Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebiasaan Bangun Pagi Tak Selalu Lebih Baik, Ini Penjelasan Ahli

Sedangkan tidur larut malam dan begadang dinilai sebagai hal buruk, sekaligus ciri khas orang malas.

Padahal jadwal tidur kita tidak berkaitan dengan sifat saja namun ada banyak faktor yang memengaruhi.

“Ini pasti bersifat biologis tetapi bisa juga terkait dengan kebiasaan, seperti ketika pasangan memilih pergi untuk tidur,” kata Dr. Beth Malow, direktur Divisi Gangguan Tidur di Vanderbilt University Medical Center.

Bangun pagi vs tidur larut malam

Ada banyak studi yang mendukung manfaat kesehatan dari bangun pagi dan tidur pada waktu yang tepat.

Studi tahun 2020 terhadap 5.000 menunjukkan, orang-orang yang suka bangun pagi mempunyai aktivitas 60-90 menit lebih banyak di siang hari, daripada yang sering begadang.

Riset yang diterbitkan di Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports ini menekankan manfaat tubuh yang aktif untuk mencegah penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Studi yang diterbitkan di JAMA Psychiatry pada tahun 2021 mengaitkan kebiasaan bangun pagi dengan penurunan risiko terkena depresi.

Berdasarkan dua database genetik lebih dari 800.000 orang dewasa, didapati jika orang yang bangun pagi memiliki risiko 23 persen lebih rendah terkena depresi berat.

Sementara itu, penelitian dalam Annals of Internal Medicine menyebutkan kebiasaan tidur malam dengan risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2.

Studi tersebut menganalisis data dari 63.676 perawat berusia 45- 62 tahun dan menemukan bahwa mereka yang lebih suka begadang, 54 persen lebih mungkin memiliki kebiasaan gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, kurang tidur, tidak berolahraga, dan pola makan yang buruk.

Orang yang suka bangun pagi juga dipercaya memiliki umur yang lebih panjang, berdasarkan studi Chronobiology International.

Penelitian terhadap 24.000 anak kembar dari tahun 1981-2018 soal kebiasaan tidurnya menemukan orang yang tidur larut malam memiliki risiko kematian dini sembilan persen lebih tinggi.

Di sisi lain, orang yang sering begadang juga terbukti lebih kreatif dibandingkan penyuka bangun pagi.

Mereka juga lebih cenderung waspada secara mental dan memiliki waktu respons yang lebih cepat sebelum tidur.

Faktor yang memengaruhi jam tidur

Dr W. Christopher Winter, ahli saraf dan dokter pengobatan tidur di Charlottesville Neurology and Sleep Medicine, AS mengatakan jam tidur kita banyak dipengaruhi aspek kehidupan sehari-hari.

"Pekerjaan dan kehidupan keluarga juga cenderung memengaruhi waktu tidur," terangnya.

Meski demikian, ia mengatakan tidak ada yang lebih baik dibandingkan lainnya, terkait tidur larut malam atau bangun pagi.

"Saya ragu untuk mengatakan bahwa yang satu lebih baik dari yang lain," katanya.

Terlebih lagi, ada beberapa pekerjaan dan kondisi yang memang membutuhkan orang yang mampu begadang.

Hal yang lebih penting adalah memastikan kita tidur cukup setiap malam yakni tujuh jam atau lebih, sesuai rekomendasi dunia kesehatan.

"Jika jadwal Anda memungkinkan, sering kali lebih mudah untuk tetap berpegang pada apa yang membuat Anda nyaman daripada mencoba mengubahnya,” kata Malow.

Winter menambahkan, jam tidur yang kurang maksimal harus diimbangi dengan olahraga dan makan bernutrisi.

"Tetaplah konsisten, dan kamu akan baik-baik saja," pungkasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/10/070209720/kebiasaan-bangun-pagi-tak-selalu-lebih-baik-ini-penjelasan-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke