Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasa Mantap Nila Nyatnyat

Kompas.com - 13/10/2010, 19:44 WIB

Kecombrang ini tumbuhan rumpun yang berakar rimpang dan buahnya berbentuk bulat. Sambal matah pada umumnya terdiri dari irisan cabai, bawang merah, serai, dicampur dengan minyak kelapa. Terkadang jenis sambal ini juga disangrai beberapa menit agar aroma bawang dan serainya keluar.

”Rasa dan aromanya jadi lebih nikmat dengan terung dan kecombrang. Keduanya juga bagus untuk kesehatan perut,” kata Mara.

Warung itu juga menyajikan menu minuman khas, yakni es loloh. Dalam bahasa Bali, loloh berarti jamu. Menurut Mara, es loloh di warungnya adalah minuman tradisional yang banyak diminum kalangan ningrat di Bangli, khususnya zaman kerajaan dulu. Minuman itu terdiri dari campuran daun kecemcem, kayu manis, daun sirih, jarak pagar, daun dhadhap, yang disajikan dengan air kelapa dan gula aren.

Sejak buka tahun 2004, kecuali hari libur dan hari raya keagamaan Hindu di Bali, Mara mengaku menghabiskan rata-rata 100 kilogram nila setiap hari. Konsumen utamanya adalah wisatawan yang berwisata di sekitar Gunung Batur dan pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangli. Kerja samanya dengan sejumlah pemilik perusahaan jasa travel wisata di Bali mempermudah pemasaran warungnya. Mara juga biasa melayani pemesanan dengan jumlah tertentu di kalangan perkantoran di Denpasar, Badung, dan Gianyar.

Nila nyatnyat memang tidak lazim dalam menu tradisi Bali. Biasanya bahan dasar nyatnyat memakai belut atau kulen (belut putih), yang terkenal di kawasan Bali Barat. Namun, ramuan bumbunya tetap sama, yakni bumbu lengkap bali yang memakai hampir seluruh rempah-rempah. Rasanya tajam, bahkan pedasnya cenderungan melekat lama di lidah.

Apa yang diracik oleh Mara, dengan mengeksplorasi potensi kuliner di sekitar danau, boleh jadi ”penemuan” spesial, yang akhirnya menjadi pelengkap agenda wisata di sekitar kawasan Batur dan Kintamani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com