Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Cara Efektif Mengajarkan Anak untuk Menghargai Disabilitas

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak-anak dengan kondisi berkebutuhan khusus ataupun disabilitas merupakan kondisi yang umum terjadi di sekitar kita. 

Namun sayangnya, masih banyak orang yang memandang anak-anak berkebutuhan khusus, seperti down syndrome, ataupun anak-anak disabilitas dengan sebelah mata, bahkan sampai menunjukkan sikap kurang menghargai. 

Oleh karena itu, sebagai orangtua, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran anak terhadap perbedaan, dan menumbuhkan rasa menghargai terhadap anak-anak berkebutuhan khusus dan disabilitas, agar punya rasa toleransi yang tertanam hingga beranjak dewasa. 

Bagaimana cara mengajarkannya?

Co-founder sekaligus CEO salah satu taman bermain anak yang inklusif, Buumi Playscape, Natasha Guna, mengaku sudah mengajarkan ketiga anaknya tentang kesetaraan sejak anak-anaknya masih kecil.

Ia menggunakan metode story-telling melalui media visual, seperti buku atau animasi. 

“Buku itu paling gampang dicerna oleh anak-anak, dan bisa sambil diceritakan juga sambil ngobrol-ngobrol. Saya punya salah satu buku cerita bergambar gitu tentang anak down syndrome, dan saya sering bacakan cerita itu ke anak saya,”

“Secara enggak langsung, mereka tuh melihat anak-anak down syndrome in real life ya seperti karakter buku itu,” kata Natasha dalam sesi talkshow peringatan hari Down Syndrome sedunia di Pacific Place, Jakarta Selatan, Senin (18/3/2024). 

Natasha menceritakan, sejak anaknya diceritakan tentang karakter down syndrome tersebut, sang anak lebih mengerti tentang kondisi anak tersebut dan tidak pernah merasa aneh jika bertemu anak down syndrome di kehidupan sehari-hari. 

Cara lainnya diterapkan oleh Co-founder dan CEO dari brand skincare bayi dan anak-anak Loluna, Bianca Belnadia. 

Bianca biasanya mengajak anak untuk bermain dan berbaur dengan anak-anak berkebutuhan khusus dan disabilitas seusianya. 

“Sebisa mungkin sih saya inklusif, jadi kalau ada anak dengan down syndrome satu grup dan enggak berbaur dengan anak lain, saya ajak anak saya untuk bermain juga sama mereka,” kata Bianca dalam kesempatan yang sama. 

“Jadi anak aku tuh bisa melihat bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus itu bisa bermain sama dia, dan setara sama dia,” tambahnya. 

Cara terakhir adalah memberikan pengertian tentang anak disabilitas dan berkebutuhan khusus. Cara ini dilakukan oleh Natasha kepada anak-anaknya. 

“Aku biasanya memberi pengertian dulu sama anak-anakku, bahwa ada loh anak-anak lain yang punya special features di badannya, dan itu enggak apa-apa, memang Tuhan menciptakan manusia itu kan unik,” jelas Natasha. 

Natasha pun mengaku selalu mengingatkan untuk menerima perbedaan. 

“Aku emang pengin anak-anak itu sadar akan perbedaan, tetapi tidak membeda-bedakan. Emangnya kenapa kalau beda? Kalau kamu  beda, bukan berarti harus dibedakan. Memang special feature is like that,” tambahnya. 

Hal ini pun disambut baik oleh Psikolog Pendidikan, Paramita Indraswari.

“Kalau orangtuanya berlaku baik ke anak-anak dengan kebutuhan khusus, atau disabilitas, biasanya anak kecil itu akan niru perilaku orangtuanya juga. Kalau di psikologi, namanya teori modelling,” jelas psikolog yang akrab disapa Mita ini. 

Ia menjelaskan, dengan adanya kesadaran orangtua untuk mengajarkan anak menghargai perbedaan ini, anak kecil akan sendirinya akan bersikap baik kepada anak-anak berkebutuhan khusus dan disabilitas. 

“Dengan adanya kesadaran, anak kecil juga pasti akan bermain dengan anak-anak itu kok, tidak akan membeda-bedakan,” pungkasnya. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/03/19/191900120/3-cara-efektif-mengajarkan-anak-untuk-menghargai-disabilitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke