Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kecemasan dan Depresi, Apa Bedanya dan Mungkinkah Mengalami Keduanya?

KOMPAS.com - Ketika kita disapa "Apa kabar?" Kemungkinan besar kita menjawabnya dengan, “Baik, terima kasih!” bahkan ketika kita sebenarnya tidak sedang baik-baik saja.

Jawaban itu muncul karena kadang kita ingin berlaku sopan menanggapi pertanyaan yang mungkin juga basa-basi, atau kita tidak ingin memperpanjang percakapan yang mungkin tidak nyaman. Namun yang paling umum adalah kita kerap menyangkal bahwa kita memiliki masalah dan butuh bantuan.

Masalah seputar mental ini sebenarnya bisa dideteksi jika akhir-akhir ini suasana hati dan energi Anda berubah secara signifikan. Bisa jadi itu pertanda kecemasan atau depresi (atau keduanya).

Kecemasan dapat membuat kita merasa sangat waspada dan ketakutan. Sedangkan depresi dapat membuat kita berada dalam suasana hati yang sedih, seolah tanpa harapan. 

Meskipun kondisi-kondisi ini terdengar sangat berbeda, namun sebenarnya keduanya saling terkait, dan hal ini umumnya terjadi bersamaan.

Dikutip dari Cleveland Clinic, Psikiater Karen Jacobs, DO, memberi kita gambaran umum tentang apa itu kecemasan dan depresi, bagaimana keduanya bermanifestasi dalam berbagai bentuk, bagaimana keduanya terkait, dan bagaimana membedakan keduanya.

Apa itu kecemasan dan depresi?

Meskipun kecemasan dan depresi memiliki gejala dan gambaran klinisnya masing-masing, ada beberapa hal yang serupa atau tumpang tindih.

Kecemasan

Ada perbedaan antara kekhawatiran yang normal dan kecemasan.

“Sesekali merasa khawatir tentang hasil ujian atau berbicara dengan atasan tentang kenaikan gaji itu sesuatu yang normal,” Dr. Jacobs menjelaskan. 

“Tetapi jika kecemasan terjadi terus-menerus dan mempengaruhi kehidupan Anda, maka itu mungkin merupakan sinyal bahwa Anda sedang menghadapi sesuatu yang lebih besar.”

Gejala gangguan kecemasan umum meliputi:

  • Kekhawatiran yang terus-menerus dan parah (terkadang tidak sebanding dengan apa yang sebenarnya terjadi).
  • Berpikir secara berlebihan atau overthinking.
  • Membayangkan skenario yang lebih buruk.
  • Terobsesi terhadap situasi atau hasil.
  • Keragu-raguan.
  • Takut.
  • Ketidakmampuan untuk bersantai.
  • Perasaan gelisah.
  • Kesulitan fokus atau kegelisahan fisik.

Selain itu, ada banyak gejala fisik yang dapat terjadi akibat kecemasan, antara lain:

  • Ketegangan otot.
  • Nyeri dada.
  • Merasa mudah lelah atau letih.
  • Palpitasi jantung.
  • Sesak napas.

Kecemasan yang berkepanjangan, yang terus-menerus memicu respons melawan atau lari, dapat berdampak besar pada kesehatan kita. Dr Jacobs mengatakan sangat penting untuk mencari pengobatan jika mengalami gejala-gejala ini.

Depresi

Diagnosis depresi lebih dari sekadar perasaan sedih. Perbedaan besar antara kesedihan dan depresi klinis adalah, pada kesedihan, gejalanya tidak terlalu parah atau terus-menerus. Dengan kata lain, hal-hal tersebut tidak mengganggu kemampuan Anda untuk beraktivitas sehari-hari saat sedang sedih atau mengalami hari yang buruk.

Semantara depresi memengaruhi suasana hati dan kemampuan Anda untuk beraktivitas normal. Tanda-tanda khas depresi meliputi:

Apa persamaan kecemasan dan depresi?

Kecemasan dan depresi adalah gangguan kesehatan mental umum yang dapat memengaruhi kemampuan kita untuk menjalankan tugas sehari-hari dan menjalani hidup normal.

Selain itu, keduanya juga berbagi beberapa gejala yang sama. Kecemasan dan depresi dapat menyebabkan:

  • Masalah pencernaan.
  • Perubahan nafsu makan atau berat badan.
  • Kesulitan tidur.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Iritabilitas dan kegelisahan.

Jika Anda mengalami salah satu gejala ini, penting untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan.

Perbedaan antara kecemasan dan depresi

Jika Anda mengalami perubahan suasana hati dan mencoba mencari tahu apakah itu depresi atau kecemasan — atau keduanya — perhatikan tingkat energi dan sikap Anda terhadap masa depan. 

Depresi cenderung datang dengan penurunan energi dan hilangnya minat atau motivasi untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, kecemasan dapat menyebabkan Anda merasa tegang, sering kali dipicu oleh pikiran yang berlomba-lomba dan khawatir.

Perbedaan besar lainnya antara kecemasan dan depresi juga terjadi pada penanganan masing-masing kondisi. Penting untuk berbicara dengan terapis, psikiater, atau penyedia layanan kesehatan untuk memastikan Anda mendapatkan perawatan yang tepat.

Bisakah Anda memiliki keduanya?

Ya, sebenarnya wajar jika orang mengalami kecemasan dan depresi secara bersamaan. Menurut Anxiety & Depression Association of America, hampir separuh orang yang didiagnosis menderita depresi juga didiagnosis menderita kecemasan.

Faktanya, dalam banyak kasus, kecemasan mungkin menyebabkan depresi dan sebaliknya.

“Ini hampir seperti kita sedang mencari tahu mana yang lebih dahulu, ayam datau telur. Kami mencoba mencari tahu mana yang terjadi pertama kali, dan kemudian apakah salah satu menjadi penyebabnya,” jelas Dr. Jacobs. 

“Misalnya, perasaan tertekan bisa membuat kita khawatir, dan rasa khawatir bisa membuat kita depresi.”

Contohnya, jika kita tidak bisa keluar rumah karena rasa cemas yang parah, hal ini bisa membuat kita merasa terisolasi atau sendirian, yang bisa berujung pada depresi. Demikian pula, jika kita mengalami depresi, kita mungkin mulai merasa cemas terhadap pekerjaan atau tugas yang tidak dapat kita selesaikan.

Depresi juga dapat menimbulkan rasa cemas karena kehilangan kendali atas diri sendiri. Jika ini terjadi, Anda berisiko lebih besar untuk menyakiti diri sendiri. Dalam situasi ini, perawatan intensif bisa sangat membantu dalam menangani depresi yang disertai rasa cemas, jadi penting untuk mencari bantuan.

Bagaimana menyembuhkan keduanya

Baik terjadi secara bersamaan atau terpisah, depresi dan kecemasan dapat diobati. Kebanyakan orang mendapat manfaat dari psikoterapi (terapi bicara), terapi perilaku kognitif (CBT), pengobatan atau kombinasi keduanya.

Dan pendidikan serta transparansi adalah beberapa cara terbesar untuk menghilangkan stigma seputar kesehatan mental sehingga masyarakat bisa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. 

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal membutuhkan bantuan, hubungi pakar kesehatan mental atau hubungi sumber daya atau kelompok dukungan.

Saat mencari tahu apakah Anda mengalami kecemasan atau depresi, tidak masalah jika Anda tidak langsung mendapatkan semua jawabannya. 

Namun jika Anda mendapati diri Anda menjalani hari-hari dengan mengatakan bahwa Anda "baik-baik saja" padahal yang sebenarnya Anda rasakan justru sebaliknya, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk menyembuhkannya.

Kesehatan mental terkadang terasa seperti simpul yang kusut, namun bukan berarti hal tersebut tidak dapat dilepaskan dengan bantuan perawatan diri, dukungan, dan pengobatan yang tepat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/01/08/092318120/kecemasan-dan-depresi-apa-bedanya-dan-mungkinkah-mengalami-keduanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke