Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai, 7 Tanda Hubungan Pertemanan yang Toxic

Teman-teman ada untuk mendukung dan membangun kita. Namun sayangnya, kenyataan tidak selalu demikian. Ada juga teman yang justru membuat kita tidak bahagia.

Menurut para terapis, jika kita melihat beberapa tanda peringatan yang kurang baik, maka kita mungkin memiliki hubungan pertemanan yang beracun atau toxic.

"Hubungan pertemanan yang toxic biasanya membuat kita merasa dimanfaatkan, membuat kita merasa lebih buruk tentang diri sendiri, dan semakin terasa seperti beban," kata profesor komunikasi interpersonal di Universitas Illinois Springfield, Beth Ribarsky, PhD.

"Tidak diragukan lagi, hubungan pasang surut, jadi ada kalanya kita memberi lebih banyak pada sebuah hubungan daripada yang kita terima, tapi hubungan yang toxic terus menerus bisa menguras energi emosional dan fisik kita," ungkapnya.

Tanda-tanda hubungan pertemanan yang toxic

Jika kita merasa terlibat dalam pertemanan yang toxic, maka kita harus segera menghindarinya.

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak 7 tanda peringatan bahwa hubungan pertemanan kita lebih banyak merugikan daripada menguntungkan sebagai berikut.

1. Tidak menghormati batasan

Dalam situasi apa pun, batasan adalah suatu keharusan, tetapi teman yang toxic kemungkinan besar akan mengabaikan batasan yang telah kita tetapkan.

"Dalam pertemanan yang sehat, kedua individu saling menghormati batasan, ruang pribadi, dan individualitas satu sama lain," terang seorang psikolog berlisensi, David Tzall, PsyD.

"Namun, dalam pertemanan yang toxic, satu orang mungkin secara konsisten mengabaikan atau melanggar batasan orang lain, entah itu melanggar privasi, menekan ke dalam aktivitas yang tidak diinginkan, atau tidak menghormati nilai-nilai pribadi," katanya.

Psikolog klinis, Carla Marie Manly, PhD, juga mencatat, teman yang toxic cenderung suka memanfaatkan orang lain.

"Secara umum, teman yang toxic sering kali tidak menghormati kebutuhan dan keinginan kita," jelasnya.

2. Selalu mencoba untuk lebih unggul

Teman-teman kita seharusnya menjadi pendukung terbesar kita, jadi jika seseorang dalam lingkaran pertemanan tidak tertarik untuk mengisi peran ini, maka itu menjadi tanda peringatan.

"Teman yang toxic hanya akan berusaha amenarik perhatian pada diri mereka sendiri," kata Ribarsky.

"Jika kita baru saja mendapatkan pekerjaan baru, mereka akan mendiskreditkannya dan menganggap dirinya lebih baik dari kita," terangnya.

Demikian pula, jika kita mengalami sesuatu seperti putus cinta, mereka akan dengan cepat mengatakan, mereka mengalaminya sama buruknya, atau bahkan lebih buruk dari yang kita alami.

Menurut Tzall, kita mungkin juga merasa teman kita terus-menerus mencoba bersaing dengan kita.

"Ketika sebuah persahabatan menjadi pertarungan perbandingan dan persaingan yang terus-menerus daripada hubungan yang saling mendukung dan membangkitkan semangat, hal ini dapat merugikan," katanya.

"Teman-teman seharusnya merayakan keberhasilan satu sama lain daripada merasa terancam atau iri," ujarnya.

3. Menguras emosi

Tzall mengatakan, pertemanan yang toxic sering kali melibatkan satu orang yang secara konsisten membawa hal-hal negatif, drama, dan kekacauan emosional ke dalam hubungan.

"Mereka mungkin selalu mengeluh, atau tidak mau mendukung orang lain selama masa-masa sulit," ungkapnya.

Yang lebih memperumit lagi, mereka lebih suka mengeluh kepada kita daripada secara aktif mengatasi masalah mereka.

"Teman yang toxic cenderung tidak mau menginvestasikan waktu dan energi untuk menyelesaikan masalah, mereka mungkin 'menghindari konflik', bukannya komunikatif dan kolaboratif," kata Manly.

4. Suka memanfaatkan

Teman-teman yang toxic juga cenderung lebih suka bertemu atau berbicara dengan kita karena hanya ingin memanfaatkan sisi baik kita.

"Orang-orang ini mengharapkan kita untuk selalu ada kapan pun mereka membutuhkan, entah itu untuk menjawab pesan singkat atau panggilan, hingga membantu mereka beraktivitas," kata Ribarsky.

"Sering kali, kita hanya akan mendengar kabar dari mereka ketika mereka membutuhkan sesuatu."

"Namun, ketika kita membutuhkan bantuan, mereka tidak dapat ditemukan. Mereka bahkan mungkin akan membuat kita berpikir bahwa kita terlalu membutuhkannya," ungkapnya.

"Teman yang toxic sering kali menghilang saat kehidupan nyata dimulai," jelas Manly.

"Jika keadaan menjadi sulit atau rumit, teman yang toxic sering kali akan menjadi orang pertama yang meninggalkan atau mengalihkan kesetiaan," terangnya.

Menurut Tzall, pada umumnya teman yang toxic tidak akan membalas kebaikan atau kemurahan hati kita. Bahkan, mereka mungkin memilih untuk bersikap baik hanya jika itu menguntungkan mereka.

5. Sering merasa iri

Teman yang toxic juga akan sering merasa iri dengan kehidupan teman-teman lainnya.

"Mereka pasti akan merendahkan teman atau pacar kita untuk menunjukkan bahwa mereka lebih unggul," kata Ribarsky.

"Atau, mereka akan membuat kita merasa tidak enak jika kita menghabiskan waktu dengan orang lain tanpa mereka," terangnya.

6. Tidak mendukung kita

Kita seharusnya bisa mengandalkan teman untuk mendukung kita, baik saat bersama maupun saat berjauhan.

Namun, teman yang toxic akan dengan cepat menjatuhkan kita kapan pun mereka mau.

"Kesetiaan bukanlah prioritas bagi orang-orang seperti ini, karena teman-teman toxic hanya akan mendukung kita atau membela kita jika itu mudah dan nyaman, atau jika itu membuat mereka terlihat baik," kata Manly.

Lebih jauh lagi, mereka tidak dapat dipercaya saat kita curhat kepada mereka.

"Kepercayaan adalah fondasi dari persahabatan yang sehat," kata Tzall.

"Jika satu orang terus-menerus mengingkari janji, bergosip atau menyebarkan rumor, atau mengkhianati kepercayaan orang lain, hal itu dapat menciptakan lingkungan yang toxic. Menjadi tidak jujur dan langsung berbohong juga merupakan tanda-tandanya," jelasnya.

7. Tidak membuat kita merasa nyaman dengan diri sendiri

Pada akhirnya, pertemanan seharusnya membuat kita merasa bahagia dan puas. Jika tidak demikian, ada baiknya kita memeriksa hubungan tersebut.

"Teman-teman yang toxic sering kali meningkatkan harga diri mereka yang rendah dengan merendahkan orang lain," kata Manly.

"Dengan dalih bercanda atau 'hanya melucu', teman yang toxic sering menggunakan sarkasme dan perilaku pasif-agresif lainnya," imbuhnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/11/195044620/waspadai-7-tanda-hubungan-pertemanan-yang-toxic

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke