Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memilih untuk Tak Mempunyai Anak

Kompas.com - 21/10/2010, 09:16 WIB

KOMPAS.com — Siklus hidup manusia seolah sudah ditentukan oleh tradisi: lahir, sekolah, bekerja, menikah, dan mempunyai anak. Menikah, hamil, dan mempunyai anak dianggap sebagai suatu perayaan memasuki kehidupan yang baru. Tak sedikit orang yang rela menghabiskan dana besar-besaran untuk menikah, mengadakan baby shower untuk mensyukuri kehamilan, dan akhirnya melahirkan di rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman.

Namun, pengalaman hidup setiap orang memang berbeda. Hal ini menyebabkan kita membuat keputusan mengenai cara hidup yang berbeda dari orang lain. Ada perempuan yang tidak ingin menikah, tetapi ingin punya anak. Ada pula yang sebaliknya, menikah tetapi tidak ingin mempunyai anak. Tentu saja, ada pula yang tidak ingin menikah dan tidak ingin mempunyai anak.

Dalam hal ini, mempunyai anak atau tidak menjadi suatu pilihan. Ada beberapa alasan yang membuat mereka mengambil keputusan untuk tidak mempunyai anak, childless by choice. Citra (40), bukan nama sebenarnya, mengaku tidak suka dengan anak-anak. Ketika hendak menikah sekitar sembilan tahun lalu, Citra mendapati bahwa calon suaminya ternyata juga tidak menyukai anak-anak.

"Aku paling tidak tahan mendengar suara anak kecil jejeritan," ujar Citra pada Kompas Female, sambil menutup telinganya. "Jadi klop deh," tuturnya ringan.

Pada kasus Santi (41), bukan nama sebenarnya, pilihan dibuat berdasarkan kondisi fisiknya dan suaminya. "Kami tidak bisa punya anak. Aku punya kista, suamiku juga punya penyakit," katanya. "Tapi kami bahagia kok."

Dengan alasan apa pun, keputusan untuk tidak mempunyai anak sering kali mendapat tentangan dari lingkungannya.

"Ada sebuah stigma, khususnya jika perempuan tidak mempunyai anak karena memilih untuk demikian, bukannya karena keadaan," papar Laura S Scott, penulis buku Two Is Enough. "Tidak memiliki anak sering ditanggapi sebagai sikap egois, dengan nasib yang tragis: kelak akan mati sendirian ditemani 10 kucing."

Namun kadang-kadang, dengan mempunyai anak tidak berarti Anda mendapatkan kebahagiaan seperti yang Anda inginkan. Dengan memiliki anak, tidak berarti semua masalah hidup Anda selesai. Scott, yang mewawancarai para ahli, orangtua, dan 171 orang yang memilih untuk tidak memiliki anak, mendobrak mitos mengenai pilihan menjadi orangtua.

Semua perempuan punya naluri keibuan. "Kita pasti pernah memikirkan dorongan ini," kata Scott. "Tetapi banyak juga perempuan yang tak pernah berhasrat untuk memiliki anak." Jikapun naluri itu muncul sesaat, banyak perempuan yang mencurahkannya kepada keponakan atau anak teman-temannya.

Mengasuh adalah suatu penghargaan. Namun, hal ini mungkin terjadi pada kebanyakan orang. Masih ada kelompok lain yang tidak sepakat dengan hal itu. Survei yang dilakukan Dr Phil McGraw, psikolog yang juga penulis buku Love Smart: Find the One You Want—Fix the One You Got, terhadap 20.000 orangtua menghasilkan fakta bahwa sepertiga dari jumlah tersebut mengatakan, jika mereka tahu sebelumnya apa yang akan mereka hadapi sekarang, mungkin mereka memilih untuk tidak mempunyai anak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com