Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Produk "Hijau" Inisiatif WWF

Kompas.com - 31/07/2010, 17:26 WIB

Info produk: Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah

Kerajinan Manik Banuaka, kawasan penyangga Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat

Bahan baku kerajinan berbentuk aksesori khas suku Dayak Taman dan Tamambaloh ini berasal dari hutan zona penyangga kawasan Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Danau Sentarum. Namun produksi manik tidak merusak alam, karena biji-bijian sebagai sumber alam tersedia melimpah dan tumbuh liar, yang sebelumnya tidak tersentuh dan tidak memiliki nilai ekonomis seperti saat ini. Manik sendiri bagi suku setempat memiliki nilai sakral. Kearifan lokal inilah yang juga dipasarkan melalui produk aksesori khas Kalimantan.

Info produk: Kelompok Swasadaya Masyarakat, Unit Koperasi "BELEKAM", Desa Labian, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Kerajinan Patung Badak, Taman Nasional Ujung Kulon

Limbah kayu bangunan masyarakat menjadi sumber alam yang digunakan untuk menciptakan patung badak khas Ujung Kulon. Badak menjadi ikon Ujung Kulon, dan masyarakat setempat memanfaatkan misi konservasi dengan membuat patung sebagai suvenir. Dua kelompok pengrajin di desa Ujung Jaya dan Cibadak bekerja sama untuk memenuhi permintaan pasar. Sekaligus juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan taman nasional.

Info produk: Kelompok "KAGUM" Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten.

Kopi Robusta Kuyungarang, kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung

Citarasa kopi robusta asli Lampung ini khas dengan aroma kuat. Cara pengolahannya yang khas dan memperhatikan higienitas dan organik, menghasilkan kopi alami khas Lampung. Kaum ibu Unit Usaha Sekar Sedayu berada di balik produksi kopi robusta ini, bermitra dengan kelompok tani dan WWF Indonesia.

Info produk: Unit Usaha Sekar Sedayu, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

Madu Hutan Tesso Nilo, Taman Nasional Tesso Nilo, Pelelawan, Riau
Petani lokal memanen madu dengan memperhatikan sisi keberlanjutan, inilah yang menjadi kriteria produk green inisiatif WWF Indonesia. Pohon Sialang setinggi 40-50 meter menjadi tempat masyarakat setempat memanen madu. Risiko tersengat lebah bukan jadi masalah. Fokusnya adalah menghasilkan produk lokal dengan proses panen alami dan higienis (dengan ditiriskan dan bukan diperas) menjadi pola hidup masyarakat setempat setelah mendapatkan pendampingan WWF.

Info produk: http://www.madutessonilo.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com