”Leadership”
Leadership yang kuat, kata Dian, tidak hanya bergerak secara struktural. Gerakan-gerakan horizontal juga dibutuhkan untuk pemberdayaan. Sebagai pengajar di Prasetiya Mulya, Dian mengaku sangat kagum dengan generasi sekarang.
”Anak-anak sekarang, tuh, serius, orang-orang yang kerja, kalau ada hal yang tidak berkenan spontan mereka katakan. I am so happy bisa mengajar di sana,” tutur penggemar berat buku-buku Umar Kayam, Mochtar Lubis, dan Sindhunata, ini.
Jika tiba-tiba ditunjuk menjadi PR untuk memulihkan citra negara di mata rakyat pada masa krisis, karena banyak musibah, apa yang bisa Dian lakukan?
Hal yang paling pasti, ujar Dian, tugas itu tidak mudah. Namun, tambahnya, sejak awal mesti dirumuskan dahulu brand name Indonesia itu apa, lalu tantangannya juga apa.
”Karena bisa jadi, lantaran begitu banyak aset yang kita miliki, malah membingungkan. Kita ingin Indonesia ini dilihat seperti apa sih? Potensi orang pintar banyak, art and culture juga begitu berlimpah. Dan, yang penting dari itu semua action, progresi harus disertai dengan action….” tutur Dian.
Ia mengaku tak mau menggurui para petinggi negara, yang jauh lebih jago dalam teori berkomunikasi dengan publik.
Petang sudah menjelang. Lampu-lampu di telaga dinyalakan. Ada pendar-pendar cahaya yang lindap dalam air. Dian menyeruput cappuccino yang dipesannya sejak tadi. Lalu dengan lahap ia menyantap kentang goreng yang kami pesan. Memang, perempuan ini tak pernah henti dari beragam aktivitas…. Ia seperti dian yang tak kunjung padam, sebagaimana dilukiskan dalam novel Sutan Takdir Alisjahbana itu….
Dian Noeh Abubakar
Lahir: Bandung, 23 November 1973
Pendidikan:
* 1991-1995 STEKPI Jakarta
* 1996-1998 Komunikasi RMIT Melbourne, Australia
Pekerjaan:
* 1996-1998 Kontributor Radio Special Broadcast System (SBS) Melbourne, Australia
* 1999-2002 Ogilvy PR Jakarta
* 2002-2003 Time International
* 2005-2007 UBS AG Jakarta
* 2007-2009 Ogilvy PR Jakarta
* 2009-sekarang Vice President Weber Shandwick Indonesia
(Putu Fajar Arcana)