Malang, Kompas -
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang M Fauzi pada Rabu (15/11) mengatakan, angka kematian ibu melahirkan mencapai 30 orang, sedangkan selama 2009 sebanyak 20 orang.
”Meski meningkat, angka kematian ibu melahirkan ini masih di bawah angka nasional, yang mencapai 118 kematian dari 100.000 proses persalinan (kelahiran),” katanya.
Ia berharap angka kematian ibu melahirkan pada masa depan bisa ditekan karena desa siaga yang dilengkapi petugas kesehatan termasuk bidan sudah terbentuk. Bahkan, beberapa desa sudah memiliki ambulans desa.
Menurut Fauzi, penyebab utama meningkatnya angka kematian ibu melahirkan tersebut adalah pendarahan dan penyakit dasar yang menyertai ibu melahirkan.
Pendarahan yang dialami ibu melahirkan sampai tidak tertolong jiwanya lebih banyak disebabkan si ibu mengalami kekuranang gizi dan proses persalinan tidak sesuai.
Saat ini, dia melanjutkan, di Kabupaten Malang terdapat sekitar 800 bidan yang masih aktif. Sebanyak 570 bidan berstatus pegawai negeri sipil yang dinaungi organisasi Ikatan Bidan Indonesia.
Mereka menjadi ujung tombak pelayanan dan penanganan terhadap proses persalinan di daerah tersebut. Akan tetapi, dirinya juga tidak hanya mengandalkan tenaga bidan.
”Kami ingin mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat daerah ini agar mau memeriksakan kehamilan mereka ke bidan desa atau dokter minimal sebanyak empat kali selama proses kehamilan,” tuturnya.