Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Gadis 12 Tahun yang Alami Kerusakan Paru karena Vape

KOMPAS.com - Kasus-kasus penyakit paru yang dikaitkan dengan penggunaan vape telah dilaporkan di berbagai negara. Yang terbaru adalah gadis berusia 12 tahun yang sempat koma selama 4 hari.

Gadis bersama Sarah Griffin adalah pengguna vape kelas berat, ia menderita asma dan dilarikan ke rumah sakit bulan lalu karena kesulitan bernapas.

Mary, ibu Sarah, mengatakan putrinya diam-diam merokok vape. Sarah mulai merokok vape sejak usia 9 tahun.

Sarah bahkan bisa menghisap 4.000 puff vape dalam beberapa hari, padahal menurut aturan batas maksimal adalah 600 puff.

Walau di wilayah Inggris Raya vape dilarang dijual untuk anak di bawah 18 tahun, tetapi Sarah bisa membelinya dan mulai kecanduan.

Efek vape itu makin berat rarena asma yang dideritanya dan juga ia tak memakai inhaler dengan benar.

Ketika dibawa ke rumah sakit dan dilakukan rontgen, terungkap bahwa hanya satu parunya saja yang berfungsi dan ia juga tak merespon pengobatan dokter. Ia pun dirawat di ICU dan koma.

Beruntung setelah empat hari Sarah mulai pulih. Namun satu parunya telah mengalami kerusakan permanen.

"Ia kini harus melakukan terapi untuk melatih paru-parunya seperti halnya orang lansia," kata Mary.

Di Inggris Raya diperkirakan 1 dari 5 anak berusia 11-17 tahun sudah mencoba vape. Jumlahnya naik tiga kali lipat dibanding tahun 2020.

Yang memprihatikan, anak yang lebih muda juga sudah mulai mencoba vape.

"Anak-anak mencoba vape karena mereka mengira tidak ada bahayanya. Ini adalah pemahaman yang keliru dan perlu ditingkatkan lagi kepedulian masyarakat akan bahaya vape," kata Fidelma Carter dari yayasan penyakit jantung dan stroke di Irlandia.

Bahaya Vape

Kerusakan paru terkait pemakaian vape disebut "EVALI" (E-cigarette or Vaping Product Use-Associated Lung Injury).

Gejala EVALI dapat meliputi sesak napas, nyeri dada, batuk, demam, mual, muntah, dan gejala lain yang terkait dengan masalah pernapasan. Beberapa kasus EVALI juga dapat mengakibatkan kondisi yang memerlukan perawatan di unit perawatan intensif.

Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa zat-zat kimia tertentu dalam e-liquid atau bahan tambahan yang tidak terdaftar mungkin menjadi faktor penyebab. Terutama, zat tambahan yang mengandung THC (tetrahydrocannabinol), komponen psikoaktif dalam ganja.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/10/12/114703720/kisah-gadis-12-tahun-yang-alami-kerusakan-paru-karena-vape

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke