Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Elon Musk: Bahagia, Sukses, dan Bermakna Berawal dari 4 Hal Sederhana

Dia dikenal sebagai orang dengan kemampuan untuk berpikir secara berbeda, demi mencapai tujuan yang sangat besar.

Jadi, meskipun mungkin tak semua orang setuju dengan semua nasihat "sederhana" Elon Musk, tapi mengenali dan mendalaminya mungkin pula bukanlah hal yang salah. 

Berikut ini adalah rangkuman dari nasihat Elon Musk tentang menjadi seorang pemimpin, mengambil risiko, menentukan arah sendiri, dan menyederhanakan hal-hal yang rumit.

  • Elon Musk tentang "keterikatan"

"Jangan lekatkan dirimu pada seseorang, tempat, atau organisasi," kata Musk.

"Lekatkan dirimu pada sebuah misi, panggilan, atau tujuan. Itulah cara untuk menjaga kekuatan dan kedamaian."

Masuk akal. Jika kita adalah seorang pengusaha yang memiliki tujuan untuk membantu orang menjalani hidup yang lebih sehat dan bugar, melekatkan diri pada platform tertentu, atau metode penyampaian, bisa jadi akan membatasi.

Tetaplah fleksibel dan beradaptasi dengan kebutuhan orang-orang yang kita layani dan kita akan lebih mungkin untuk mencapai misi tersebut.

Apa yang ingin kita capai adalah yang terpenting. Di mana, dan dengan siapa, kita mencoba mencapainya akan mendukung tujuan utama; bukan mendefinisikannya.

  • Elon Musk tentang menjadi seorang pemimpin

"Jangan mencoba menjadi pemimpin demi menjadi pemimpin," kata Musk.

"Sering kali, orang yang kita inginkan sebagai pemimpin adalah orang yang tidak ingin menjadi pemimpin."

Steve Jobs pun setuju.

"Kamu tahu siapa manajer terbaik? Dia adalah kontributor individu hebat yang tidak pernah ingin menjadi manajer."

"Tetapi dia memutuskan untuk menjadi manajer, karena tidak ada orang lain yang bisa melakukan pekerjaan sebaik dia," kata Steve Jobs.

Menurut Musk, kuncinya adalah fokus pada pekerjaan yang ada di depan, dan percaya bahwa dengan melakukan yang terbaik di fungsi tersebut akan memajukan karier kita.

Masuk akal. Mempekerjakan karyawan hanya karena bisnis yang sukses memiliki karyawan, bisa jadi kontraproduktif.

Bisakah kita mempekerjakan orang untuk mengembangkan bisnis kita? Tentu saja.

Apakah kita ingin mengelola orang lain? Tidak.

Jadilah pemimpin jika kita ingin melayani orang lain. Jadilah pemimpin jika kita dapat menerima gagasan bahwa kesuksesan berasal dari melihat orang lain sukses.

Namun, jangan bercita-cita untuk menduduki posisi kepemimpinan hanya karena merasa harus.


  • Elon Musk tentang kekuatan kesederhanaan

Secara sederhana, prinsip pertama adalah proposisi atau asumsi dasar yang tidak dapat disimpulkan dari proposisi atau asumsi lainnya.

Fakta atau kesimpulan merupakan satu-satunya kesimpulan, terlepas dari sudut pandang kita.

Atau seperti yang dikatakan Musk dalam TED Talk tahun 2013, "Menggodok segala sesuatu hingga mencapai kebenaran fundamentalnya, dan bernalarlah dari sana."

Bagi Musk, pemikiran atas prinsip pertama mengarah pada pembelian bahan baku - yang harganya 2 persen dari harga roket pada umumnya - dan membangun, alih-alih membeli roket untuk misi SpaceX.

Langkah inilah yang lalu bisa memangkas biaya peluncuran roket hingga 10 kali lipat.

Pemikiran prinsip pertama tadi  juga mengarah pada perancangan mobil listrik yang ringan, efisien secara aerodinamis, untuk mengimbangi baterai yang berat - dan juga untuk membuat baterai itu sendiri.

Sebab, biaya bahan secara tradisional merupakan sebagian kecil dari harga baterai dan bahan, --kecuali jika ada kemajuan desain di masa depan-- merupakan prinsip pertama.

