Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Penyakit yang Bisa Menyerang Saat Berenang

Meski tampaknya menakutkan, sebagian besar penyakit dari rekreasi air ini sebenarnya memiliki gejala yang ringan dan mudah diobati.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kita dapat dengan mudah jatuh sakit setelah berenang jika menelan atau pun bersentuhan dengan bakteri di dalam kolam renang.

Oleh sebab itu, pastikan untuk mengedukasi diri mengenai penyakit apa saja yang mengintai saat kita berenang dan memastikan kolam renang yang kita kunjungi rutin melakukan disinfeksi untuk mencegah penyebaran bakteri.

Penyakit yang bisa menyerang saat berenang

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut adalah beberapa penyakit yang bisa menyerang saat berenang, seperti dilansir dari laman Health.

1. Diare

Diare adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi saat berenang.

Menurut CDC, setelah air terkontaminasi oleh bakteri yang menyebabkan diare menular, perenang hanya perlu menelan sedikit saja untuk terinfeksi.

Bakteri-bakteri seperti Cryptosporidium, Giardia, Shigella, norovirus, dan E. coli dapat ditularkan kapan saja ketika seseorang yang sedang sakit diare- atau pernah sakit dalam dua minggu terakhir, masuk ke dalam air.

Cryptosporidium (disingkat crypto), penyebab paling umum dari wabah diare yang berhubungan dengan kolam renang, dapat bertahan hidup selama berhari-hari, bahkan di kolam renang yang diolah dengan klorin dan bahan kimia lainnya.

Itulah mengapa kolam renang umum mengharuskan kita untuk mandi sebelum berenang. Agar kolam renang tetap aman untuk semua orang, jangan berenang jika kita baru saja sakit.

Sebaiknya hindari berenang di danau atau sungai yang tidak dipantau keamanannya.

"Semua tergantung pada apa yang terjadi di hilir," kata Dr Mindy Benson, asisten profesor klinis di Rumah Sakit Anak UCSF Benioff di Oakland, AS.

"Hewan-hewan di dalam air juga dapat menularkan bakteri-bakteri ini."

"Saya tidak akan merekomendasikan berenang di tempat-tempat pedalaman yang tidak dikenal, terutama dengan anak-anak," ungkap dia.

Penyakit diare yang ditularkan melalui air dapat berlangsung selama 2-3 minggu dan menyebabkan dehidrasi yang serius, bahkan terkadang mengancam jiwa.

MedlinePlus merekomendasikan untuk menghubungi dokter jika kita mengalami gejala-gejala ini:

• Tinja dengan darah atau nanah
• Tinja berwarna hitam
• Diare yang berlangsung selama dua hari atau lebih (pada orang dewasa)
• Diare yang berlangsung lebih dari 24 jam (pada anak-anak)
• Sakit perut yang parah
• Demam
• Tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, sakit kepala, dan jarang buang air kecil

2. Ruam merah di kulit

Air yang terkontaminasi bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan ruam merah dan mengiritasi kulit.

Bahan kimia pembunuh bakteri seperti klorin lebih cepat terurai dalam air panas. Oleh karena itu, risiko yang lebih tinggi dapat ditimbulkan oleh kolam air panas.

Tetapi, penyakit ini juga dapat menyebar di kolam renang yang tidak terawat dengan baik atau danau yang terkontaminasi.

Semakin lama kulit terpapar air yang terkontaminasi, semakin besar kemungkinan kita terkena ruam.

"Orang terkadang berpikir bahwa ketika mereka keluar dari air yang mengandung klorin, mereka sudah bersih," kata Benson.

"Namun, hal yang paling aman untuk dilakukan adalah mandi sesegera mungkin," ujar dia.

Kita juga dapat menanyakan apakah bak mandi air panas yang akan kita gunakan diperiksa setidaknya dua kali sehari. 

Ini untuk mengetahui tingkat disinfektan dan pH yang tepat, atau memeriksa sendiri airnya dengan menggunakan strip tes kolam renang dan bak mandi air panas.

Menurut CDC, ruam biasanya muncul sebagai bintik-bintik gatal, merah, bergelombang, atau lepuh berisi nanah, dan biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Jika ruam berlangsung lebih lama dari itu, segera hubungi dokter.


3. Otitis eksterna

Otitis eksterna adalah infeksi saluran telinga luar yang terjadi ketika air terperangkap di saluran telinga bagian luar, sehingga menyebabkan bakteri atau jamur tumbuh.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa dan dapat menyebabkan rasa gatal, nyeri, serta bengkak.

Dalam beberapa kasus, nanah dapat keluar dari telinga.

Namun, kita bisa berkonsultasi dengan jika merasa menderita penyakit ini dan mungkin memerlukan antibiotik untuk mengobatinya.

"Untuk melindungi diri sendiri, keringkan telinga secara menyeluruh setelah berenang dengan handuk lembut," kata Dr Mindy.

Selain itu, menurut CDC, kita juga dapat memiringkan kepala dari sisi ke sisi dan menarik perlahan daun telinga untuk membantu mengeluarkan air, atau menggunakan pengering rambut.

Sementara, pilihan lainnya adalah membeli obat tetes telinga di toko obat yang dapat membantu mengeringkan saluran telinga setelah berenang, tetapi tanyakan kepada dokter sebelum menggunakannya.

4. Penyakit legionnaires

Bakteri yang hidup di bak mandi air panas atau kolam renang juga dapat menginfeksi orang yang menghirup uap atau kabut yang keluar dari air.

Bakteri Legionella, yang menyebabkan infeksi paru-paru seperti penyakit legionnaires, kadang-kadang menyebar dengan cara ini.

Legionella ditemukan secara alami di dalam air, terutama air hangat.

Maka, memastikan bahwa kolam renang atau bak mandi air panas dibersihkan dan didesinfeksi dengan benar dapat mengurangi risiko terinfeksi.

Menurut CDC, penyakit ini juga dapat menyebabkan gejala-gejala seperti:

• Batuk
• Sesak napas
• Nyeri dada
• Demam
• Nyeri otot
• Sakit kepala
• Diare
• Mual
• Kebingungan

Di samping itu, penyakit legionnaires juga biasanya dapat diobati dengan antibiotik jika didiagnosis secara dini, tetapi terkadang bisa berakibat fatal.

Menurut CDC, penyakit ini paling berbahaya bagi orang yang berusia 50 tahun ke atas yang merokok atau memiliki penyakit paru-paru kronis.

Atau, berbahaya pula bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Meski demikian, semua orang harus menemui dokter jika mereka curiga telah terpapar.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/10/172759120/4-penyakit-yang-bisa-menyerang-saat-berenang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke