Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Perilaku yang Menunjukkan Kecerdasan Emosional Rendah

KOMPAS.com - Ada perbedaan yang jelas antara memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dan kecerdasan emosional yang rendah.

Kesenjangan ini sering kali disebabkan oleh perbedaan kesadaran diri, dan mereka yang memiliki kecerdasan emosional rendah kerap bertindak dengan cara yang dapat berdampak negatif pada orang lain, tanpa mereka sadari.

Sedangkan orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi umumnya bisa memahami dan mengelola tidak hanya emosinya sendiri, tetapi juga emosi orang-orang di sekitarnya.

Orang dengan kecerdasan emosional rendah cenderung menunjukkan perilaku tertentu yang merupakan tanda ketidaksadaran mereka. Penting untuk memahami tanda-tanda ini agar kita dapat melakukan interaksi dengan lebih efektif.

Berikut beberapa perilaku yang harus diwaspadai yang mengindikasikan rendahnya kecerdasan emosional.

1. Kesulitan untuk berempati

Salah satu tanda paling jelas dari rendahnya kecerdasan emosional adalah kurangnya empati, yakni kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain. Empati adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat, baik pribadi maupun profesional.

Mereka yang memiliki kecerdasan emosional rendah seringkali kesulitan mengenali emosi orang lain apalagi memahami dan merasakannya. Mereka bisa terlihat tidak peduli, meskipun itu bukan niatnya.

Empati bukan berarti selalu setuju dengan orang lain, melainkan menghargai pendapat orang lain, meskipun kita tidak memiliki sudut pandang yang sama.

Mengenali perilaku ini bisa menjadi langkah besar menuju peningkatan kecerdasan emosional. Bagaimanapun, memahami orang lain dimulai dengan memahami diri kita sendiri. Tapi ingatlah bahwa ini adalah sebuah perjalanan yang perlu waktu.

2. Kesulitan menjaga pertemanan

Perilaku lain yang sering terlihat pada individu dengan kecerdasan emosional rendah adalah kesulitan mempertahankan pertemanan.

Kamu mungkin sering salah mengartikan kata-kata dan tindakan orang, menganggap teman-temanmu menyinggungmu padahal tidak dimaksudkan seperti itu.

Hal ini sering menyebabkan kesalahpahaman dan konflik dalam kelompok teman. Hal lain yang memperburuk keadaan adalah kesulitan mengenali saat kamu membuat orang lain kesal serta jarang meminta maaf.

Penting untuk menyadari bahwa sikap-sikap seperti ini dapat membuatmu kesulitan untuk mempertahankan pertemanan jangka panjang.

Memahami perilaku ini dan berupaya meningkatkan kesadaran emosional dapat membantu memperkuat hubungan seiring berjalannya waktu.

3. Bereaksi berlebihan terhadap kritik

Ciri khas orang dengan kecerdasan emosional rendah adalah ketidakmampuannya menangani kritik secara konstruktif. Mereka cenderung bereaksi berlebihan dan tersinggung meskipun kritik tersebut dimaksudkan untuk membantu.

Individu dengan kecerdasan emosional rendah lebih cenderung menganggap umpan balik sebagai ancaman daripada peluang untuk memperbaiki diri.

Persepsi ini seringkali memicu perilaku defensive seperti menyerang atau menarik diri sepenuhnya dari situasi tersebut.

Bersikap terbuka terhadap kritik yang membangun adalah bagian penting dari pertumbuhan dan peningkatan diri. Belajar menangani umpan balik tanpa bereaksi berlebihan dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan hubungan interpersonal kita secara signifikan.

4. Kesulitan mengungkapkan perasaan

Orang dengan kecerdasan emosional rendah sering kali kesulitan mengungkapkan perasaannya secara efektif.

Mereka mungkin merasa kesulitan mengungkapkan emosi dengan kata-kata, sehingga dapat menyebabkan kesalahpahaman dan perasaan frustrasi dalam interaksi mereka dengan orang lain.

Kesulitan ini bukan berarti bersikap tertutup melainkan ketidakmampuan untuk memahami dan mengartikulasikan emosi seseorang secara akurat.

Mereka mungkin merasakan sesuatu dengan kuat tetapi tidak memiliki kata yang tepat untuk membagikannya kepada orang lain.

Meningkatkan kecerdasan emosional melibatkan pembelajaran mengenali, memahami, dan mengekspresikan perasaan kita dengan cara yang sehat.

Hal ini tidak hanya membantu kita mengendalikan emosi dengan lebih baik, tetapi juga meningkatkan interaksi kita dengan orang lain.

5. Sikap impulsif

Perilaku umum lainnya di antara mereka yang memiliki kecerdasan emosional rendah adalah sikap impulsif. Mereka mungkin bereaksi dengan cepat tanpa mempertimbangkan dampak dari tindakan mereka sehingga mengarah pada keputusan yang disesalkan atau konflik dengan orang lain.