Musk memutuskan untuk menemukan "cara cerdas" untuk mengambil bahan-bahan tersebut dan menggabungkannya ke dalam bentuk "sel baterai".

Dari sana didapatkan menghasilkan baterai yang jauh lebih murah daripada yang disadari oleh siapa pun.

Jadi, Musk mengerucutkan segala sesuatunya pada kebenaran fundamentalnya, dan bernalar dari sana.

Kita pun bisa mencontoh hal ini.

Ambil contoh nutrisi dan kebugaran. Rencana diet baru yang keren dan pola makan yang trendi mungkin bisa membantu.

Namun, diet ini membatasi makanan yang digoreng dan diproses serta mengonsumsi protein tanpa lemak, biji-bijian, serta banyak sayuran dan buah-buahan hingga membuat kita jauh lebih sehat.

Atau soal kepemimpinan.

Program formal seperti Six Sigma, TQM, dan 5S dapat membantu kita meningkatkan proses, namun solusi yang abadi adalah dengan meminta ide dan masukan dari orang-orang yang benar-benar melakukan pekerjaan tersebut.

Menanyakan langsung ke sumbernya tidak pernah ketinggalan zaman.

Atau meluncurkan bisnis.

Bisnis memecahkan masalah, di mana pelanggan bersedia membayar karena kita mampu menyelesaikannya.

Jika kita tidak memecahkan masalah yang orang akan dengan senang hati membayar untuk menyelesaikannya, kita tidak akan memiliki bisnis. Setidaknya, tidak untuk waktu yang lama.

Pastikan saja, ketika kita menelusuri apa yang dapat diterapkan dalam kehidupan profesional atau pribadi, kita harus mengingat fakta tentang prinsip-prinsip pertama.

Ya, meskipun sederhana, hampir tidak pernah menjadi kebijaksanaan konvensional.

Meskipun sering kali tidak masalah untuk --seperti yang dikatakan Musk, "meniru apa yang dilakukan orang lain dengan sedikit modifikasi"-- menemukan kebenaran mendasar biasanya akan membawa kita ke arah yang berbeda.

Ini mungkin akan terlihat jelas jika hal itu dilihat kembali, dan cukup "baru" untuk membantu kita melakukan hal yang tidak dapat dilakukan orang lain.


  • Elon Musk tentang mengambil risiko

Dalam pidato wisuda tahun 2014, Musk mengatakan kepada para wisudawan:

"Sekarang adalah waktunya untuk mengambil risiko. Seiring bertambahnya usia, kewajiban kalian meningkat."

"Dan begitu kalian memiliki keluarga, kalian mulai mengambil risiko tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga. Akan lebih sulit untuk melakukan hal-hal yang berisiko."

"Jadi, sekaranglah saatnya untuk melakukan hal itu, sebelum kalian memiliki kewajiban-kewajiban tersebut."

"Saya akan mendorong kalian untuk mengambil risiko sekarang dan melakukan sesuatu yang berani; kalian tidak akan menyesalinya."

Masuk akal. Tapi saran itu berlaku seiring bertambahnya usia.

Sebuah penelitian terhadap 2,7 juta pendiri perusahaan menunjukkan, pengusaha yang paling sukses cenderung berusia paruh baya, bahkan di sektor teknologi.

Pendiri startup berusia 60 tahun memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk meluncurkan startup yang sukses dibandingkan pendiri startup berusia 30 tahun.

Lalu, prediksi ini hampir dua kali lebih besar untuk meluncurkan startup yang masuk ke dalam 0,1 persen teratas dari semua perusahaan.

Jadi, meskipun risikonya mungkin terlihat lebih tinggi dalam hal tanggung jawab, risikonya mungkin lebih rendah dalam hal keterampilan, koneksi, dan pengalaman, seiring bertambahnya usia.

Singkatnya, risiko sebenarnya muncul karena tidak mencoba melakukan sesuatu yang berani, dan kemudian menyesalinya, terutama jika sudah terlambat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/19/080516420/elon-musk-bahagia-sukses-dan-bermakna-berawal-dari-4-hal-sederhana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke