Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Kita Perlu Melakukan Detoks Ketiak?

KOMPAS.com - Ketika kita merasakan bau badan yang tidak sedap, biasanya kita mencium ketiak kita. Ya, ketiak memang bisa menjadi sumber bau dari tubuh.

Karenanya banyak orang berusaha menghilangkan bau itu, salah satunya dengan melakukan “detoksifikasi” ketiak menggunakan masker yang terbuat dari bahan-bahan seperti arang dan cuka sari apel. Bahan-bahan ini diyakini membantu menghilangkan racun dan membuka pori-pori yang tersumbat.

Namun apakah kita perlu melakukan detoks untuk mendapatkan ketiak yang bebas bau?

Dermatolog Amy Kassouf, MD, menjelaskan apa itu detoksifikasi ketiak dan apakah hal itu perlu kita lakukan.

Apa itu detoks ketiak ?

Detoksifikasi ketiak adalah peggunaan masker yang dioleskan ke ketiak selama kurang lebih 15 menit. Masker dapat dibuat di rumah dengan bahan-bahan rumah tangga biasa seperti soda kue dan tepung maizena, atau beli jadi karena beberapa merek kecantikan menawarkan masker atau lulurnya sendiri.

Saat memakainya, kita harus tetap mengangkat lengan hingga masker mengering, lalu bilas dengan air, baik menggunakan waslap hangat atau mandi.

Apa fungsi detoks ketiak?

Saat kita mengganti deodoran, tubuh memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan bahan-bahannya. Hal ini dapat memengaruhi jumlah dan jenis bakteri yang ada di ketiak, sehingga kita mungkin merasakan bau badan yang lebih kuat pada awalnya.

Banyak orang yang beralih dari deodoran aluminium ke deodoran alami melakukan detoksifikasi untuk membantu peralihan tersebut, dan mengklaim bahwa detoks dapat membantu deodoran alami bekerja lebih baik.

Penggemar detoksifikasi ketiak juga menyebutkan bahwa perawatan ini bisa mengekstrak racun melalui kelenjar keringat yang terdapat di ketiak, sehingga membuatnya lebih sehat dan berbau lebih harum.

Namun kenyataannya tidak sesederhana itu, kata Dr. Kassouf.

“Tidak ada alasan yang terbukti secara ilmiah untuk melakukan detoksifikasi,” katanya.

Dan, ingatlah bahwa hati dan ginjal kita dirancang untuk menghilangkan bahan kimia berbahaya, sementara keringat, urin, dan buang air besar juga menghilangkan racun dari tubuh.

Masalah detoks ketiak

Meskipun sebagian besar bahan yang digunakan dalam detoksifikasi ketiak alami, iritasi dapat terjadi akibat bahan kimia abrasif atau basa dan asam yang kuat.

“Umumnya, bahan-bahan seperti tanah liat dan cuka sari apel tidak berbahaya,” kata Dr. Kassouf. “Tanah liat dapat mengikat molekul yang tidak diinginkan di kulit. Cuka sari apel, yang pada dasarnya adalah asam asetat, dapat membantu menjaga pH tetap rendah, sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. Tapi terlalu banyak atau terlalu terkonsentrasi pada salah satu produk bisa menyebabkan iritasi.”

Jadi, penting untuk memperhatikan apa yang kita oleskan pada ketiak. Misalnya, air jeruk nipis mungkin tampak seperti pilihan yang aman.

“Tetapi air jeruk nipis segar bisa menimbilkan luka bakar jika ada bagian kulit yang teriritasi atau baru dicukur,” kata Dr. Kassouf. “Bahan itu memang mengandung asam sitrat yang bisa menjadi pengelupas kulit alami dan juga menjaga pH lebih rendah.”

Deodoran alami vs. deodoran aluminium

Bila kamu merasa ketiakmu menimbulkan bau badan, produk apa saja yang bisa dipakai?

“Deodoran hanyalah deterjen atau pewangi yang membantu mengurangi bakteri dan bau yang dihasilkannya. Antiperspiran mengandung aluminium, yang secara kimiawi dapat mematikan kelenjar keringat untuk mengurangi produksi kelembapan,” jelas Dr. Kassouf. 

“Sementara produk alami jarang mengandung antiperspiran dan biasanya hanya digunakan sebagai bahan untuk mengurangi atau menutupi bau. Mana yang kamu pilih tergantung pada preferensi masing-masing."

Mengenai kekhawatiran bahwa deodoran aluminium bisa menyebabkan kanker, Dr. Kassouf mengatakan, “Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada kaitan kanker dengan deodoran aluminium, meskipun ada banyak kekhawatiran,” kata Dr. Kassouf.

Dan jika kita beralih dari deodoran aluminium ke deodoran alami, kita perlu memberi waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan diri dengan perubahan bahannya.

Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan antiperspiran atau deodoran biasa memiliki lebih sedikit mikroba Staphylococci dibandingkan mereka yang tidak menggunakannya. Dan lebih banyak mikroba Staphylococci ditemukan pada mereka yang tidak menggunakan antiperspiran penghambat keringat.

Kapan harus menemui dokter 

“Ada kondisi medis yang dapat meningkatkan keringat dan mengubah flora tubuh seperti diabetes, infeksi, atau gangguan tiroid,” kata Dr. Kassouf. “Jika kamu tiba-tiba melihat perbedaan yang signifikan, inilah saat yang tepat untuk mengunjungi dokter.”

Dokter dapat mendiskusikan pilihan seperti antiperspiran berkekuatan klinis, Botox, atau tisu glikopirronium topikal.

Cara menjaga kesehatan ketiak

“Perawatan kulit yang sehat adalah perawatan terbaik untuk kulit ketiak,” kata Dr. Kassouf. Berikut beberapa tip tentang cara menjaga ketiak tetap sehat.

  • Perhatikan apa yang kamu makan. “Ada banyak rempah-rempah dan molekul lain dalam makanan yang kita makan yang dapat menyebabkan keringat dan mengubah bau,” kata Dr. Kassouf.
  • Mandi setelah berolahraga. “Ini dapat membantu menghilangkan keringat dan bakteri serta membantu menjaga seluruh lipatan kulit tetap bersih dan kering untuk membantu meminimalkan bau,” katanya.
  • Cuci ketiak secara teratur. “Pori-pori bisa tersumbat karena produk lengket atau berat yang menyebabkan sel kulit mati dan minyak di folikel rambut tersangkut,” tambahnya. “Pastikan kamu mencuci secara teratur dengan pembersih yang lembut dan berbusa untuk menghilangkan sisa produk.”

Meskipun mencoba detoksifikasi ketiak kemungkinan besar tidak akan merugikan, pertimbangkan untuk melewatkan masker tanah liat karena tidak banyak membantu.

“Yang dibutuhkan hanyalah perawatan kulit yang baik,” kata Dr. Kassouf. “Perlakuan agresif seharusnya tidak diperlukan lagi.”

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/04/05/121200020/apakah-kita-perlu-melakukan-detoks-ketiak-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke