Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Lansia Sering Marah? Ketahui 7 Faktor Penyebabnya

Tantangan terbesar bagi para lanjut usia (lansia) adalah menerima dan menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi, termasuk perubahan fisik, psikologis, perilaku, intelektual, spiritual, sosial, dan sebagainya.

Masalahnya, bagi sebagian lansia tak mudah menerima perubahan tersebut. Belum lagi, dengan munculnya masalah fisik dan psikologis yang biasa terjadi seiring proses penuaan.

Bagi mereka yang gagal menyesuaikan diri dengan baik, bukan tak mungkin dapat berkembang menjadi masalah emosional.

Ketika lansia merasa bahwa mereka tidak memiliki kendali atas masa kini, hal itu jadi membuat lansia sering marah.

Biasanya mereka melepaskan kemarahan kepada anggota keluarga terdekat, karena mereka tahu, meski mereka jadi sering marah, mereka akan tetap dicintai.

7 Faktor Penyebab Lansia Sering Marah

Berikut ini tujuh faktor yang dapat menyebabkan lansia jadi sering marah, yang telah dilansir dari berbagai sumber.

1. Masalah kesehatan

Seiring bertambahnya usia, orang lanjut usia lebih rentan mengalami berbagai masalah kesehatan kronis.

Lansia yang sebelumnya sehat sepanjang hidupnya, akan mengalami kesulitan untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan masalah kesehatan yang baru muncul seiring bertambahnya usia.

Tubuh yang terasa tidak nyaman, energi yang tak sebesar dulu membuat lansia sering marah, karena merasa kesal.

2. Kemampuan indra menurun

Seiring bertambahnya usia, beberapa indra akan mengalami kemunduran, misalnya lensa mata pada indra penglihatan yang kualitasnya menurun, sehingga menyebabkan pandangan kabur atau sulit melihat.

Begitu juga dengan indra pendengaran yang menurun, sehingga membuat lansia kesulitan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain.

Gangguan-gangguan ini sangat mengganggu bagi para lansia, karena sebelumnya mereka tak pernah mengalaminya.

3. Masalah sendi dan otot

Lansia yang menderita masalah lutut atau persendian dapat mengalami penurunan lebih lanjut pada kekuatan otot dan mobilitas mereka.

Hal ini dapat membuat aktivitas sehari-hari mereka terbatas dan mengganggu mobilitas mereka di masyarakat.

Jika tidak ditangani lebih awal, ini bisa membuat lansia depresi, karena merasa tak berdaya melakukan aktivitas yang biasa mereka lakukan. Ini berarti juga mereka harus bergantung pada bantuan orang lain.

4. Masalah memori

Seiring bertambahnya usia, lansia akan lebih lambat dalam menerima dan memproses informasi.

Mereka akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengingat informasi dan bahkan mengekspresikan perasaan mereka.

Belum lagi, beberapa faktor lain seperti stres, efek samping obat tertentu, depresi, demensia, dan sejumlah kondisi lain dapat memperburuk masalah memori lansia.

5. Masa pensiun

Beberapa lansia dapat menyesuaikan diri dengan sangat baik pada masa pensiun, tetapi yang lain mungkin merasa sulit untuk menyesuaikan diri setelah pensiun.

Umumnya, para lansia yang telah memiliki rencana pensiun cenderung akan merasa lebih bisa menerima status barunya dan menikmati level baru kehidupannya, dibanding dengan lansia yang tak memiliki rencana pensiun, termasuk menyiapkan dana pensiun dan aktivitas apa yang akan mereka lakukan.

6. Masalah keuangan

Setelah pensiun, pendapatan yang diterima tentu menurun. Banyak lansia yang tak menyiapkan dana pensiun, merasa khawatir dengan keamanan finansial mereka.

Berapa lama lagi mereka akan hidup? Apakah uang yang mereka miliki bisa memenuhi kebutuhan selama mereka hidup? Bagaimana jika mereka sakit dan membutuhkan biaya untuk pengobatan?

Hal-hal seperti ini membuat mereka stress, sementara untuk bekerja lagi bukanlah hal mudah.

7. Kematian pasangan, keluarga, dan teman

Salah satu perubahan tersulit yang harus dihadapi oleh para lansia adalah kehilangan orang-orang penting dalam hidup mereka.

Menghadapi kehilangan pasangan atau bahkan teman di usia lanjut, seringkali membuat lansia merasa sendiri, karena orang yang bisa memahaminya selama puluhan tahun tak ada lagi.

Jika Anda sedang dalam kondisi mendampingi orangtua yang berusia lanjut dan mulai terjadi perubahan emosional, termasuk sering marah, hal ini perlu dihadapi dengan cara yang tepat.

Cobalah ajak orangtua melakukan beberapa aktivitas favoritnya, misalnya memasak atau berkebun – tentu dengan bantuan Anda. Selain itu, luangkan waktu untuk mendengarkan cerita-cerita masa lalu mereka, dan ceritakan juga tentang hal-hal yang Anda hadapi, serta mintalah saran dari mereka.

Hal-hal ini tampak sepele, tapi sebenarnya ini bisa membantu mereka tetap merasa berdaya dan dibutuhkan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/08/03/133356620/mengapa-lansia-sering-marah-ketahui-7-faktor-penyebabnya

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com