Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gemblong "Seksi" Farah Quinn

Kompas.com - 22/11/2009, 03:11 WIB

Budi Suwarna

”Here we go,” ucap pembawa acara kuliner Ala Chef di TransTV itu sambil memamerkan kue gemblong buatannya kepada pemirsa. Kue tradisional dari ketan dan gula merah itu tampak memikat. Lapisan gula merahnya meleleh dan menggoda orang untuk menjilatnya.

Ala Chef memang kerap menyajikan masakan tradisional. Ketika dihubungi, Kamis (19/11) siang, Farah sedang siap-siap memasak kue dari bahan tiwul dan tepung hunkue untuk keperluan shooting acara tersebut.

”Saya ingin membuat kue baru dengan cara yang sesimpel mungkin agar bisa diikuti semua pemirsa, termasuk yang baru belajar masak,” kata Farah yang pernah bekerja sebagai chef di beberapa hotel berbintang di AS.

Menyaksikan acara Ala Chef, kita sadar bahwa kegiatan memasak sesungguhnya melibatkan proses intelektual. Tanpa pengetahuan bahan yang memadai, Farah tidak mungkin bisa menghasilkan makanan tradisional yang rasanya enak dengan penampilan wah. Kita juga bisa melihat bagaimana Farah secara tidak langsung mengenalkan disiplin dan tata tertib memasak yang baik. Dia, misalnya, selalu mengenakan sarung tangan plastik setiap menguleni bahan makanan dengan tangan.

Hal itu sepertinya sepele. Namun, di dunia kuliner, hal-hal kecil bisa sangat menentukan kualitas makanan yang dihasilkan. Mengapa? Karena makanan tidak lagi melulu soal rasa, melainkan juga terkait dengan kebersihan, citra, atau gaya hidup.

Selain Farah, pakar kuliner William Wongso yang mengasuh acara Ceritarasa William Wongso (CRWW) di MetroTV juga banyak memberikan pengetahuan penting tentang kuliner, mulai dari memilih bahan hingga memasak menu alternatif.

Dia, misalnya, mengajarkan cara memasak rendang dengan kompor gas. ”Rasanya mungkin sedikit berbeda dengan rendang otentik yang dimasak dengan kayu bakar. Makanya, saya menyebutnya alternatif. Kalau mau yang otentik, silakan makan di kampung asal rendang,” katanya.

Resep dan cara memasak alternatif itu, kata William, dibutuhkan terutama oleh orang- orang yang tidak mau repot-repot dalam memasak.

Farah dan William berhasil mendudukkan kegiatan memasak dalam konteks gaya hidup masyarakat masa kini yang maunya serba instan, cepat, dan sederhana. Barangkali, itulah yang membuat kedua acara ini masih bisa bersaing dengan acara-acara lain. Ala Chef dan CRWW sejauh ini telah diproduksi lebih dari 100 episode. Produser kuliner TransTV, Christine, mengatakan, Ala Chef rata-rata ditonton 15 persen pemirsa televisi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com