Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nurul: Kerinduan pada Mahathir Suka Ada

Kompas.com - 04/08/2010, 17:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Nurul Izzah Anwar yang merupakan putri mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Anwar Ibrahim, Rabu (4/8/2010) sore tadi, berkunjung ke kantor redaksi Kompas. Selain bersilaturahim dengan Kompas yang dia katakan sebagai satu-satunya koran Indonesia yang dia baca setiap pagi, Nurul juga menyampaikan banyak kritik terhadap Pemerintah Malaysia dan partai berkuasa, UMNO.

Menurut Nurul, Pemerintah Malaysia sekarang ini banyak bermain dengan isu-isu berbahaya yang berkait dengan Islam dan Melayu. Larangan penggunaan kata "Allah" bagi kalangan nonmuslim adalah salah satunya.

"UMNO dan pemerintah maunya menarik simpati rakyat, tetapi mereka sendiri sebenarnya tidak mengerti. Sebab, PAS yang merupakan partai Islam saja tidak pernah mempersoalkan itu," kata ibu dua anak itu.

Dalam diskusi dengan jajaran redaksi Kompas yang juga dihadiri teman dekatnya yang juga putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, Nurul juga memaparkan kondisi Malaysia sekarang ini. Ia pun menyampaikan perjuangan Partai Keadilan dan kelompok oposisinya untuk memperjuangkan demokrasi.

Bersama PAS, kata Nurul, Partai Keadilan yang membentuk oposisi dan meraih kemenangan besar pada Pemilu 2008 sudah banyak melakukan perbaikan di sejumlah negara bagian. Misalnya saja, mereka berhasil menegakkan peraturan bahwa minuman beralkohol tidak boleh dibeli kalangan Muslim.

"Undang-undangnya sebenarnya memang ada, tetapi selama ini tidak ada enforcement-nya oleh pemerintah. Nah, kami melakukan pendekatan kepada sejumlah pengelola swalayan macam 711 agar tidak men-display minuman itu. Kalau ada yang mau beli, ya dipersilakan menghubungi petugasnya," kata Nik Nazmi Nik Ahmad, Naib Ketua Angkatan Muda Keadilan Bahagian Kelana Jaya, yang menyertai kunjungan Nurul.

Dia menambahkan, minum alkohol terlarang bagi umat Muslim. "Tapi di hotel-hotel Menteri bisa minum di depan publik dan tidak ada enforcement apa-apa. Nah, kami mencoba untuk memperbaiki," katanya.

Nurul juga menyatakan bahwa dalam menyikapi perkembangan ekonomi dan politik di negerinya, masyarakat sering menyatakan kerinduannya kepada mantan PM Malaysia, Mahathir Muhammad. Akan tetapi, hal itu ia anggap wajar, mengingat Mahathir sangat lama berkuasa dan dalam situasi tertentu rakyat hanya ingat enaknya ketika dipimpin Mahathir.

Tidak asing

Dalam pertemuan itu, Nurul menyatakan bahwa Kompas baginya sudah tidak asing lagi. Selain merasa mendapat dukungan dalam perjuangannya, dia juga mengaku selalu membaca Kompas setiap pagi.

Sejumlah wartawan Kompas masih ia kenal dengan baik karena pernah mewawancarainya, mengikutinya, sampai datang ke rumah orangtuanya.

Sebelum ke Kompas, dalam kunjungan empat harinya ke Indonesia itu, ia mengaku sudah bertemu sejumlah pemimpin muda Indonesia, baik dari kalangan universitas maupun poltikus. Ia menyebut Anis Baswedan sebagai salah satu tokoh yang sudah ditemuinya.

"Saya kadang ingin sekali jalan-jalan kalau di sini, tetapi banyak teman dan juga sahabat ayah yang selalu ingin bertemu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com