjadi korban perilaku ghosting.

Lalu kedua, menyadari dan menerima perasaan negatif yang muncul. Cara ketiga, mencari tahu apa yang sedang dibutuhkan oleh diri sendiri saat ini, agar terhindar dari rasa bersalah berlebih.

Cara keempat, hindari keinginan atau menghubungi pelaku ghosting. Jika menghubungi pelaku ghosting, maka akan menambah rasa sakit diri sendiri karena belum sepenuhnya berdamai.

Cara terakhir, yaitu melakukan aktivitas produktif untuk menghindari kesendirian yang terlalu lama.

Cara lain untuk mengatasi permasalahan saat menjadi korban ghosting, menurut jurnal (Sahrullah et al., 2022), yaitu dengan cara problem focused coping dan emotion focused coping.

Problem focused coping merupakan cara untuk mengatasi masalah dengan secara langsung fokus pada penyelesaian masalah atau yang menjadi sumber stres.

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menemukan solusi mengatasi dampak ghosting itu sendiri, yaitu dengan mencari aktivitas baru bersama teman, membuka jejaring sosial berfokus kepada aspek kehidupan yang lebih penting (seperti studi dan pekerjaan).

Dalam problem focused coping membuat individu untuk berpikir secara logis dalam menyelesaikan masalah.

Selain problem focused coping terdapat emotion focused coping. Emotion focused coping adalah penyelesaian masalah individu dengan menenangkan emosi (Yuhenita, 2004; Marwing, 2011, dalam Iqramah et al., 2018).

Cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi dampak ghosting dengan emotion focused coping dapat berupa bercerita dan mencurahkan perasaan kepada orang terdekat dan dipercaya.

Selain itu, mengikuti konseling dengan profesional, aktivitas journaling, berdoa, belajar berpikir positif pascamengalami ghosting, belajar memaafkan, atau melakukan meditasi untuk mengelola emosi dengan lebih positif.

*Runi Michiko, Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Denrich Suryadi M.Psi., Psikolog, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/20/121500920/jadi-korban-ghosting-begini-cara-mencegah-dan-mengatasi-dampaknya

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com