Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vera Lasut dan Hantu-hantu Itu....

Kompas.com - 11/04/2011, 09:07 WIB

KOMPAS.com - "Saya suka film horor, thriller, dan film-film gelap seperti Friday The 13th. Ceritanya seru, bo,” ujar Vera (28), yang sering menambahi setiap ujung kalimatnya dengan ujaran bo.

Karena suka, Vera akhirnya tertarik memproduksi sendiri film yang bikin penonton tegang dan takut berjudul Perfect House. Film yang mengambil lokasi shooting di sebuah vila angker di Puncak, Jawa Barat, itu masih dalam tahap pascaproduksi.

Selasa (5/4/2011) siang Vera mengedit film tersebut di rumahnya di kawasan Sinabung, Jakarta Selatan. Dia tidak mau bercerita banyak tentang kisah film tersebut. ”Masih rahasia, bo. Yang jelas ini film psycho thriller,” kata Vera yang akan membawa film itu ke beberapa festival di luar negeri sebelum diputar di Indonesia.

Perfect House merupakan film pertama yang diproduksi VL Production, perusahaan film yang didirikan Vera Lasut tahun 2011. Namun, jejaknya di dunia film horor telah dia mulai sejak tahun 2008. Ketika itu dia tampil sebagai pemain dalam film Kereta Setan Manggarai produksi Mitra Pictures.

Selanjutnya, Vera memilih peran di balik layar. Tahun 2009 dia menjadi associate producer untuk tiga film horor produksi Maxima Pictures, yakni Setan Budeg, Mati Suri, dan Susuk Pocong.

Kenapa film horor? ”Ya, karena film jenis ini disukai banyak orang. Pasarnya juga luas tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh Asia,” ujar Vera lincah.

”Film vampir China yang aneh dan jalannya lompat-lompat saja di Indonesia laku, padahal enggak ada setan macam begitu di sini,” ucap Vera yang pernah ikut memasarkan film-film nasional ke luar negeri terutama Hongkong.

Jadi, lanjut Vera, film dedemit lokal seperti kuntilanak dan pocong sebenarnya punya peluang diekspor ke luar negeri asalkan ceritanya menarik. ”Setannya boleh apa saja, yang penting ceritanya oke,” tuturnya.

Namun, kenapa setan lokal tetap kalah pamor dibandingkan setan luar negeri? Vera menjawab dengan mengutip lelucon di sosial media. ”Bagaimana enggak kalah pamor, pocong cuma pakai kain kafan, sementara vampir pakai jas lengkap, ha-ha-ha,” ujar Vera diikuti tawa berderai.

Model dan film
Sebelum menekuni dunia film, Vera malang melintang di dunia model. Dia menjadi model berbagai produk mulai batik, sabun, furnitur, baju pengantin, otomotif, supermarket, minuman berenergi, es krim, sampai perumahan. Wajahnya menghiasi banyak lembar majalah, koran, hingga papan reklame di pinggir jalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com