Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyeri Perut yang Perlu Diwaspadai Saat Hamil

Kompas.com - 02/12/2010, 18:04 WIB

Waspadai bila nyeri ini sampai menyebabkan infeksi saluran kemih. Tekanan pada kandung kemih dapat membuat urine berada lebih lama di sana sehingga mengakibatkan timbulnya infeksi saluran kemih. Keluhan yang timbul bisa berupa anyang-anyangan, berkemih tidak tuntas (sedikit-sedikit), mengalami nyeri di perut bagian bawah yang menyebar hingga ke punggung, bahkan terkadang timbul kontraksi. Menghindari kebiasaan menahan buang air kecil dan selalu minum air putih sekurang-kurangnya 10 gelas per hari amat disarankan untuk mencegah kondisi ini.

Nyeri perut bagian bawah juga bisa dirasakan ketika janin bergerak. Dengan semakin besar janin, maka gerakan kepala, badan, dan tendangan kakinya akan semakin kuat. Gerakan janin yang kuat bisa menyebabkan kontraksi ringan (kontraksi palsu yang tidak menyebabkan persalinan atau sering disebut kontraksi Braxton-Hicks).

Yang patut diwaspadai adalah kala memasuki bulan-bulan akhir kehamilan, lantas ada nyeri parah di perut bagian bawah yang tak hilang meskipun sudah beristirahat. Kemungkinan itu pertanda placental abruption, yakni lepasnya plasenta dari dinding rahim. Anda juga mungkin mengalami perdarahan yang membutuhkan bantuan dokter atau bidan secepatnya.

Jadi sederhananya, untuk membedakan nyeri perut yang wajar dengan yang membahayakan adalah, bila nyeri perut itu tidak hilang setelah beristirahat, maka ada kemungkinan Anda mengalami komplikasi kehamilan yang butuh penanganan lebih lanjut.

Nyeri yang patut diwaspadai:
1. Kram seperti saat haid yang berlangsung lama (beberapa jam). Nyeri bersifat ritmik, menjalar dari pinggang ke arah bagian atas kemaluan. Ini bisa jadi tanda-tanda awal keguguran. Umumnya dibarengi dengan perdarahan berwarna merah muda serta kontraksi yang kuat, teratur, dan terasa sakit. Segera hubungi dokter atau bidan untuk meminta bantuan.

2. Nyeri dirasakan pada perut bagian atas atau ulu hati. Nyeri ini biasanya diikuti sakit kepala dan gangguan pandangan mata (mata kabur). Penyebab umumnya adalah preeklampsia yang ditandai pula dengan naiknya tekanan darah dan disertai bengkak-bengkak terutama pada kaki serta bocornya protein dari ginjal.

3. Nyeri yang berasal dari kontraksi rahim sehingga menyebabkan persalinan kurang bulan. Nyeri atau kram yang menyerang bagian perut ini menyerupai diare yang melilit, dibarengi nyeri punggung dan kontraksi pada usia kehamilan 20 minggu sampai 36 minggu. Persalinan kurang bulan sering diikuti keluarnya darah yang banyak sehingga sering disalahartikan sebagai perdarahan pra-persalinan akibat plasenta previa (plasenta tumbuh menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir).

4. Ada beberapa nyeri yang terjadi dalam kehamilan, tetapi tidak berkaitan dengan kondisi kehamilan itu sendiri. Nyeri-nyeri itu antara lain pecahnya kista karena tekanan yang besar pada rahim atau kasus peradangan usus buntu.

Narasumber: dr Yulianti, SpOG, dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta.

(Tabloid Nakita/Utami Sri Rahayu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com