Bangko, Kompas -
Pantauan Kompas di Jambi, Jalur Lintas Tengah Sumatera di Kabupaten Sarolangun, Bungo, dan Merangin, Sabtu-Minggu (9/1), hampir setiap SPBU di jalur tersebut memasang tanda ”Solar Habis” dan ”Premium Habis”.
Ahmad Subkhi, sopir angkutan umum jurusan Kota Bangko- Sungai Manau, mengatakan, belakangan ini dia harus mengantre lama di SPBU di Kota Bangko. ”Antreannya panjang untuk bisa membeli premium,” katanya.
Menanggapi keluhan itu, Munari, Manajer SPBU, mengatakan, pasokan premium dan solar tidak stabil. ”Pada masa Natal dan Tahun Baru lalu, pasokan dari Pertamina Jambi meningkat dari biasanya 50.000 liter per hari menjadi 60.000 liter. Tetapi, setelah itu, pasokan terus menurun. Kebutuhan premium di SPBU ini 50.000 liter per hari, tetapi hanya dipasok 40.000 liter. Sedangkan kebutuhan solar yang 30.000 liter hanya dipasok 20.000 liter,” ujarnya.
Selain berkurangnya pasokan, lanjut Munari, distribusi premium dan solar juga sering terlambat. Sabtu lalu, misalnya, premium yang semestinya tiba di SPBU pukul 16.00 WIB, baru tiba pukul 21.00.
Manajer Pemasaran BBM Pertamina Jambi Syarif mengatakan, bukan mustahil kelangkaan itu berkaitan dengan isu akan naiknya harga solar dan premium bulan ini. Namun, ia juga mengakui, kerusakan jembatan di dekat Muara Tembesi telah mengakibatkan distribusi BBM menuju Kota Bangko dialihkan dari Pauh ke Tebo. ”Pengalihan jalur ini membuat jarak lebih jauh dan waktu tempuh lebih lama,” paparnya.
Dari Padang, Sumatera Barat, dilaporkan, langkanya premium di Mentawai beberapa hari terakhir ini, antara lain, akibat pasokan tidak lancar. Agen tunggal BBM Pertamina di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Soritua Hutagalung, mengaku, seorang kapten kapal—dari dua kapal yang dimilikinya—sedang bermasalah. ”Kapten kapal saya yang kapasitas 56 ton (satu kapal lainnya berkapasitas 71 ton) ada masalah hukum karena mengangkut penumpang ke kapal. Ia sedang banding atas hukuman enam bulan yang dijatuhkan,” katanya