Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Mitos Kucing dan Penjelasan soal Perilakunya

Hewan ini memang lebih individual dan mandiri dibandingkan anjing, yang juga kerap dirawat manusia.

Tak heran jika banyak yang mengeluh kucing peliharaannya enggan dipeluk, diatur atau didekati meskipun telah dilimpahi kasih sayang.

“Orang sering menilai kucing berdasarkan pola anjing dan menilai bahwa kucing itu aneh, dan ini tidak adil bagi kucing," kata Candace Croney, pakar kesejahteraan hewan di Universitas Purdue, Indiana, AS.

"Kucing bukanlah anjing kecil yang berperilaku aneh. Mereka berbeda, dan istimewa dengan caranya masing-masing.”

5 mitos kucing dan penjelasan soal perilakunya

Ada banyak mitos kucing terkait perilakunya yang sulit dipahami manusia.

Anggapan tersebut sering kali tidak tepat sehingga membuat perlakuan kita pada anabul juga tidak sesuai kebutuhannya.

Berikut adalah lima mitos kucing dan penjelasannya dari para ahli

Kucing tidak bersosialisasi satu sama lain

Kucing rumahan tidak selalu anti-sosial.

Sebaliknya, mereka bersifat sosial fakultatif, artinya perilaku sosial mereka fleksibel dan sangat dipengaruhi oleh genetika, perkembangan awal, dan pengalaman seumur hidup.

“Penting untuk dipahami bahwa kucing memiliki keinginan dan toleransi yang bervariasi terhadap interaksi sosial dengan kucing lain,” kata Croney.

Tidak benar pula jika tiap kucing peliharaan kerap merasa kesepian dan butuh teman.

Beberapa kucing membentuk ikatan berpasangan dan mendapat manfaat dari kehadiran kucing lain.

Namun ada juga yang cenderung stres jika diberikan teman kucing lainnya.

Pertimbangkan sejumlah faktor seperti keterkaitan kucing, pengalaman mereka sebelumnya, akses rumah yang memadai seperti makanan dan ruang sebelum memberi anabul kita 'adik' atau 'teman'.

Namun, semakin banyak penelitian yang menunjukkan kucing juga memiliki kapasitas untuk membentuk ikatan sosial yang kuat dengan manusia.

Salah satu indikasinya, adanya perilaku tersinkronisasi yang disebut slow-blink matching.

Jika manusia membuka dan menutup matanya secara perlahan dalam serangkaian kedipan, kucing akan berkedip kembali secara perlahan, sesuai dengan frekuensi kedipan pemiliknya.

“Ini adalah contoh menarik tentang kucing yang memperhatikan dan menyesuaikan perilakunya dengan orangnya,” kata Croney.

Kucing tidak suka bersosialisasi

Anjing sering dibawa bepergian ke kafe, taman atau perkumpulan yang ramai pengunjung.

Sedangkan kucing tidak karena kebanyakan orang berpikir hewan ini enggan bersosialisasi atau mengalami interaksi sosial.

Faktanya, sejumlah bukti ilmiah menunjukkan, paparan dini terhadap kucing lain, manusia, dan berbagai rangsangan lingkungan dapat bermanfaat bagi perilaku sosial dan perkembangan kognitif kucing secara keseluruhan.

Kucing adalah hewan yang tidak perlu perawatan rumit

Bukti ilmiah menunjukkan kucing sebenarnya memiliki berbagai kebutuhan untuk kehidupan yang lebih layak.

Croney mengatakan, setiap kucing minimal harus diberikan hal-hal berikut:

1. Akses ke tempat aman (seperti tempat bertengger dan tempat persembunyian)

2. Akses terhadap sumber daya utama di lingkungannya (untuk makan, minum, buang air besar, menggaruk, dan tidur)

3. Peluang bermain yang meniru perilaku predator alami

4. Interaksi sosial manusia-kucing yang positif dan konsisten

5. Lingkungan yang mencerminkan pentingnya indra penciuman dan penggunaan komunikasi penciuman kucing

"Pemilik kucing harus bertanya pada diri sendiri, Bagaimana Anda menyediakan sumber daya utama yang memperkaya kehidupan kucing Anda dan memenuhi kebutuhan biologis dasar mereka?” kata Croney.

Pastikan untuk mengaturnya di lingkungan tinggal kita agar kucing bisa mengakses kebutuhan tersebut tanpa diganggu kucing atau orang lain.

Kucing tidak bisa dilatih

Faktanya, ada rekor dunia yang membuktikan kucing bisa dilatih untuk melakukan 26 trik dalam satu menit.

Croney menekankan, kucing bukan hanya bisa dilatih tapi juga beranfaat untuk hewan itu sendiri.

“Kucing akan benar-benar belajar melakukan perilaku yang sesuai dengan imbalannya,” katanya.

“Pelatihan dapat digunakan untuk memfasilitasi interaksi sosial normal yang positif dengan kucing Anda sepanjang hari, memberikan lebih banyak peluang untuk pengayaan dan ikatan.”

Ajari kucing secara berkala lalu kenali apa yang memotivasi hewan kesayangan kita itu.

Croney mengutamakan untuk mengajari kucing masuk ke kandangnya guna menekan risiko stres saat harus dibawa ke dokter atau kondisi darurat lainnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/06/142149120/5-mitos-kucing-dan-penjelasan-soal-perilakunya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke