Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memilih untuk Tak Mempunyai Anak

Kompas.com - 21/10/2010, 09:16 WIB

Berbeda jika itu anak Anda sendiri? Banyak perempuan yang mengaku tidak suka anak kecil. Keyakinan ini biasanya berusaha ditepis dengan menyatakan bahwa rasa suka akan muncul ketika Anda memiliki anak sendiri. "Jika Anda tidak suka dikelilingi anak-anak, Anda tidak akan lebih sabar meskipun mereka anak-anak Anda sendiri, khususnya ketika mereka mulai meminta ini-itu di supermarket," kata Scott.

Mengasuh adalah jalan menuju kematangan. Orangtua zaman dulu dibesarkan dengan pemikiran seperti ini, dan masyarakat lalu berpegang pada dugaan ini. "Namun, coba kita renungkan: mempunyai anak tidak menjamin perilaku yang matang," kata Scott.

Kehadiran anak akan menguatkan perkawinan. Menurut Scott, penelitian menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan cenderung menurun, khususnya bagi kaum perempuan, setelah melahirkan anak pertama. Masa setelah kelahiran anak pertama tidak akan kembali ke tingkat bulan madu sampai anak-anak menjadi dewasa dan meninggalkan rumah.

Anda akan menyesal bila tak mempunyai anak. Hasil studi tidak menunjukkan rasa penyesalan yang meluas di antara orang dewasa yang memilih untuk tidak mempunyai anak. Banyak pertimbangan yang menghasilkan keputusan itu, kata Scott.

Ketika Anda menghadapi masa tua, ada anak yang akan menemani Anda. Ini konsep yang sangat realitistis, tetapi realistis pula hambatannya. Pasti banyak di antara Anda yang tidak tinggal satu kota dengan orangtua. Bahkan, yang tinggal satu kota pun sering kali harus menghadapi kesibukan kerja sehingga tak bisa meluangkan waktu sepenuhnya untuk merawat orangtua. "Untuk benar-benar menjamin kesejahteraan Anda, akan lebih baik bila Anda memiliki asuransi kesehatan jangka panjang," tukas Scott.

Seperti telah disebut sebelumnya, karena pengalaman hidup setiap orang berbeda, maka pilihan dan keputusan untuk tidak mempunyai anak tidak bisa diperdebatkan. Bagaimanapun juga, ketika membuat keputusan, Anda telah mempertimbangkan baik-buruknya, kan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com