Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Fase Hubungan Cinta, Kamu Sudah di Tahap Mana?

KOMPAS.com - Meski pun didasari oleh rasa cinta, ternyata menjalani hubungan cinta tidak sesimpel yang kita bayangkan. Dibutuhkan empati, toleransi, hingga pengorbanan, agar hubungan itu bisa berjalan lancar.

Menurut pakar hubungan, ada empat fase hubungan yang secara umum bakal dilewati bersama. Fase-fase itu berawal dari momen pendekatan, mulai berkencan, menjalaninya bersama sampai di fase akhir yaitu penerimaan satu sama lain.

Memahami setiap fase yang kita lalui pun dapat membantu kita menentukan pencapaian yang kita cari dalam sebuah hubungan.

Fase hubungan cinta menurut pakar

Fase atau tahapan dalam hubungan romantis tidak melulu memiliki nama atau pola yang sama bagi setiap pasangan.

Tetapi ketika kita sudah memahami hubungan kita sudah sejauh mana, hal itu memungkinkan kita mendapatkan perspektif lain tentang kondisi hubungan, ke mana arah dan tujuan, serta upaya apa yang harus kita lakukan agar hubungan langgeng.

Mengutip laman Popsugar, berikut empat fase umum dalam hubungan cinta. Hubunganmu sudah sampai di tahap mana?

  • Fase bulan madu

Fase ini biasanya dirasakan masing-masing pasangan pada awal-awal hubungan. Tidak sedikit orang yang merasa "tergila-gila" dan bersemangat untuk selalu bersama pasangan.

Menurut pakar hubungan, momen ini adalah masa terindah, karena hubungan yang terjalin terasa lagi manis-manisnya.

"Fase bulan madu sangatlah nyata. Oksitosin mengalir, dan seolah mata kita dibutakan oleh cinta," jelas terapis pernikahan dan hubungan yang berbasis di Amerika Serikat, Courtney Watson, LMFT.

Menurutnya, hubungan di fase akan didominasi oleh lebih banyak kelonggaran dan fleksibilitas.

Thalia Ouimet, seorang pendiri aplikasi kencan dan dating coach juga mengatakan hal serupa.

Tahap bulan madu ditandai dengan perasaan cinta atau nafsu yang mencapai puncaknya. Hal-hal itu membuat mereka merasa "tidak ada hal penting" untuk diperhatikan.

"Meski pun wajar dan sah untuk menikmati momen-momen penuh gairah, tapi penting bagi individu untuk tetap berpijak pada kenyataan dan memenuhi kebutuhan kita sendiri serta pasangan," katanya.

Sejoli yang hubungannya ada di tahap ini biasanya tidak peduli dengan red flag apa pun dari pasangannya.

  • Fase memeriksa atau mencari realitas

Setelah fase bulan madu dilalui, sebagian besar pasangan bakal berada di fase mencari realitas. 

Selama masa ini, kita dan pasangan mulai melihat keanehan dan kekurangan satu sama lain, yang mungkin tidak terlihat di awal hubungan.

Menurut pakar, fase ini disebut sebagai The Reality-Check Stage (tahap pemeriksaan realitas).

Di tahap ini, pasangan harus bisa menghadapi sifat pasangan dan mulai mencari tahu apakah sifat itu bisa dijalani dalam hubungan jangka panjang.

Tahap ini juga menjadi momen yang penting untuk membangun rasa percaya diri dan membuktikan kalau kita dan pasangan benar-benar cocok berhubungan.

"Dalam hubungan yang sehat, inilah saatnya komunikasi yang baik dibutuhkan. Kita harus bisa berbicara tegas tentang kebutuhan, keinginan atau hasrat," kata Watson.

Tak bisa dipungkiri, di fase pemeriksaan realitas juga dapat terbentuk benih rasa benci. Cobalah meluangkan waktu agar saling bertukar pemikiran dan perasaan satu sama lain.

  • The work stage

Fase ketiga dari hubungan ini bisa dibilang tahap terpanjang dan tersulit dalam sebuah hubungan cinta.

"Jika memilih untuk melanjutkan hubungan, inilah saatnya untuk bekerja," kata Watson.

Tetapi ketika belum menemukan titik tengah agar bisa berkompromi atau menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, itu berarti banyak tugas yang harus dituntaskan.

Beberapa orang mungkin bakal melalui tahap ini cukup panjang, bahkan sampai ke tahun pertama pernikahan.

Inlah saatnya untuk melupakan hambatan yang terjadi, serta mengambil langkah untuk bisa memecahkan masalah yang ada dengan baik.

Ketika sudah berhasil melalui tahap "the work stage", hal itu dapat menjadi pertanda kalau kita bisa bekerja sama dengan baik bersama pasangan untuk melangkah ke hubungan jangka panjang.

"Tahap ini adalah di saat dua orang dapat menentukan batasan dan apa yang diharapkan dalam hubungan. Ini menjadi sangat positif karena tahap ini menentukan hubungan bisa berhasil atau berakhir," ungkap Ouimet.

  • Fase penerimaan

Tahap terakhir dari hubungan cinta adalah fase penerimaan. Seperti namanya, ini dapat menjadi acuan bagi pasangan untuk bisa belajar menerima satu sama lain apa adanya. Penyesuaian diri dengan pasangan juga berada di fase ini.

"Kita bisa tahu memasuki fase ini ketika hal-hal yang dulu mengganggu tidak akan memicu keretakan hubungan lagi," ucap Watson.

Setelah melakukan berbagai upaya di tahap sebelumnya, kemungkinan besar kita akan memiliki hubungan yang sehat dan damai.

"Ini terjadi ketika pasangan telah mencapai hubungan yang sehat dan seimbang dengan rasa hormat dan intergitas," jelas Ouimet.

Masing-masing pasangan yang berada di fase ini pun merasa dicintai dan didengarkan karena sudah berhasil membangun fondasi yang kuat untuk hubungan jangka panjang.

Seiring waktu, hubungan mungkin akan melalui proses pertumbuhan dan cinta yang semakin dalam di kemudian hari.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/20/140000320/4-fase-hubungan-cinta-kamu-sudah-di-tahap-mana-

Terkini Lainnya

Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com