Dampaknya sama buruknya dengan toxic relationship dalam hal asmara meskipun jarang disadari.
Faktanya, Mental Health America melaporkan bahwa 84 persen wanita dan 75 persen pria pernah memiliki teman yang beracun dalam hidup mereka.
“Ada banyak cara di mana seorang teman bisa menjadi racun sehingga ada banyak cara di mana hal ini dapat berdampak pada seseorang,” kata Mollie Spiesman, LCSW, seorang psikoterapis di AS.
Karena perilaku teman yang toxic ini, kita bisa menjadi rendah diri, ragu pada diri sendiri, tidak memiliki batasan pribadi dan perhatian pada diri sendiri.
Selain itu, terjadi peningkatan stres dan kecemasan secara keseluruhan sehingga dapat mengganggu persahabatan lainnya.
Tanda-tanda teman toxic
Rachel Fleischman, LCSW, psikoterapis berlisensi di Washington membagikan beberapa tanda peringatan perilaku teman toxic.
Hal ini bisa dilihat dari perilakunya maupun respon kita terhadap mereka, yakni:
Alasan dipertahankan
Banyak orang terus mempertahankan toxic friendship karena berbagai alasan, terlepas dampak negatifnya.
"Menurut saya alasan terbesarnya adalah terkadang hal itu terasa lebih mudah,” kata Spiesman.
“Sama halnya dengan hal lain yang rasanya tidak enak, tapi alternatifnya sepertinya lebih berhasil. Bisa juga karena kenyamanan atau dinamika dalam kelompok pertemanan.”
“Kita membayangkan ketidaknyamanan dan rasa sakit, bahkan mungkin hukuman, sebagai akibat dari perubahan dinamika," terangnya.
"Hal ini dapat dengan mudah melebihi prospek untuk membebaskan diri kita dari hubungan yang membingungkan dan menyedihkan.”
Jenis teman toxic, segera jauhi
Berikut adalah berbagai jenis teman toxic yang sebaiknya dijauhi demi kesehatan mental kita.
Teman beracun ini membuat kita terus-menerus memberi dan berbagi kepada mereka tapi jarang membalasnya.
“Ini benar-benar menguras energi dan melelahkan secara mental,” tandas Fleischman.
Teman ini seperti ini membuat kita mengalami efek negatif pada pandangan pribadi terhadap keadaan tertentu dengan kehadirannya, baik secara langsung maupun di media sosial.
“Sering kali, sikap negatif mereka menular ke Anda tanpa Anda sadari,” kata Fleischman.
“Ini bisa menjadi siklus yang berbahaya.”
Hal ini ditandai dengan kerap mengeluarkan ucapan sarkas yang merugikan kita, mengatakan hal buruk soal kita di depan orang lain dan tidak menganggap serius perilaku itu,
“Seorang teman yang terus-menerus mengoceh dan bergosip tentang orang lain kepada Anda pasti akan membicarakan Anda di belakang juga,” pesan Fleischman.
Teman yang tidak memedulikan perasaan orang lain dan kurang simpati tidak layak dipertahankan.
“Perasaan belas kasih dan kepedulian terhadap orang lain adalah kualitas yang harus kita miliki,” katanya.
“Mampu menilai individu lain dan mempertimbangkan perasaan serta sudut pandang mereka adalah hal yang penting.”
Jenis toxic friend yang juga harus dijauhi adalah orang yang selalu iri tiap kali kita berbagi hal positif atau pencapaian dalam hidup.
Mereka bisa saja membuat pencapaian kita tidak berarti dengan sikap, respon maupun kata-katanya.
“Seorang teman yang berperan sebagai korban dalam setiap situasi tidak akan mampu menemukan ketenangan dan kebahagiaan," ujar Fleischman.
Mereka juga tidak mampu memberikan dukungan dan kejelasan yang sebenarnya penting untuk persahabatan.
“Teman yang bermusuhan adalah seseorang yang terus-menerus menolak apa pun yang Anda katakan, dan tidak terbuka untuk berbahagia bagi orang lain,” kata Fleischman.
“Sering kali, teman seperti ini merasa insecure. Meskipun Anda mungkin merasa harus ada untuk mereka, seiring berjalannya waktu, tekanan balik yang terus-menerus akan melelahkan, dan itu bukan sesuatu yang Anda butuhkan dalam hidup Anda.”
https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/28/074059420/8-jenis-teman-toxic-yang-perlu-dijauhi-agar-hidup-bebas-drama