Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarang Kumpul Anak dan Suami (Bagian 2)

Kompas.com - 22/02/2010, 12:09 WIB

Karena sering ditinggal ke Bandung, sejak kecil anak-anak tidak tergantung dengan ibunya. Bahkan pada tahun 1995, Sri kembali melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad). Saat itu Arif Widyatmoko, anak bungsunya, baru berusia 20 bulan.

Meskipun tidak setiap hari bertemu, komunikasi keluarga ini tidak pernah putus. Urusan sehari-hari bisa diatasi melalui telepon. Pada akhir pekan barulah Sri bisa mengunjungi suami dan anak-anaknya. 

''Sambil bermain dengan anak, saya belajar. Caranya, buku yang tebal itu saya rangkum. Bukan dengan tulisan, melainkan dengan merekam suara di kaset kecil. Selain berisi rekaman suara saya, sesekali rekaman saya selingi dengan suara anak saya. Jadi kalau sedang di Bandung saya bisa mendengarkan suara anak lewat rekaman itu. Hitung-hitung kangen terbalaskan sambil belajar,'' jelasnya.

Beruntung Sri memiliki pembantu rumah tangga yang cekatan, Hartini namanya. Seluruh pekerjaan rumah tangga ia serahkan pada Hartini. Selama 20 tahun ini, perempuan ini yang membantu merawat anak-anak Sri. "Saya mempercayakan uang belanja, mengurus dan menjaga anak, dan juga kebutuhan rumah tangga lainnya. Saya tidak lagi menganggap dia pembantu, tapi juga saudara,'' paparnya.

Kehidupan serbamandiri ini berlangsung hingga anak-anak semakin besar. Si sulung, Ratih Pujiati, kemudian melanjutkan pendidikannya di Magelang. Untuk mengumpulkan kembali keluarga yang terpencar-pencar ini, Sri mengajak suami dan bungsunya mengunjungi Ratih di Magelang setiap akhir pekan.

Baru pada tahun 2008, keluarga ini berkumpul di Jakarta sejak Sri bertugas di Cilangkap. Ia mengaku amat bersyukur memiliki suami yang tidak banyak menuntut, dan anak-anak yang mandiri. ''Ada maknanya, anak-anak saya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain,'' katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com