Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketika Zendaya Jadi Salah Satu Patung Ikonik di Museum Louvre

Brand raksasa kecantikan ini merilis koleksi perawatan kulit dan riasan yang terinspirasi dari sembilan patung paling terkenal di dalam museum Louvre, Paris, Perancis.

Museum Louvre atau Musée du Louvre memiliki nama resmi Great Louvre atau Grand Louvre.

Tempat ini menjadi museum nasional dan galeri seni Perancis, yang berlokasi di sebagian dari istana Paris yang dibangun di tepi benteng abad ke-12 era Philip Augustus.

Kampanye kolaborasi ini, difoto langsung di lokasi museum oleh Sølve Sundsbø, dengan menampilkan empat brand ambassador, yaitu Zendaya, Aya Nakamura, Amanda Seyfried, dan He Cong.

Keempatnya mengambil bentuk dan mewujud dalam bentuk patung-patung ikonik tersebut.

Kolaborasi ini seperti hendak membayangkan kembali bagaimana karya-karya besar tersebut terlihat pada saat pembuatannya ribuan tahun yang lalu, namun dengan menggunakan sosok-sosok wanita modern.

Adalah Zendaya yang melengkapi sosok Winged Victory of Samothrace, salah satu dari sedikit patung yang masih ada dari periode Helenistik kuno.

Mewakili dewi Yunani Nike (Kemenangan), Winged Victory dipamerkan di puncak tangga utama Museum Louvre sejak tahun 1884, saat ditemukan di Pulau Samothrace di Laut Aegea.

Venus de Milo, patung Yunani Helenistik lainnya yang hilang sebagian tubuhnya, menjadi inspirasi reinkarnasi dari model fesyen asal Tiongkok, He Cong.

Sejak ditemukan kembali di Pulau Milos pada tahun 1820, patung ini dipajang di Museum Louvre.

Patung ini menjadi salah satu harta karun terbesar dalam sejarah seni dan wajib dikunjungi oleh banyak generasi.

Lalu, penyanyi Perancis Aya Nakamura-yang berasal dari keluarga griot Afrika Barat, menjadi penyair yang menjaga tradisi lisan Mali- menjadi Corine.

Patung marmer ini dibuat oleh pematung Perancis, Edme-François-Étienne Gois, pada tahun 1836 untuk menggambarkan penyair Yunani yang hidup pada abad ke-5 hingga ke-6 SM.

Karya klasik lain yang ditata ulang dari koleksi Museum Louvre ini adalah Diana of Gabii (abad ke-4 SM), Nymph with a Scorpion (sekitar 200-100 SM), Echo, Hygeia (sekitar abad ke-2 SM), Venus of Arles (sekitar abad ke-1 SM), dan Sleeping Hermaphroditus (1620).

"Kolaborasi perdana ini hendak menyoroti keragaman bentuk keindahan yang ditemukan dalam koleksi Louvre."

"Ini menjadi sebuah dialog antara budaya dan peradaban yang melampaui waktu dan geografi," ujar Laurence des Cars, Presiden Direktur Museum Louvre.

"Sejarah seni dan keindahan, 'penciptaan' keindahan, pencarian keindahan, sangat erat kaitannya," sambung dia.

"Budaya pop-budaya gambar bergerak, iklan, media sosial, dan kehidupan kita sehari-hari-sering terinspirasi oleh gambar dan representasi yang tak lekang oleh waktu ini."

"Koleksi Musée du Louvre sangat mengejutkan dan menawan dalam kemampuannya untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana kanon-kanon ini bertransformasi, bagaimana mereka dapat ditafsirkan, dan bagaimana mereka berevolusi," papar des Cars.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/02/101146120/ketika-zendaya-jadi-salah-satu-patung-ikonik-di-museum-louvre

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke