Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Tradisional Madura Bisa Punah

Kompas.com - 25/02/2011, 20:59 WIB

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Motif batik tradisional Madura, Jatim, bisa punah, jika para perajin dan pengusaha batik tergiur mengikuti tren motif batik soft, yakni motif batik yang cenderung diminati pasar akhir-akhir ini.

"Motif batik dengan warna dan tulisan yang soft akhir-akhir ini memang yang paling banyak diminati oleh konsumen batik tulis," kata pengusaha batik asal Pamekasan, Madura, Surayya Salla.

Motif batik ini, kata dia, merupakan jenis motif batik yang sudah tidak membedakan etnik antara satu daerah dengan daerah lain. Seperti motif batik tulis Madura, Solo dan Yogyakarta.

"Artinya motif batik tulis soft ini sudah lintas daerah dan lintas etnik," terang Surayya, Jumat (25/2/2011).

Di satu sisi, sambung dia, keinginan pasar yang seperti itu memang cenderung menguntungkan, karena para pedagang dan perajin batik memiliki kesempatan yang sama untuk memasarkan hasil kerajinannya. Namun disisi lain, identitas daerah cenderung punah.

Padahal, kata Surayya yang juga aktivis Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) ini, batik, khususnya batik tulis bukan hanya hanya kerajinan semata, namun juga merupakan karya seni dan hasil kreasi budaya anak bangsa.

"Jika identitas daerah hilang, seiring dengan kecenderungan pasar global yang diinginkan para konsumen batik, maka nilai budaya juga akan luntur," ucap Surayya.

Sebagian perajin yang masih memiliki kepedulian mempertahankan identitas etnik daerah, kini tetap berupaya memasukkan identitas daerah terhadap motif batik yang menjadi keinginan pasar akhir-akhir ini.

"Kalau kami tetap berupaya memasukkan sedikit motif batik Madura dengan menambah gambar bunga berwarna terang seperti ini," paparnya sambil menunjuk jenis unsur bunga yang menurutnya sebagai identitas etnik batik tulis Madura.

Batik bermotif soft, yang kini menjadi kecenderungan permintaan pasar, sebenarnya merupakan fase ketiga dalam pasaran dunia batik di Indonesia dan dalam skala internasional.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com