Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denim Lokal yang Semakin Diminati

Kompas.com - 15/12/2010, 10:16 WIB

Kendati usia usahanya masih seumur jagung, agar memiliki kesan berbeda dengan denim lokal lainnya, Agus memberi berbagai sentuhan berbeda. “Kami menambahkan seni lukisan tangan pada saku belakang, sehingga membuat konsep kami sebagai jins pribadi semakin nyata. Ke depan, kami ingin membuat yang lebih pribadi lagi, dimana masing-masing pelanggan boleh menentukan jenis arc, bahan leather patch dan warna rivet yang diinginkan,” jelas Agus, yang ditemani istrinya Ike Angelia.

Dengan modal sekitar Rp 50 juta, cerita Agus, “Kami mengawali dengan membuat 20 lusin jins dan dijual melalui Facebook. Syukur, tanggapannya sangat positif sehingga kami semakin yakin untuk menekuni usaha ini. Baru beberapa bulan belakangan ini kami punya toko di fX, Jl. Sudirman, Jakarta."

Agar usahanya semakin besar, “Kami akan membuat beragam apparel seperti t-shirt, jembre, dan lain-lain. Bahan denim ini sangat bisa dibentuk menjadi apa pun. Itu membuat kami kreatif bepikir untuk membuat apa lagi dari bahan ini,” jelas lulusan Jurusan Bisnis di sebuah universitas swasta di Jakarta ini.

Pertemanan, menurut Agus, juga sangat penting dalam membuat usahanya untuk bisa dikenal dan diterima masyarakat. “Di antaranya komunitas bikers. Kami akan membuat jins dengan bahan tebal dengan berat 19 ons. Cuma kendalanya, sejauh ini masih ada di mesin karena belum ada mesin yang bisa menjahit bahan setebal itu. Kendala lainnya, soal iklim. Pasti panas sekali kalau dipakai di sini. Makanya produk jins ini sebenarnya cocok untuk pengendara motor, terutama motor besar.”

Agus bersyukur, Sober Denim bisa menjadi pilihan alternatif bagi pecinta denim. “Karena saya juga pecinta denim, saya sendiri yang mendesain produk-produk Sober,” ucapnya.

Harga Sober denim, kata Agus, berkisar Rp 375 ribu sampai Rp 500 ribu. “Nantinya akan ada produk dengan harga yang lebih mahal lagi karena kami ingin mengeluarkan produk premium. Dengan bahan dan kualitas yang pastinya lebih baik,” janji Agus menutup perbincangan.

Mischief Denim, kolaborasi artis kelas dunia
Di antara merek produk denim lokal yang ada, Mischief ternyata sudah sudah ada sejak tahun 2006. Christian Hartana (27) sang pemilik, memulai usahanya di Bandung, Jawa Barat, yang terkenal sebagai pusat mode Indonesia.

Lulusan sebuah universitas swasta di Bandung ini memulai usahanya dengan modal Rp 1 juta. “Di tahun 2006, yang bermain di bisnis denim lokal di Bandung belum banyak. Saat itu kami masih memproduksi sedikit. Baru di tahun 2007 kami membuat produksi massal,” ungkap pria yang akrab disapa Chris ini.

Untuk menjaring pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama, banyak hal yang dilakukan Chris. “Di antaranya, kami selalu memberikan produk yang berbeda sebanyak empat kali dalam setahun. Kadang ada tema tersendiri dan berkolaborasi dengan artis grafis. Untuk kolaborasi ini, sudah kami lakukan sebanyak dua kali. Oktober 2010 nanti kami akan bekerjasama dengan seorang artis asal Singapura yang pernah berkolaborasi dengan produk Nike. Bahan yang digunakan berasal dari Jepang, handmade, pewarnaan menggunakan teknik hand dye, bahan organik dan menggunakan katun berkualitas nomor satu berasal dari Zimbabwe, Afrika. Peluncuran produknya akan dilakukan di Jakarta dan Bandung,” jelas pria lajang ini.

Sayangnya, Chris masih merahasiakan soal produk kolaborasi ini. Chris pun enggan menyebutkan nama sang artis grafis demi menjaga kejutan yang akan diberikan Mischief.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com