Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Aktivitas Seksual dan Risiko Penyakit Kelamin yang Mengikutinya

KOMPAS.com - Sebagian besar kasus infeksi penyakit kelamin, penyebabnya berasal dari praktik seks yang tidak aman.

Aktivitas seksual yang tidak aman itu merujuk pada praktik seksual yang tidak ada tindakan pencegahan atau perlindungan yang mencegah penularan penyakit menular seksual (PMS).

Sejumlah aktivitas seksual yang tidak aman meliputi hubungan seks tanpa kondom, cara penggunaan kondom yang tidak tepat, hingga alat bantu seks yang tidak steril.

Aktivitas seksual dan cara mencegah risiko penyakit kelamin

Untuk mengurangi risiko penyakit kelamin, penting untuk menggunakan metode kontrasepsi yang tepat hingga melibatkan komunikasi terbuka dengan pasangan.

Melansir laman NHS, berikut sederet aktivitas seksual beserta upaya pencegahan penyakit kelamin yang perlu diperhatikan.

1. Penetrasi seks vaginal

Risiko penyakit kelamin yang dapat menular melalui kontak kelamin ini meliputi klamidia, kutil kelamin, gonore, HIV hingga sifilis.

Infeksi penyakit kelamin dapat menular meski hanya dengan penetrasi dangkal atau tidak ejakulasi.

Sebab, cairan pra-ejakulasi juga memiliki residu infeksi yang bisa menular melalui kontak kelamin.

Menggunakan kondom saat berhubungan seks vaginal dapat membantu melindungi pasangan dari risiko penularan penyakit kelamin.

2. Penetrasi anal

Faktanya, banyak risiko penyakit kelamin yang dapat menular melalui anal seks, seperti klamidia, kutil kelamin, HIV, gonore, sifilis, hingga hepatitis C.

Dalam mencegahnya, penggunaan kondom yang lebih kuat yang dirancang khusus untuk penetrasi anal dapat membantu mencegah penularan.

3. Seks oral

Seks oral membawa risiko penularan penyakit kelamin, terutama jika mulut mengalami luka atau lesi karena virus dan bakteri bisa berpindah melalui kontak tersebut.

Meski risiko penularannya lebih rendah daripada seks anal atau vaginal tanpa kondom, tapi risiko penyakit kelamin dapat meningkat jika salah satu pasangan mengalami luka di dalam atau sekitar mulut dan alat kelamin.

Praktik seks oral yang lebih aman dapat dipertimbangkan dengan pemakaian kondom.

4. Fingering

Tidak banyak orang menyadari, meski tidak melibatkan kontak kelamin, fingering juga dapat meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin.

Namun, metode penularannya mirip seperti oral. Risiko penularan akan jauh lebih tinggi ketika salah satu pasangan memiliki luka atau kulit rusak yang bersentuhan dengan penyakit kelamin.

Untuk mencegah hal itu, pastikan pasangan mencuci tangan dengan bersih sebelum fingering.

Pertimbangkan pula pemakaian sarung tangan berbahan karet dan pelumas jika pasangan kita tengah mengalami penyakit kelamin.

5. Alat bantu seks

Vibrator, boneka seks hingga benda apa pun yang termasuk alat bantu seks sebaiknya digunakan secara personal.

Hindari berbagi dengan pasangan atau orang lain sekali pun karena berisiko menularkan penyakit kelamin.

Penting juga untuk menjaga alat bantu seks ini dalam keadaan steril setelah digunakan dan selama disimpan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/23/220000220/5-aktivitas-seksual-dan-risiko-penyakit-kelamin-yang-mengikutinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke