Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Haruskah Beri Kesempatan Kedua Saat Pasangan Selingkuh?

KOMPAS.com - Memberikan kesempatan kedua untuk pasangan yang selingkuh dapat menjadi pertimbangan sulit.

Sebagian orang percaya, setiap orang pantas mendapatkan kesempatan kedua. Mereka meyakini kalau kesalahan bisa menjadi pelajaran berharga untuk kelanjutan hubungan di masa depan.

Namun di sisi lain, mungkin saja ada luka yang sulit untuk disembuhkan sehingga kepercayaan dalam menjalin hubungan sudah tidak lagi seperti dulu.

Lantas, apakah memberi kesempatan kedua pada pasangan selingkuh dapat menjadi pilihan terbaik?

Pertimbangan sebelum memberi kesempatan kedua pada pasangan selingkuh

Perselingkuhan tidak selalu menjadi akhir dari sebuah hubungan, apalagi jika pasangan yang bersalah mengakui dan benar-benar menyesali perbuatannya.

Faktanya, penyesalan yang tulus merupakan indikator yang menunjukkan masih ada harapan dalam hubungan itu, terutama jika pasangan sudah lama bersama atau memiliki anak.

Namun, kita perlu menyadari kalau hubungan yang sudah dinodai dengan perselingkuhan tidak akan pernah sama lagi.

Dilansir laman Verywellmind, berikut beberapa pertimbangan sebelum memutuskan untuk memberi pasangan selingkuh kesempatan kedua.

1. Pertanyaan untuk dipertimbangkan

Sebelum mengambil keputusan besar, penting untuk benar-benar memikirkan banyak hal yang bisa memperbaiki hubungan.

Berikut beberapa pertanyaan penting untuk ditanyakan pada diri sendiri.

Menjawab pertanyaan ini dengan jujur dapat membantu memutuskan apakah pasangan selingkuh layak diberi kesempatan kedua atau tidak.

Periksa jawaban kita, apakah sebagian besar positif? Atau adakah sesuatu yang perlu dibahas lebih lanjut?

Diskusikan hal ini dengan konselor pernikahan atau pihak netral lainnya yang mungkin bisa membantu mengevaluasi situasi.

2. Lihat lagi kondisi yang sebenarnya

Jika memutuskan untuk memberi pasangan kesempatan kedua, tekankan kalau ini adalah hanya berlaku satu kali saja.

Pasangan yang bersalah perlu memahami tidak akan ada kesempatan lagi jika mereka melakukan kesalahan yang sama.

Di sisi lain, pasangan yang selingkuh harus bersedia menjelaskan alasan di balik perselingkuhan. Mereka juga harus meminta maaf dengan jujur dan tulus serta menepati janjinya.

Tanyakan pada pasangan tentang komitmen dan masing-masing perlu menyepakati batasan yang sehat mengenai perilaku di masa depan.

Misalnya mengizinkan pasangan untuk mengakses ponsel, pesan teks, media sosial bahkan email.

Batasan-batasan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman sekaligus menjaga kepercayaan pada pasangan.

3. Perhatikan tandanya

Pilihan tentu ada di tangan kita, namun memberikan kesempatan kedua ketika red flag berikut ini muncul, lebih baik tunda dulu keputusan itu.

Berpikirlah dua kali untuk memberikan kesempatan kedua ketika:

  • Pasangan berselingkuh dengan mantan kekasihnya
  • Perselingkuhan terjadi dan berjangka panjang
  • Pasangan tidak menunjukkan penyesalan atau meminta maaf
  • Perselingkuhan terjadi di awal hubungan
  • Kecurangan yang dilakukan bersifat serial atau berkelanjutan
  • Pasangan menjadi kasar atau suka mengontrol
  • Meski sulit diterima, tidak semua hubungan bisa didamaikan.

Ada kalanya pasangan yang selingkuh menolak untuk mengakhiri perselingkuhan atau punya pola perselingkuhan yang sudah mapan. Priortitaskan untuk menjaga hati dan diri sendiri sebelum mengevaluasi hubungan.

4. Berpikir realistis

Kebanyakan orang yang pernah diselingkuhi menganggapnya sebagai masalah pribadi. Mereka mungkin menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak lebih baik dari selingkuhannya.

Tapi sebetulnya hal itu jauh dari apa yang kita pikirkan. Harga diri tidak bisa dikaitkan dengan pandangan pasangan terhadap kita.

Pasangan yang selingkuh harus bertanggung jawab atas perselingkuhan itu. Pahamilah kalau bukan kita yang menyebabkan itu terjadi.

Sesungguhnya, selingkuh adalah pilihan yang dibuat sendiri oleh pelaku dan harus bertanggung jawab.

Sangat penting bagi kita untuk memerhatikan dengan cermat bagaimana pasangan kita merespons saat ketahuan. Apakah mereka menyesal? Atau apakah mereka menyesali rasa sakit yang kita alami akibat perbuatannya?

5. Cari pertanda baik

Biasanya, permintaan maaf yang jujur tanpa alasan atau menyalahkan adalah awal yang baik.

Saat pasangan mulai menuding kita, atau menyebut kalau kitalah yang membuatnya memilih selingkuh, itu tandanya dia belum menerima tanggung jawab penuh atas perbuatannya.

Pastikan pasangan benar-benar menyesal sebelum mencoba mendamaikan hubungan.

Ketika pasangan yang selingkuh tidak mampu mengenali rasa sakit yang kita alami akibat perbuatannya, mereka juga akan kesulitan untuk berhubungan dengan kita secara jujur di masa depan.

Proses memaafkan kesalahan pasangan dan pemulihan hanya dapat kita mulai ketika kita bisa melihat pertanda baik dari perilaku pasangan yang ingin memperbaiki kesalahannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/11/080000420/haruskah-beri-kesempatan-kedua-saat-pasangan-selingkuh-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke