Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meningitis yang Diam-diam Mengancam

Kompas.com - 14/09/2010, 09:25 WIB

Penularan

Penularan bakteri yang bersifat langsung dapat terjadi melalui udara atau kontak dengan cairan pada saluran pernapasan, misalnya, pemakaian gelas bersama. Kuman akan menempati daerah nasofaring, kemudian menembus selaput lendir.

”Dalam kondisi tubuh lemah, mikroorganisme dari nasofaring dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, kemudian menyebar ke selaput otak, sendi, jantung, serta ke seluruh tubuh,” ujarnya.

Faktor-faktor yang mempermudah keberadaan kuman di tenggorokan, antara lain, akibat kebiasaan merokok dan infeksi virus. Hal ini terjadi akibat kerusakan epitel di daerah itu. Orang-orang yang mempunyai daya tahan yang rendah juga lebih mudah terkena penyakit tersebut.

Iris mengatakan, gejala meningitis dapat berupa demam (panas tinggi) mendadak, nyeri kepala, nyeri otot, rasa lemah, sakit tenggorok, batuk, kaku kuduk yang dapat disertai penurunan kesadaran, berkeringat, dan fotofobia (takut cahaya).

Sekitar 20 persen dari penderita akan mengalami kejang. Juga sering terjadi mual, muntah, dan diare. Pada 85 persen penderita dewasa, mereka kerap menderita sakit kepala dan suhu tubuh tinggi. Selain itu juga muncul ruam atau gangguan pada kulit.

Menurut Iris, komplikasi yang mungkin terjadi bisa sangat fatal. Penderita bisa mengalami ketulian, kejang, dan infark otak yang bisa menjurus ke cacat yang menetap.

Untuk menetapkan diagnosis penyakit meningitis meningokokus perlu dilakukan biakan yang diambil dari darah, cairan serebrospinal, dan tempat infeksi lainnya, seperti daerah nasofaring dan lesi kulit.

Kurangi risiko

Berita baiknya, risiko meningitis dapat dikurangi dengan pemberian vaksin. Khusus untuk jemaah haji, vaksin meningitis meningokokus paling lambat diberikan 10-14 hari sebelum tiba di Tanah Suci lantaran kekebalan tubuh baru akan terbentuk 10-14 hari setelah penyuntikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com