Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Kesalahan Saat Kencan Pertama, Bisa Bikin Calon Pasangan Menjauh

Diperlukan segenap upaya agar kita bisa meninggalkan kesan positif pada calon pasangan.

Tak heran banyak yang mempersiapkannya sedetail mungkin termasuk pakaian yang dikenakan, bahasa tubuh sampai tempat kencan yang dituju.

Meski demikian, kadang kita luput melakukan kesalahan kecil sehingga membuat jengah dan pasangan kemudian menghindar.

Wale Okerayi LMHC LPC, konselor kesehatan mental berlisensi di New York berbagi sarannya soal perilaku apa saja yang sebaiknya dihindari saat kencan pertama.

Berikut uraiannya:

Tidak memahami niat pribadi

Pastikan untuk mengenali apakah kita sedang mencari pasangan kasual atau hubungan yang serius agar momen kencan pertama benar-benar produktif.

“Penting untuk mengetahui apa yang Anda cari sebelum berkencan sehingga Anda dapat mewaspadai hal-hal yang tidak sejalan,” kata Okerayi.

Kita perlu jujur pada diri sendiri dan teman kencan soal niatan tersebut agar tidak ada yang tersakiti.

Berkencan dengan orang yang membuat tidak nyaman

Misalnya, orang yang terlalu seksual atau memiliki riwayat buruk di masa lalu.

Kencan pertama sering kali diwarnai rasa gugup sehingga tak perlu ditambah kekhawatiran atau rasa tidak nyaman atas individu yang akan kita jumpai.

Percayai naluri kita dan waspadai kondisi yang bisa membuat kita tidak nyaman.

Mencari-cari hal negatif

Maksudnya, kita sengaja terus-menerus mencari sesuatu yang salah dengan kencan pertama ini.

"Jika Anda terus-menerus mencari sesuatu yang salah dengan hal tersebut, Anda akan menemukannya dan tidak hadir pada momen tersebut sama sekali," terang Okerayi.

Berkencan mengharuskan kita bersikap terbuka untuk bertemu orang baru meskipun ada hal-hal yang mungkin terasa tidak tepat.

Hal itu bukan berarti ada yang salah dengan orang itu atau red flag terkait hubungan.

Langsung kehilangan minat

Menurut Okerayi, pertimbangkan untuk terbuka pada kencan kedua sebelum memutuskan orang tersebut cocok atau tidak untuk kita.

“Menurutku sulit untuk mengenal seseorang dalam satu kencan," terangnya.

Pengecualian untuk orang yang memicu rasa tidak nyaman atau membahayakan.

Namun dianjurkan untuk setidaknya dua kali berkencan sebelum mantap memutuskan status hubungan tersebut.

Banyak dari kita melakukan kesalahan karena mengabaikan seseorang berdasarkan percakapan singkat bukannya membangun komunikasi yang berkualitas.

"Jika kencan pertama Anda terasa suam-suam kuku, cobalah kencan kedua untuk melihat apakah ada yang menarik. Jika belum, setidaknya Anda sudah mencobanya," pesan Okerayi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/09/20/082829620/4-kesalahan-saat-kencan-pertama-bisa-bikin-calon-pasangan-menjauh

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com