Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Waspada DBD

Kompas.com - 26/02/2009, 06:21 WIB

JAKARTA, RABU - Jumlah pasien demam berdarah dengue dan demam dengue di Jakarta cenderung meningkat. Dinas Kesehatan DKI mencatat selama Januari-Februari 2009 terdapat 4.290 pasien DBD/DD, 12 orang di antaranya meninggal.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati, Rabu (25/2), menegaskan, dalam pola grafik penderita demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) memang terjadi peningkatan yang signifikan.

”Selama dua bulan terakhir, Januari dan Februari (sampai tanggal 24 Februari), terjadi peningkatan jumlah penderita demam tinggi. Sebanyak 70 persen di antaranya terdeteksi positif demam berdarah dengue,” ujar Dien, Rabu.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Tini Suryanti menambahkan tidak pernah ada pengategorian status dalam menghadapi potensi penyebaran DBD/DD. Yang pasti Pemerintah Provinsi DKI selalu waspada dan berupaya mengantisipasi terjadinya wabah atau kondisi luar biasa. Selain menggerakkan pengasapan dan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin di setiap permukiman warga, 17 rumah sakit juga sudah disiagakan untuk merawat pasien DBD.

Data Dinas Kesehatan DKI, dari 4.290 pasien selama 2009, Jakarta Timur tercatat penyumbang pasien terbanyak, yaitu 1.279 orang dan empat di antaranya meninggal. Urutan kedua adalah Jakarta Selatan dengan 1.247 orang terjangkit, satu pasien dinyatakan meninggal. Ketiga, Jakarta Utara dengan 817 pasien, satu orang meninggal.

Keempat, Jakarta Barat dengan 482 pasien dan dua di antaranya meninggal. Terakhir, Jakarta Pusat dengan 464 pasien dan empat orang meninggal.

Terlambat

Kepala Bidang Keperawatan RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Zuraidah mengatakan, selama Januari-Februari ini sudah ada tujuh pasien DBD yang meninggal di rumah sakit tersebut. Beberapa pasien meninggal adalah warga Jakarta Barat. DV (9), misalnya, warga Sawah Lio, Jembatan Lima, Jakarta Barat, meninggal Senin pukul 21.00 setelah dirawat intensif sekitar empat jam di instalasi gawat darurat.

Menurut Zuraidah, DV dibawa ke RSUD Tarakan dalam kondisi sudah amat parah. Ada beberapa pembuluh darahnya yang pecah. Akibatnya, nyawanya tak tertolong.

Di RSUD Pasar Rebo, jumlah pasien DBD justru cenderung menurun selama Januari-Februari. Kemarin, jumlah pasien DBD hanya 16 pasien dewasa dan 18 pasien anak-anak. Namun, diakui juru bicara RS Pasar Rebo, dr Destra, pada Januari ada dua pasien anak-anak yang meninggal karena DBD. ”Mereka datang dengan kondisi yang sudah parah,” ujar Destra. Kedua anak itu berumur 2 tahun dan 5 tahun.

Di RSUD Tarakan, setiap hari dilaporkan rata-rata ada enam pasien DBD/DD baru. Rabu kemarin terdapat 53 pasien dirawat di RSUD Tarakan, 39 pasien DD dan 14 pasien DBD. Senin lalu, RSUD Tarakan pun terpaksa harus mengeluarkan 20 dari 50 velbed (tempat tidur darurat) yang disediakan.

Di Bekasi

Di Kota Bekasi dikhawatirkan terjadi peningkatan jumlah penderita DBD. Karena itu, masyarakat diminta tetap menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, salah satunya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Imbauan itu diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Bekasi Laniwati Setiadi, Rabu. ”Secara akumulasi jumlah kasus DBD pada periode Januari sampai Februari tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan periode sama tahun lalu,” kata Laniwati kemarin.

Data dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi menunjukkan, jumlah penderita DBD sejak Januari hingga pekan terakhir Februari sekarang sudah mencapai 539 orang. (PIN/ARN/NEL/COK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com