Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa Pertama bagi Si Kecil

Kompas.com - 12/08/2010, 07:35 WIB

KOMPAS.com - Menurut dr Salim Segaf Al-Jufri, MA, dalam buku Tarhib dan Panduan Ramadhan, 50 Tanya Jawab Seputar Ibadah Puasa dan Lainnya, latihan puasa bagi anak-anak sesuai ajaran Islam. Rasulullah SAW juga melatih anak-anaknya berpuasa. Dalam salah satu hadis, Rasul mengatakan, "Kami puasakan pula anak-anak kecil kami, dan kami berangkat ke masjid dengan menjadikan mainan dari kapas buat mereka, jika ada salah seorang dari mereka menangis minta makanan, kami berikan mainan itu kepadanya sampai masuk waktu berbuka." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Di hadis memang tak tercantum keterangan tegas soal kapan saat yang tepat untuk melatih anak-anak berpuasa. Yang ada adalah keterangan bahwa, saat mereka menangis maka puasa harus dihentikan dan boleh makan. Usia yang ideal untuk melatih anak-anak berpuasa yaitu mulai umur tujuh tahun sebagaimana anjuran Rasulullah SAW untuk mengajarkan anak sholat. Jika sebelum umur tersebut sudah mampu, boleh mulai dilatih dengan tetap memperhatikan kondisi si anak dan tidak memaksanya.

Psikolog anak Vera Itabiliana K. Hadiwidjojo, Psi, menjelaskan anak usia mulai 4 tahun bisa dilibatkan dalam ritual agama sederhana, termasuk saat Ramadhan. Misalnya dengan dikenalkan pada suasana puasa. Seperti ikut bangun makan sahur dan berbuka puasa. Tetapi tentu saja, sebagai orangtua kita harus mencontohkannya terlebih dahulu.

Lakukan secara bertahap
Ahli gizi dr Fiastuti Witjaksono, MS, SpGK, dari Semanggi Specialist Clinic juga berpendapat bahwa latihan puasa biasanya bisa dilakukan anak usia di atas 6 tahun. Pertumbuhan anak di bawah usia 5 tahun masih sangat pesat. Kalau kekurangan gizi, perkembangannya bisa terganggu. Pengosongan lambung pada anak kelompok usia ini juga terjadi 3-4 jam lebih cepat, sehingga mereka sulit menahan lapar.

Sebelum melatih anak berpuasa, pastikan terlebih dulu anak dalam keadaan sehat dan tak menderita penyakit apapun. Tumbuh kembang (proporsi tinggi dan berat badan serta lingkar kepala) si kecil pun harus baik, termasuk asupan gizinya. Jangan sampai puasa justru melemahkan kondisi anak dan akhirnya jatuh sakit.

Dr Fiastuti menganjurkan latihan puasa pada anak harus dilakukan secara bertahap, tidak bisa langsung 13 jam. Awalnya, bisa dilatih puasa selama 3 jam (waktu sahur sampai pukul 08.00, atau pukul 08.00 - 12.00), kemudian 6 jam (waktu sahur sampai pukul 12.00), lalu seharian penuh. Dengan cara bertahap, anak bisa melatih kondisi fisiknya dan tidak kaget bila suatu saat harus menahan lapar seharian penuh (13 jam). Puasa di pekan pertama biasanya adalah saat yang berat bagi anak. Mereka harus mengondisikan lambung berubah ritme kerjanya. Setelah beberapa hari barulah anak bisa beradaptasi.

Sama seperti orang dewasa, saat sahur dan berbuka anak-anak harus mengonsumsi karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks lebih lama dicerna lambung sehingga menciptakan rasa kenyang lebih lama. Sumber karbohidrat kompleks dapat diperoleh dari beras atau kentang. Hindari konsumsi karbohidrat simpleks seperti makanan yang manis dan mengandung gula.

Selain itu, di kedua waktu makan itu anak harus memperoleh asupan yang lengkap, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Makanan berserat seperti sayur dan buah dianjurkan untuk dikonsumsi  karena juga memberikan efek kenyang.

Saat berpuasa, sebaiknya anak-anak menghindari aktivitas berat, agar tak terjadi kondisi kekurangan cairan. Dengan demikian, asupan cairan pada saat puasa pun harus cukup.

Jangan dipaksakan
Dokter spesialis anak RSCM, dr Hindra Irawan Satari, SpA(K), mengingatkan agar latihan puasa ini jangan menjadi beban anak. Kalau anak sudah menyatakan tidak kuat, segera hentikan. Pada kasus tertentu, ada anak-anak yang tetap memaksa berpuasa meski kondisinya sudah lemah. Sebagai orangtua, kita harus memantau kondisinya. Bila anak terlihat lemas, bujuk dia agar membatalkan puasa. Dr Hindra tidak menyetujui adanya target waktu saat anak latihan berpuasa.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com