Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Berbisnis, Jangan Mudah Berganti Haluan

Kompas.com - 13/07/2010, 13:48 WIB

KOMPAS.com - Ketika memulai bisnis sepatu kayu bermerek D&A, Ade Eva Fatna mencoba menggunakan bahan-bahan yang sekiranya dapat diwujudkan menjadi sebuah sepatu. Karena senang dengan inovasi, ia berpikir untuk membuat bagian bawah sepatu dengan bahan kayu. Ade melihat bahan seperti ini belum banyak digunakan meski bakiak yang terbuat dari kayu sudah ada sejak dulu.

Karena alas sepatu dari kayu belum populer digunakan, Ade jelas harus banyak mengetahui jenis-jenis kayu. Kayu mahoni dan albasia yang Ade dapatkan dari Tasikmalaya, misalnya, merupakan kayu terbaik untuk dijadikan sepatu. Ada juga beberapa kayu impor, namun tidak banyak.

Menurut Ade, kayu mahoni adalah kayu yang kuat namun mudah dibentuk. Hanya Ade mengakui kayu mahoni agak berat. "Tergantung model juga, sih. Semakin rumit modelnya, akan semakin berat," jelasnya.

Kayu albasia sendiri tergolong ringan. Tidak peduli seberapa besar atau serumit apapun bentuknya, albasia tetap ringan. Tetapi perlu hati-hati menggunakan sepatu ini karena ringkih dan mudah tergores. Ade merasa setiap benda pasti ada kelebihan dan kekurangannya.

Inovasi dengan kayu sebenarnya adalah bagian program tahunan Ade. Ia mempunyai target akan mencoba bahan baru setahun sekali. Ade ingin mematahkan pandangan masyarakat bahwa alas kaki yang terbuat dari kayu pasti akan biasa-biasa saja. Itulah sebabnya Ade berusaha membuat alas kaki dari kayu menjadi lebih menarik dan bergaya. Pertama-tama, Ade membuat banyak desain sepatu berhak dari kayu. Setelah itu baru kelom dan sepatu-sepatu khusus untuk peragaan busana yang bentuknya lebih unik.

Mendesain sepatu tidak mudah, tapi Ade berhasil melakukannya meski belajar sendiri. Jika hari ini melihat sesuatu dan terinspirasi darinya, ia akan langsung menggambar. Gambar ini kemudian ia bawa ke pengrajin kayu, yang akan "menerjemahkan" ide tersebut ke dalam bentuk tiga dimensi. "Makanya penting sekali untuk bisa membuat pengrajin mengerti yang diinginkan," bilang Ade, yang juga memproduksi tas dan clutch.

Menurutnya, tidak mudah menemukan pengrajin yang cocok. Pada awalnya si pengrajin juga agak sulit untuk "menerjemahkan" apa yang diinginkan Ade. Tetapi berkat pendekatan terus-menerus akhirnya ada kecocokan di antara mereka.

"Sebenarnya ketidakcocokan muncul karena baru kenal. Setelah sering bekerja, akhirnya mereka pun tahu apa yang saya mau," kenang Ade sambil tersenyum.

Karena sudah cocok, sampai sekarang Ade masih memakai pengrajin yang sama.

Di ujung pembicaraan Ade sempat menitipkan sebuah pesan. Katanya, kalau ingin maju dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha sepatu, orang harus berani mencoba. Fokus pada satu bidang dulu, jangan sedikit-sedikit ganti haluan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com