Perilaku impulsif sering kali berasal dari kurangnya pengendalian diri secara emosional. Alih-alih meluangkan waktu sejenak untuk memproses emosi, mereka langsung bereaksi, biasanya berdasarkan respons emosional awal.

Mengembangkan kecerdasan emosional melibatkan pengembangan kemampuan untuk berhenti sejenak, memahami emosi kita, dan mempertimbangkan akibat sebelum kita bertindak. Ini tentang belajar merespons dengan perilaku yang lebih bijaksana dan konstruktif.

6. Kesulitan dengan kesadaran diri (self-awareness)

Salah satu aspek yang paling menyentuh hati dari kecerdasan emosional yang rendah adalah perjuangan akan kesadaran diri.

Kesadaran diri adalah landasan kecerdasan emosional. Ini tentang memahami emosi kita sendiri, mengenali dampaknya terhadap perilaku kita, dan bagaimana pengaruhnya terhadap orang-orang di sekitar kita.

Namun, individu dengan kecerdasan emosional rendah seringkali kurang memiliki kesadaran diri tersebut sehingga merasa terbebani oleh emosi mereka, tidak yakin mengapa mereka merasakan hal tertentu atau bagaimana menanganinya. Hal ini dapat menimbulkan perasaan bingung dan terisolasi.

Perjalanan untuk meningkatkan kecerdasan emosional dimulai dengan kesadaran diri dengan cara jujur pada diri sendiri, mengakui emosi, dan memahami penyebabnya.

Ini bukan perjalanan yang mudah, namun pastinya merupakan perjalanan yang bermanfaat, penuh dengan pertumbuhan pribadi dan hubungan yang lebih dalam dengan orang lain.

7. Kesulitan membaca isyarat sosial

Isyarat sosial adalah bagian penting dari interaksi kita sehari-hari, membantu kita memahami emosi dan niat orang lain, serta memandu respons dan interaksi kita.

Namun, orang dengan kecerdasan emosional rendah sering kali kesulitan menafsirkan isyarat ini dan melewatkan tanda-tanda ketidaknyamanan yang tidak kentara, salah menafsirkan ekspresi, atau mengabaikan sinyal non-verbal.

Salah satu contohnya adalah ketika berada di ruangan yang penuh dengan orang dan kamu merasa kesepian, tidak mampu memahami sepenuhnya emosi dan niat orang di sekitarmu.

Meningkatkan kecerdasan emosional melibatkan belajar membaca dan menafsirkan isyarat sosial ini secara akurat. Ini tentang hadir, mengamati, dan memahami bahasa emosi tak terucap yang mengatur interaksi sosial kita.

8. Kesulitan mengelola stres

Orang dengan kecerdasan emosional rendah sering kali merasa kesulitan mengelola stres secara efektif. Situasi stres dapat memicu respons emosional yang kuat, dan mereka mungkin kesulitan untuk tenang dan berpikir jernih.

Ketidakmampuan mengelola stres tidak hanya berdampak pada kesehatan mental dan fisik, namun juga dapat memengaruhi hubungan dan kinerja di tempat kerja atau sekolah.

Meningkatkan kecerdasan emosional sama saja dengan belajar teknik manajemen stres yang sehat seperti mindfulness, latihan pernapasan dalam, dan aktivitas fisik. Ini tentang belajar mengenali tanda-tanda stres dan meresponsnya dengan cara yang meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan.

9. Kurangnya batasan emosional

Hal yang paling penting untuk dipahami tentang kecerdasan emosional yang rendah adalah bahwa hal itu sering kali mengakibatkan kurangnya batasan emosional.

Orang dengan kecerdasan emosional rendah sering kali kesulitan membedakan perasaannya dengan perasaan orang lain. Mereka mungkin menganggap emosi orang lain sebagai emosi mereka sendiri sehingga menyebabkan ikut larut dalam emosi yang berlebihan dan kelelahan.

Menetapkan batasan emosional yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan mental dan emosional kita. Hal ini memungkinkan kita berempati dengan orang lain tanpa kehilangan kendali diri kita sendiri dalam prosesnya.

Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan membina hubungan yang lebih sehat dan seimbang.

Kecerdasan emosional adalah sebuah perjalanan

Kecerdasan emosional bukan sekadar sifat yang kita miliki sejak lahir melainkan keterampilan yang dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu.

Orang sering kali melakukan perilaku yang menunjukkan kecerdasan emosional yang rendah tanpa menyadarinya. Namun mengenali perilaku ini adalah langkah pertama menuju pertumbuhan pribadi.

Baik itu belajar menangani kritik secara konstruktif atau mengembangkan kesadaran diri yang lebih baik, setiap langkah yang kita ambil dalam perjalanan ini membawa kita semakin dekat untuk menjadi individu yang lebih cerdas secara emosional.

Pada akhirnya, kecerdasan emosional membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia dan orang-orang di sekitar. Hal ini berdampak pada hubungan, pekerjaan, dan pada akhirnya, kebahagiaan kita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/20/190138620/9-perilaku-yang-menunjukkan-kecerdasan-emosional-rendah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke