Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berani Komunikasikan Kesehatan Mental di Ruang Profesional

Oleh: Ramos Mangihut Yemima S. dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Saat berbicara tentang kesehatan mental, topik tersebut masih dianggap aneh, sepele, dan kerap mendapatkan stigma. Pandangan tersebut hadir di berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali lingkungan kerja.

Lingkungan kerja adalah lingkungan yang menuntut orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bersikap profesional sehingga keterbukaan terhadap topik kesehatan mental kerap tertahan.

Oleh karena itu, kepedulian dalam membangun lingkungan kerja yang sehat penting bagi menjadi sorotan utama pada obrolan “How to Navigate Mental Health at Work” dalam siniar Anyaman Jiwa ft. Accenture Indonesia yang dapat diakses melalui s.id/AnJiwAccenture.

Pentingnya Bicarakan Kesehatan Mental di Dunia Kerja

Membicarakan topik kondisi kesehatan mental di lingkungan kerja dapat dimulai dari melihat cara pandang lingkungan terhadap topik tersebut.

Hal ini diutarakan oleh Adjie Santosoputro, Praktisi Mindfulness dan Kesehatan Mental, “(Pengidapnya) kerap tidak berani terbuka soal kesehatan mental, karena adanya faktor trauma atau pola asuh. Kurangnya literasi atas kondisi kesehatan mental itu sendiri semakin mendorong tumbuhnya stigma,”

Tony Haryadi, Managing Director dan Mental Health Lead Accenture Indonesia, juga membagikan sudut pandang ruang kerja terhadap isu tersebut, “Di dunia profesional, kesehatan mental dianggap sebagai judgement, berujung menganggap pengidapnya sosok yang tidak mampu,”

Tony juga menyatakan dalam menyikapi stigmatisasi tersebut, Accenture Indonesia mengambil sebuah langkah, “Mengkampanyekan bahwa it is okay to not be okay. Para leader juga didorong untuk sensitif pada perubahan perilaku yang terjadi pada anggota tim di lingkungan kerja.”

Kampanye tersebut juga diterapkan bersamaan dengan program bertajuk Mental Health Allies. Sabrina Rahman Nur Sary, Management Consulting Manager Accenture Indonesia, menyatakan program tersebut hadir sebagai pembekalan terhadap isu kesehatan mental.

“Program ini memberikan training literasi tentang bagaimana cara merespons dan memberikan bantuan, serta bagaimana perusahaan mendukung isu tersebut lewat memberikan resources untuk membantu meredakan stres,” ujar Sabrina.

Tak hanya berhenti di situ, Sabrina juga membagikan bagaimana kampanye Personal Boundaries juga diterapkan. Anggota tim dapat berkomunikasi dengan leader atau supervisor, meminta waktu-waktu tertentu untuk ruang sendiri sehingga ada batasan yang jelas dalam dunia kerja dan personal.

Edukasi, Dukungan terhadap Isu, dan Budaya Lingkungan Kerja

Sebagai praktisi, Adjie mengatakan edukasi kondisi mental dalam lingkungan kerja adalah perjalanan edukasi yang panjang, “There is no health without mental health. Maka, kesadaran atau knowledge atas hal tersebut sudah sangat baik. Namun, knowledge perlu practice, sehingga penerapan program di lingkungan kerja sangat patut untuk diapresiasi.”

Keterbukaan pada isu adalah bagian dari peran perusahaan sebagai support system. Meyakini pernyataan ini, Tony sebagai Mental Health Lead menyatakan ada empat komponen yang penting dalam mental health support.

“Pertama itu mereka (pengidap kondisi mental) harus healthy dan well baik secara mental maupun finansial. Kedua, penting untuk connected dengan lingkungan sehingga ada sense of trust dan belonging. Ketiga, memiliki marketable skills sebagai bagian dari bertumbuh, dan keempat, memiliki purpose dalam setiap tindakan,” ucap Tony.

Keempat komponen tersebut tentu berkaitan erat dengan budaya lingkungan kerja. Budaya kerja yang cepat dan penuh tekanan sering memberikan dampak bagi karyawannya. Menanggapi hal ini, Sabrina menyatakan bahwa Accenture Indonesia hadir untuk mendukung kebutuhan karyawan.

“Penting untuk maintain stress. Sering kali setiap mau beristirahat, tapi masih memikirkan kerja. Kita menyediakan aplikasi Calm, aplikasi meditasi yang bisa membantu kenyamanan saat tidur,” terang Sabrina.

Tak hanya itu, Tony juga menyatakan pentingnya peranan komunikasi yang terbuka, sekaligus menjadi bagian penting dari Employee Assistance Program Accenture Indonesia.

Employee Assistance Program tidak hanya memberikan dukungan berupa penyediaan psikolog, tetapi juga dalam aspek lain seperti konsultan keuangan, konsultan hukum, dan aspek lain yang dapat membantu karyawan dalam mengambil berbagai keputusan.

Lingkungan perusahaan yang terbuka pada isu kesehatan mental juga dapat meningkatkan produktivitas sekaligus citra perusahaan, sehingga dapat menarik talenta-talenta terbaik demi keberlangsungan perusahaan itu sendiri.

Komitmen dalam membangun ruang kerja yang inklusif dan terbuka terhadap isu kesehatan mental menjadi prioritas utama bagi Accenture. Kesadaran terhadap isu menjadi bagian dari menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Nikmati obrolan “How to Navigate Mental Health at Work” dalam siniar Anyaman Jiwa ft. Accenture Indonesia yang dapat diakses lewat tautan s.id/AnJiwAccenture. Dengarkan informasi dan narasi lainnya seputar kesehatan mental dalam playlist YouTube Medio by KG Media.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/12/01/063000420/berani-komunikasikan-kesehatan-mental-di-ruang-profesional-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke