KOMPAS.com — Fakta memang menunjukkan sejak pemberlakukan ASEAN China Free Trade Area (ACFTA) berlaku pada 1 Januari 2010, limpahan produk China yang masuk ke Tanah Air tak terbendung. Sudah barang tentu, hal tersebut berdampak pada produk lokal yang ikut bersaing di pasaran. Menurut Presiden Direktur ACE Hardware Prabowo Widyakrisnadi, produk China terhitung memiliki banyak keunggulan ketimbang produk lokal. Dari segi kuantitas bisa begitu banyak. Termasuk dari jenis.
Sementara, makin hari, kualitas produk China juga makin membaik. Makanya, harganya pun kian bersaing dengan produk lokal. "Komposisi jenis produk yang kami jual memang 80 persen buatan China," aku Prabowo yang didampingi salah seorang komisaris independen ACE Hardware Letnan Jenderal (Purn) TNI Tarub dan konsultan Tjiptono Darmadji, saat peresmian gerai ACE Hardware di Mal Living World, Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan pada Jumat (18/2/2011).
Kendati demikian, Prabowo mengakui kalau pihaknya berupaya mengakomodasikan masuknya produk lokal ke dalam bisnis perkakas yang tengah berjalan di bawah kelompok Kawan Lama ini. Sebagai wujudnya, kata Prabowo, pihaknya tengah merancang gerai konsep baru. Namanya Pendopo. "Ini gerai konsep untuk barang lokal," ujarnya.
Kalau tak ada aral melintang, lanjut Prabowo, pembukaan Pendopo terlaksana pada Maret tahun ini. Lokasi pertama ada di Mal Living World. Rencananya, Pendopo menempati areal seluas 6.000 meter persegi.
Sementara itu, produk lokal yang akan mendominasi Pendopo adalah ragam batik dan kerajinan. Prabowo mengakui, batik adalah produk lokal unggulan yang paling menarik minat konsumen. Berikutnya adalah produk kerajinan, khususnya yang terbuat dari kayu. "Produk kerajinan dari kayu yang utama di Pendopo nantinya adalah furnitur," demikian Prabowo Widyakrisnadi.
Selanjutnya, masih menurut Prabowo, ACE Hardware teranyar di mal tersebut mengusung konsep gaya hidup. Ada 75.000 produk yang memenuhi pajangan di lokasi seluas 15.000 meter persegi.